Langsung ke konten utama

Postingan

Hujan Pagi

Hujan Pagi Puisi: Yant Kaiy   gemetar sekujur tubuhku menyerap hawa pagi menusuk terasa lunglai mengerjakan apa saja di sekitar tak deras basahnya ke permukaan tanahku tengadah langit dedaunan bergoyang tanpa arah, hanya nyanyiannya terdengar lembut kerinduan benar menghujam ke lambung suasana perkampunganku angin kian kencang menerpa segala apa yang ada di depannya lamunanku seketika terjaga menangkis kebimbangan sungguh dahsyat meledak tanpa tedeng aling - aling, membuncah berapi - api, bergelora senyum pagi membahagiakan kami yang terlelap bersama setakir asa   kambing - kambingku enggan mengeluarkan tubuhnya makan pun sedikit sekali hanya selembar dedaunan dikunyahnya sesekali kucing - kucingku menggeliat lapar sedangkan jatah baginya te lah dihabiskan tadi malam menjelang tidurnya aku hampir menitikkan airmata tatkala bersirobok pandangan kami tak tega hati menatapnya dalam - dalam pagi ini hati benar - benar menderita tak tentu kemana kumenga

Kinerja PT Pegadaian Pasongsongan Lamban

Suasana di PT Pegadaian Cabang Ups Pasongsongan. Apoymadura, Sumenep – Lambannya kinerja PT Pegadaian (Persero) Cabang Ups Pasongsongan Kabupaten Sumenep membuat para costumer banyak yang kecewa. Apalagi ada diantara mereka membawa anak kecil. Suasana itu terlihat tadi siang, Senin (26/10/2020). “Saya sudah lebih 30 menit ada di sini. Semestinya urusan memperpanjang masa gadai tidak lama. Kalau mau gadai, mungkin kita maklum karena barang harus ditaksir dulu,” ujar wanita pakai masker berasal dari Desa Lebeng Barat pada apoymadura.com bernada sangat kecewa. Salah seorang wanita dengan anak kecil berasal dari Desa Dempo Barat Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan juga tampak kesal dengan pelayanan PT Pegadaian Ups Pasongsongan. “Saya mungkin akan berpikir ulang untuk kembali ke pegadaian di sini. Karena pegadaian swasta sekarang banyak. Saya punya banyak kesibukan. Jadi waktu bagi saya sangat berarti,” tukas wanita pakai baju terusan hitam. (Yant Kaiy)

Tradisi “Molotan” Dusun Sempong Barat

Hendun Diana (tengah) sedang melantunkan shalawatan. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Kaum muslim di beberapa pelosok negeri ini setiap tahun, tepatnya tanggal 12 Rabiul Awal senantiasa merayakan  Maulid Nabi Muhammad SAW. Tak terkecuali di Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Ada yang beda dalam perayaan kelahiran nabi terakhir di dusun ini. Karena masyarakat di dusun paling selatan di Desa Pasongsongan tersebut ingin juga memeriahkan Molotan kendati keuangan pas-pasan, maka menu hidangan pun ala kadarnya. “Seperti tahun-tahun sebelumnya, perayaan Molotan di dusun saya dilaksanakan sangat sederhana. Yang jelas, dari rumah ke rumah perkumpulan Dzikrul Ghofilin secara bergantian mengumandangkan shalawatan setiap malamnya,” terang Hendun Diana kepada apoymadura.com. Minggu (25/10/2020). Istri dari Ustadz Abdul Azis ini menambahkan, maksud sederhana di sini, tuan rumah cukup menyediakan secangkir kopi dan ketela pohon rebus. “Kalau di tempat l

Menurunkan Angka Kematian Bayi (Bagian II)

Artikel Kesehatan: Yant Kaiy Dengan membiasakan diri ke dokter, seorang ibu akan mendapat nas i hat-nas i hat yang berorientasi pada masalah ibu serta anak. Dan yang sangat penting diberinya imunisasi TT (TetanusTaxoid) untuk mencegah terjadinya salah satu penyebab kematian bayi. Setelah melahirkan, seorang ibu dituntut pula supaya melakukan pemeriksaan rutin ke tempat-tempat pelayanan kesehatan. Keaktifan tersebut akan berpengaruh untuk menghindarkan bayi dari penyakit - penyakit yang menyebabkan kematian. Ketika bayi usia 0 sampai 11 bulan, ibu harus mengimunisasikan bayi secara lengkap yaitu : BCG (untuk penyakit TBC) sekali, 7 DPT (Dipthery, Pertuis - Tetanus) , serta Polio masing-masing tiga kali, dan campak sebanyak satu kali . Yang perlu diperhatikan adalah mencegah bayi dari keadaan diare dan menyediakan z at besi dan vitamin A guna kesehatan bayi tersebut. Ibu dianjurkan memberi ASI. Menyusui, tidak sama dengan memberikan makan . Sebab ASI menyedia

Menurunkan Angka Kematian Bayi (Bagian I)

Artikel Kesehatan: Yant Kaiy K enyataan telah membuka mata bahwa Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia masih tertinggi dibanding dengan n e gara-negara ASEAN lainnya . Akhir Pelita IV AKB cukup tinggi yaitu 74 per 1.000 kelahiran bayi yang hidup. Suatu harapan nanti: pada 2000 AKB di Indonesia harus dapat ditekan hingga mencapai 45 per 1.000 kelahiran bayi yang hidup . Selain mengurus anak i bu juga dituntut memeliha r a pertumbuhan fisik dan mental serta intelektualnya. Kesehatan ibu merupakan faktor utama untuk menurunkan AKB. Tinggi rendahnya AKB, tak lepas dari upayanya baik sebelum maupun saat melahirkan . Upaya terbaik untuk menurunkan AKB yaitu dengan menunda atau mendewasakan usia perkawinan. Sebab dengan pendewasan itu (anjuran usia perkawinan 20 sampai 30 tahun) akan mengurangi resiko kematian ibu dan bayi. Di atas 20 tahun, wanita mempunyai kemampuan fisik, mental, serta sosial ekonominya relatif lebih baik, sehingga lebih siap untuk melahirkan. A