Hujan Pagi
Hujan Pagi
Puisi:
Yant Kaiy
gemetar sekujur tubuhku menyerap hawa pagi menusuk
terasa lunglai mengerjakan apa saja di sekitar
tak deras basahnya ke permukaan tanahku tengadah langit
dedaunan bergoyang tanpa arah, hanya nyanyiannya terdengar lembut
kerinduan benar menghujam ke lambung suasana perkampunganku
angin kian kencang menerpa segala apa yang ada di depannya
lamunanku seketika terjaga menangkis kebimbangan sungguh dahsyat
meledak tanpa tedeng aling-aling, membuncah berapi-api, bergelora
senyum pagi membahagiakan kami yang terlelap bersama setakir asa
kambing-kambingku enggan mengeluarkan tubuhnya
makan pun sedikit sekali hanya selembar dedaunan dikunyahnya
sesekali kucing-kucingku menggeliat lapar
sedangkan jatah baginya telah dihabiskan tadi malam menjelang tidurnya
aku hampir menitikkan airmata tatkala bersirobok pandangan kami
tak tega hati menatapnya dalam-dalam
pagi ini hati benar-benar menderita tak tentu kemana kumengadu
lantaran aku dilahirkan juga dari penderitaan, tak pernah ada menganggapnya bahwa hal itu sungguh menyakitkan
tak pernah ada… kecuali cemooh membelenggu kemerdekaanku
dalam tekadku selalu membara tumbangkan semua yang berbau nestapa
tapi apa daya kerjaku hanya melamunkan yang tidak-tidak
hasil kerjaku hanya cukup untuk merokok, selebihnya tiada
barangkali semua orang memandangku penuh kesombongan
namun hati tak pernah bersikap begitu pada setiap orang
itu hanya anggapan mereka, benci pada duniaku sekadar memuji
menyanjungnya di belakangku
tapi bagiku hal itu biasa saja teralami saban hari
sehingga kutidak merasa heran atas pagi, menitikkan airmatanya.
Madura, 03/12/1992
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.