Menurunkan Angka Kematian Bayi (Bagian II)



Artikel Kesehatan: Yant Kaiy

Dengan membiasakan diri ke dokter, seorang ibu akan mendapat nasihat-nasihat yang berorientasi pada masalah ibu serta anak. Dan yang sangat penting diberinya imunisasi TT (TetanusTaxoid) untuk mencegah terjadinya salah satu penyebab kematian bayi.

Setelah melahirkan, seorang ibu dituntut pula supaya melakukan pemeriksaan rutin ke tempat-tempat pelayanan kesehatan. Keaktifan tersebut akan berpengaruh untuk menghindarkan bayi dari penyakit-penyakit yang menyebabkan kematian.

Ketika bayi usia 0 sampai 11 bulan, ibu harus mengimunisasikan bayi secara lengkap yaitu: BCG (untuk penyakit TBC) sekali, 7 DPT (Dipthery, Pertuis - Tetanus), serta Polio masing-masing tiga kali, dan campak sebanyak satu kali. Yang perlu diperhatikan adalah mencegah bayi dari keadaan diare dan menyediakan zat besi dan vitamin A guna kesehatan bayi tersebut.

Ibu dianjurkan memberi ASI. Menyusui, tidak sama dengan memberikan makan. Sebab ASI menyediakan gizi serta vitamin yang lengkap untuk perkembangan kesehatan bayi. Ibu juga tidak diperbolehkan menggunakan obat tanpa konsultasi dulu dengan dokter atau petugas kesehatan yang berwenang.

Di Indonesia setiap tahun terjadi kematian sebesar 1 15 juta, 27 % diantaranya adalah kematian bayi dan 16 % adalah kematian balita. Kematian neonatal sebesar 40% karena penyakit tetanus Neonatorum dan beberapa gangguan perinatal. Kematian bayi yang berumur 1 sampai 11 bulan disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD31) sebesar 20 persen.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Puffer (1983), bayi dengan BBLR yaitu kurang dari 2.500 gr mempunyai resiko kematian 5 sampai 9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang beratnya 2.500 sampai 2.999 gr. Data yang tercatat oleh Puffer bahwa prosentase bayi dengan BBLR dari seorang ibu yang berumur kurang dari 20 tahun besarnya dua kali lipat dibandingkan dengan ibu yang berumur 20 sampai 29 tahun.

 

Diolah dari berbagai sumber

Publish: Koran Karya Darma (29/6/1992)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Cara Penggunaan Ramuan Banyu Urip Sesuai Anjuran MS Arifin

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Abah Asep, Perjalanan Panjang Sang Pejuang Herbal Therapy Banyu Urip

Gondo Topo: Perpaduan Pijat Saraf dan Ramuan Herbal di Bondowoso