Langsung ke konten utama

Postingan

Sabun dari Hotel

Cerpen: L Surajiya Istriku marah-marah dan cemburu. Persoalannya sederhana. Istriku hanya menemukan sabun di tas pakaianku, sehabis pulang dari mengisi workshop batik di luar kota. Seperti biasa, saat workshop, aku hanya menerangkan langkah-langkah proses membatik. Mulai dari persiapan bahan dan alat,  membuat desain, memindah pola ke bidang kain, mencanting, mewarnai tehnik celup, sampai nglorot, langkah terakhir. Tetapi jika waktunya pendek dan tidak cukup untuk proses di atas, kadang hanya praktek sederhana. Tidak perlu membuat desain dalam kertas, melainkan langsung di kain, dicanting, diwarnai -bisa celup atau pewarna remasol-, dilorot, dan kadang hanya dengan satu warna, yang terpenting adalah para peserta tahu dan memahami betul tentang bahan dan alat, cara menggunakannya dari awal sampai hasil akhir. Biasanya hanya membuat sapu tangan atau syal, jikalau memang ada keterbatasan waktu. Harapannya, sehabis pelatihan bisa dipraktekkan sendiri.              Aku mengisi a

Mengenal Seniman Akhmad Jasimul Ahyak

Akhmad Jasimul Ahyak (Foto: apoymadura.com) Catatan: Yant Kaiy Warga Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura sudah mengenal Akhmad Jasimul Ahyak sebagai seniman kontemporer. Ia mengawali karier seninya sebagai perupa. Kami saling mengenal sejak di bangku SMAN 1 Ambunten Kabupaten Sumenep. Setelah lulus SMA, saya menggeluti dunia sastra, sedangkan Akhmad Jasimul Akhyak menggeluti seni lukis. Kami berbeda arah tapi satu jurusan. Saat ini, disamping kesibukannya mengajar di Madrasah Aliyah Itmamunnajah Pasongsongan dan menulis di apoymadura.com, beliau juga disibukkan undangan melukis dinding sekolah dan taman baca di beberapa kantor pemerintah dan swasta. Beliau juga kerapkali diminta membuat taman pada rumah-rumah pribadi dengan tidak meletakkan tarif terlalu tinggi. Baginya jadi perupa adalah bagian melatih mental sabar dan bersyukur terhadap Ilahi atas bakat yang diberikan kepada dirinya. Kalaupun dia mau bayaran mahal tentu itu amat mudah. Tapi batinn

Khotmil Qur’an dan Istighasah LP Ma’arif Pasongsongan

Akhmad Jasimul Ahyak paling kanan beserta jamaah Khotmil Qur'an dan Istighasah. Apoymadura, Sumenep – Tradisi dari tahun ke tahun yang berlaku di Lembaga Pendidikan Ma’arif Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep sampai sekarang yakni selalu menyelenggarakan acara “Khotmil Qur’an dan Istighasah”. Acara ini tetap dipertahankan sebagai bagian tradisi para pengikut ahlussunnah wal jamaah. Seperti tadi pagi, Minggu (5/7/2020), bertempat di salah satu ruangan sekolah diselenggarakan sebuah wujud permohonan/doa bersama kepada Allah SWT. “Acara ini merupakan agenda tahunan dari Lembaga Pendidikan Islam (LPI) kami yang berada di bawah naungan LP Ma’arif. Sekaligus menjelang kelulusan dan penerimaan siswa baru,” terang Akhmad Jasimul Ahyak, salah seorang guru kepada apoymadura.com di sela-sela acara.   Dewan guru di Lembaga Pendidikan Ma'arif Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Lelaki berkacamata itu menambahkan, acara “Khotmil Qur’an dan Istighasah

SDN Pasongsongan IV, Menyambut Peserta Didiknya

Perupa Akhmad Jasimul Ahyak sedang melukis dinding kelas di SDN Pasongsongan IV. Apoymadura, Sumenep – Dalam rangka menyambut kehadiran peserta didik baru dan kembali dimulainya kegiatan belajar-mengajar di SDN Pasongsongan IV Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, maka dipandang perlu adanya perubahan suasana baru di sekolah. Salah satunya dengan menghias ruang kelas dengan gambar-gambar edukatif. Kepala SDN Pasongsongan IV, H. Akh. Busri, S.Pd, M.Pd mengambil inisiatif mengundang perupa asli Pasongsongan Akhmad Jasimul Ahyak untuk memberikan sentuhan-sentuhan lukisan dinding sekolah sebagai upaya agar para murid merasa betah belajar. Ketika apoymadura.com berkunjung ke sekolah yang berlokasi di sebelah selatan Lapangan Sawungggaling Pasongsongan, tampak perupa Akhmad Jasimul Ahyak sedang menuangkan kreativitasnya. Ia dibantu oleh beberapa guru honorer di situ. “Saya tidak memberikan tarif mahal dalam berkarya.  Yang penting saya akan sangat puas bila lukisan-luk

Ongkos Tukang Cangkul di Pasongsongan

Buruh cangkul dari Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Catatan: Yant Kaiy Tahun ini saya menanam tembakau di ladang terbuka dengan jenis tanah berwarna merah. Berlokasi di Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Ada sebanyak 5000 bibit tembakau yang saya tanam. Proses menanam tembakau cukup panjang juga. Mulai tanah digemburkan pakai hand tracktor, kemudian tanah dicangkul. Di bekas cangkulan itu diberi pupuk kotoran sapi, barulah ditanami bibit tembakau. Setelah tumbuh segar lalu dicangkul lagi di kanan-kiri tanaman tembakau tadi agar air tidak mengalir kemana-mana ketika disiram. Sedangkan pemupukan harus seimbang supaya tanaman tembakau kualitasnya cukup baik. Ongkos tukang cangkul di daerah kami berkisar Rp 40.000,-. Bekerja mulai terbit matahari sampai adzan dhuhur. Lumayan murah. Saya terjun juga mencangkul, sekadar menemani buruh cangkul di bawah sengatan matahari kemarau terasa membakar tubuh. Saya tida