Langsung ke konten utama

Postingan

Covid-19: Ancaman Maut dan Kebohongan

Grafis: Akhmad Jasimul Ahyak Opini: Yant Kaiy Ditetapkannya Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura sebagai daerah yang berada di lingkaran zona merah, memunculkan banyak argumen dari para tokoh publik. Pro-kontra dari komentar mereka menatalkan kisruh yang berimbas pada metamorfosa tatanan sosial budaya kehidupan masyarakat di sekitar tempat tinggal pasien Covid-19. Pada Minggu (28/6) Humas Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumenep, Ferdiansyah Tetrajaya dalam konferensi pers menyatakan, ada seorang remaja perempuan berasal dari Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Sumenep berusia 15 tahun dinyatakan positif terpapar virus corona. Otomatis masyarakat luas percaya dengan pernyataan Ferdiansyah Tetrajaya lantaran sebagai corong pemerintah. Sontak kabar tersebut mendapat perhatian publik, utamanya para tetangga pasien Covid-19. Kegemparan itu tiba-tiba drastis senyap seiring adanya “kebohongan” dan kejanggalan dalam perlakuan terhadap pasien. Kronologi “

Bongkar Pasongsongan di Zona Merah Covid-19

  Opini: Yant Kaiy Dengan beredarnya kabar yang menghentakkan perhatian publik kalau ada salah satu warga Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep yang terpapar virus corona. Kabar ini membuat banyak orang di lingkungan pasien menjadi khawatir. Bahkan ada diantara mereka sempat panik. Terbayang di benak para warga tetangganya tentang dekatnya ajal seseorang bila divonis positif Covid-19. Memang kewaspadaan itu sangat penting agar kita berperilaku sesuai dengan anjuran ahli medis dan pemerintah yang tertuang dalam protokol kesehatan. Supaya penyebaran virus terkutuk itu tidak semakin merajalela keberadaannya di bumi pertiwi. Namun ketika saya mencoba menghubungi beberapa tetangga pasien Covid-19 di Desa Panaongan Pasongsongan, menurut mereka ada beberapa poin kejanggalan terjadi. Tidak sesuai dengan pemberitaan yang beredar selama ini. Pihak nara sumber keberatan namanya dipublikasikan. Ia menulis via sosial media kepada saya. Begini: 1. Ada pemberita

“Relawan Hairul Anwar” Mengepakkan Sayapnya

  Opini: Yant Kaiy   Sudah ada sinyalemen kalau “Relawan Hairul Anwar” akan berlabuh ke Fattah Jasin. Sebab jauh hari sebelumnya, aliansi ini telah melakukan komunikasi dengan Bakal Calon Bupati (Bacabup) Sumenep tersebut. Dan saat sekarang aliansi yang dikomandani Hairul Anwar sendiri sudah menyatakan sikapnya secara terbuka mendukung Fattah Jasin secara penuh dalam pesta demokrasi Pilkada Sumenep 2020. Menurut banyak pengamat politik di Kota Keris Sumenep, aliansi “Relawan Hairul Anwar” akan menjadi magnet penghisap suara kalangan millenial lantaran figur Hairul Anwar lagi digandrungi oleh para tokoh pemuda. Tak pelak, dari beberapa kelompok organisasi kepemudaan ditiap-tiap kecamatan bergandengan tangan untuk bisa memenangkan Fattah Jasin. Bahkan ada diantara mereka yang siap mengawal agar penghitungan suara berlangsung jujur dan adil (jurdil) disetiap TPS (Tempat Pemungutan Suara). Kesadaran pribadi dari mereka mendapat atensi luar biasa dari Hairul Anwar. Bahwa di

Relawan Hairul Anwar: Menyibak Asa

Opini: Yant Kaiy Komunitas ini semakin meniscaya dalam memantapkan langkah menuju kemenangan bersama figur terbaik Fattah Jasin. Bahwa masyarakat Kota Keris Sumenep saat ini membutuhkan perubahan fundamental, tentu dengan tatanan pemerintahan yang akuntabel, bersih, dan amanah. Itu akan mereka dapatkan pada sosok Fattah Jasin yang sarat pengalaman memimpin anak buahnya di lingkungan pemerintahan. “Relawan Hairul Anwar” semakin yakin kalau mereka akan membawa kelompok lain yang sepaham bahwa Sumenep harus berubah dan berbenah menyongsong masa depan penuh gemilang. Optimisme ini mulai menjalar kepada mereka yang mengerti tentang makna kualitas seorang pemimpin masa depan. Bukan calon pemimpin yang sekadar memiliki kuantitas. Sumenep tidak boleh stagnan pada arah kebijkan yang pro-rakyat, pro-kesejahteraan bagi semua kalangan. Tujuan itu bakal tercapai jika pemimpinnya punya kapabilitas mumpuni untuk menciptakan masyarakat adil dan makmur. Hairul Anwar sebagai pencetu

Kesejahteraan dan Ancaman Maut (Tanggapan Tulisan MH.Said Abdullah)

Opini: Yant Kaiy MH. Said Abdullah dalam tulisannya, “Efektivitas Kepemimpinan Daerah” yang dipublikasikan Koran Madura, edisi 25 Juni 2020, sangat menarik bagi saya. Karena kita tahu beliau adalah Ketua Badan Anggaran DPR RI saat ini. Terus terang, saya orang tidak pintar dan bukan seorang ahli di bidang ekonomi karena pendidikan saya hanya sampai di bangku SMA. Saya hanya sebagai pemerhati sosial yang berdomisili di Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, ingin juga menuliskan potret “pilu” masyarakat akar rumput di lingkungan kami di tengah pandemi Covid-19. Perlu diketahui, mayoritas warga di daerah kami mengais rejeki di laut sebagai nelayan. Mereka mempertaruhkan nyawanya demi menghidupi anak-istrinya. Mereka tidak mempedulikan maut yang senantiasa mengancam jiwanya selama berada di tengah laut. Bahkan terdengar falsafah ekstrim dari mereka: Seorang nelayan lebih takut lapar ketimbang maut. Bukannya para nelayan itu berani terhadap