Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Sejarah

Dibalik Kisah Sang Waliyullah Syekh Ali Akbar Pasongsongan

Foto surat tanah dari Raja Sumenep untuk Syekh Ali Akbar Pasongsongan ini saya peroleh dari salah seorang pegawai Kecamatan Pasongsongan Sumenep pada 2014. [Dokumen pribadi: Yant Kaiy] Catatan: Yant Kaiy Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin, seorang ulama dan tokoh agama terkemuka, lahir pada tanggal yang belum diketahui dengan pasti, namun wafat pada tanggal 14 Jumadil Akhir tahun 1000 Hijriah. Ia dikenal sebagai paman dari Raja Sumenep, yaitu Bindara Saod. Ibunda Raja Bindara Saod, Nyai Nairima saudara sepupu dengan Syekh Ali Akbar. Kehidupan dan pengabdiannya memberikan dampak yang signifikan terhadap perkembangan agama dan budaya di daerah Pasongsongan, Sumenep, dan sekitarnya. Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin memiliki peran yang penting dalam pengembangan agama Islam dan pendidikan di daerahnya. Beliau adalah seorang ulama yang sangat dihormati dan dihargai oleh masyarakat setempat. Bijaksana dalam mengambil sebuah keputusan. Kepemimpinannya dalam bidang agama tidak hanya m

Manfaat Mengenal Sejarah Tanah Kelahiran Sendiri

Catatan: Yant Kaiy Sejarah merupakan jendela yang menghubungkan masa lalu dengan kini, memberikan wawasan yang berharga tentang asal usul dan perkembangan suatu tempat. Mengenal sejarah tanah kelahiran sendiri bukan hanya sekadar mengetahui fakta-fakta masa lalu, tetapi juga memiliki manfaat yang mendalam bagi individu dan masyarakat secara keseluruhan. Berikut adalah beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari mengenal sejarah tanah kelahiran sendiri: 1. Memahami Akar Identitas Mengenal sejarah tanah kelahiran membantu seseorang memahami akar identitasnya. Mengetahui asal-usul nenek moyang, peristiwa penting yang terjadi, serta nilai-nilai yang dianut oleh generasi sebelumnya dapat membentuk pemahaman yang lebih mendalam tentang siapa kita sebagai individu dan bagaimana kita terhubung dengan masyarakat di sekitar kita. 2. Mengapresiasi Warisan Budaya Sejarah tanah kelahiran mencerminkan keragaman budaya dan tradisi yang telah ada sejak zaman dulu. Dengan memp

Pentingnya Mengetahui Sejarah Syekh Ali Akbar Pasongsongan

Daun pintu yang menerangkan tentang wafat Syekh Ali Akbar dan gelar yang diberikan Raja Sumenep. [Foto: Yant Kaiy] Penulis: Yant Kaiy Di Sumenep Madura, asta adalah tempat kuburan para tokoh Islam zaman dahulu yang memiliki peran penting dalam banyak hal dan mempunyai karya besar yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas hingga sekarang. Keberadaan tokoh tersebut senantiasa dikenang sepanjang masa lantaran telah mewarnai dunia dengan tinta teladan bijak. Ia menjadi tonggak sejarah bagi peradaban manusia selanjutnya. Sementara tempat kuburan manusia saat ini tidak ada yang disebut asta. Istilah asta menjadi pembeda antara kuburan manusia zaman dulu dan sekarang. Menjadi pembeda antara manusia jahat dan manusia baik di mata agama. Sering pula asta dimaknai sebagai makam orang-orang keramat. Mereka adalah golongan manusia yang mendedikasikan hampir seluruh hidupnya untuk kepentingan umat. Mereka menanggalkan kepentingan pribadinya bila ada kepentingan orang lain yang

Nyai Agung Madiya Pasongsongan, Panglima Perang Wanita Raja Sumenep ke 29

Senjata tombak kecil Nyai Agung Madiya ketika berperang melawan tentara kolonial Belanda. [Foto: Yant Kaiy] Catatan: Yant Kaiy Tidak ada catatan spesifik yang mengangkat sosok panglima perang perempuan berasal dari Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep ini. Kisahnya hanya menjadi cerita dari mulut ke mulut. Dia adalah Nyai Agung Madiya. Bukti peninggalannya berupa senjata berbentuk tombak dan kayu berbentuk tangan manusia. Senjata itulah yang digunakan Nyai Agung Madiya saat melawan penjajah Belanda di tanah Aceh. Orang di luar Pasongsongan tentu banyak yang tidak tahu, siapa sesungguhnya Nyai Agung Madiya. Dialah panglima perang Kerajaan Sumenep semasa kepemimpinan Raja Bindara Saod. Jasa-jasanya yang prestisius perlu kiranya dikenang bagi masyarakat Sumenep. Perempuan berpostur tegap ini adalah puteri kesayangan Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin. Masyarakat Pasongsongan mengenal betul ayahanda Nyai Agung Madiya adalah seorang ulama kharismatik yang cukup

Mengenal Siapa Sesungguhnya Syekh Ali Akbar Pasongsongan

Surat tanah Syekh Ali Akbar Pasongsongan dari Raja Sumenep ke-29, Raja Bindara Saot. [Foto: Yant Kaiy] Catatan: Yant Kaiy Selama ini memang tidak ada literatur yang mengupas tuntas tentang siapa Syekh Ali Akbar. Kendati begitu, kisah tentang keberadaannya sangat besar mempengaruhi sendi-sendi kehidupan masyarakat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Semua keturunan Syekh Ali Akbar punya beragam versi tentang kisah sosoknya. Meskipun begitu, beliau tercatat sebagai peletak dasar-dasar ajaran Islam pertama di sepanjang pesisir utara Pulau Madura. Para ahli sejarah menggolongkan cerita tentang Syekh Ali Akbar sebagai folklor. Kerena selama ini para arkeolog belum menjamah situs peninggalan Syekh Ali Akbar. Seperti surat tanah yang diberikan Raja Bindara Saot kepada beliau. Surat tanah itu sebagai hadiah Raja Bindara Saot kepada Syekh Ali Akbar karena jasa-jasanya yang luar biasa terhadap Kerajaan Sumenep. Tanah yang dimaksud berlokasi di Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pa