Langsung ke konten utama

Postingan

Ta'mir Masjid Jangan Saingi Tuhan

Oleh: Sulaisi Abdurrazaq Api Islam akan terus menyala-nyala jika umat Islam teguh memegang akidah dan mampu membebaskan diri dari belenggu. Belenggu itu adalah hawa nafsu atau keinginan diri sendiri yang mudah menyeret pada  keangkuhan, kesombongan, kepongahan, kecongkakan, fanatisme dan eksklusifisme yang menyebabkan kejumudan Islam. Jumud, karena tidak mau menerima kebenaran yang datang dari luar dirinya. Ia selalu merasa keyakinan dirinya saja yang benar. Mudah menilai negatif pendapat orang lain, reaktif menyikapi masalah, cenderung monolog dan dominatif, tak mau berdialog secara _fair_ dan tenang. Relatif emosional. Sikap-sikap seperti itu sangat berbahaya, karena  cenderung menolak kebenaran _(kufr)_. Karena itu, penekanan pertama ajaran tauhid dalam Islam adalah  meniadakan tuhan, meyakini bahwa tuhan tidak ada _(laa Ilaha)_. Konsep ini disebut dengan negasi _(al-nafy)_. Sikap istikbar atau sombong adalah tirani yang harus dilawan, harus ditiadakan. Sombong adalah si

Mengenal Terapi Gondowangi Bondowoso

Supriyadi saban hari menjual seduhan Ramuan Gondowangi. Satu liter setengah Ramuan Gondowangi ia jual seharga Rp 20.000,- (Foto: Yant Kaiy) Bondowoso,  apoymadura.com –   Tiap pagi dan sore hari, rumah Supriyadi ramai dengan orang-orang yang mencari kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Mereka adalah pasien Terapi Gondowangi yang datang dari berbagai daerah di sekitarnya.  Acapkali ada juga pasien dari luar kota yang menginap. Hal itu dilakukan karena tak mungkin pasien wara-wiri. Lagi pula kalau melakukan rawat inap, kemungkinan akan lekas sembuh dari penyakit yang dideritanya. "Kami menyiapkan kamar khusus bagi pasien yang menjalani rawat inap. Sedangkan kebutuhan makan bisa dikondisikan. Maksudnya, pasien dan keluarga yang mendampinginya bisa membeli makanan sendiri atau kami yang akan menyiapkannya," terang Supriyadi. Jumat (4/11/2022). Tak ada tarif khusus bagi pasien ketika berobat di Terapi Gondowangi ini. Semuanya mengalir seperti biasanya. 

Ramuan Banyu Urip juga Cocok bagi Orang Luar Negeri

MS Arifin (kiri) bersama salah seorang mitra kerja. (Foto: Yant Kaiy) Yogyakarta, apoymadura.com – Heboh. Dunia pengobatan alternatif di tanah air kini ramai membicarakan tentang Therapy Banyu Urip yang bisa menyembuhkan penyakit buta warna. Bahkan banyak pakar kedokteran luar negeri mulai mencermati dan melirik metode pengobatan herbal ini. Penyakit mata yang digadang-gadang tidak bisa disembuhkan menurut para ahli kesehatan tersebut, ternyata di metode Therapy Banyu Urip buta warna dapat disembuhkan. Tak ayal kalau akhirnya banyak pasien buta warna berdatangan ke tempat Therapy Banyu Urip Pusat Yogyakarta. Mereka menggantungkan impiannya setinggi langit pada pengobatan Therapy Banyu Urip. Terbukalah harapan yang dulu tertutup mendung tebal. Ada pula beberapa pasien luar negeri yang telah merasakan keampuhan Therapy Banyu Urip. Pasien tersebut datang dari Malaysia, Singapura, Prancis, Hongkong dan Timor Leste pada September 2022 kemarin. Para bule tersebut sangat

Amazing, Hanya Ramuan Banyu Urip Sembuhkan Buta Warna

MS Arifin, CEO Therapy Banyu Urip International (kiri) bersama Yant Kaiy dari apoymadura.com. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Therapy Banyu Urip merupakan sebuah pengobatan non-medis yang reputasinya tidak diragukan lagi di kancah dunia internasional. Berbagai pengakuan dari banyak orang (personal) dan organisasi atau lembaga swadaya masyarakat dari belahan bumi ini berjamaah menyatakan, bahwa hanya Therapy Banyu Urip satu-satunya penyembuhan buta warna paling dipercaya dan sangat meyakinkan pada hasil akhir pencapaiannya. Ramuan Banyu Urip terbuat dari kandungan alam murni yang berasal dari bumi nusantara. Ramuan Banyu Urip   mampu menyembuhkan penyakit buta warna sampai ke akar-akarnya, permanen dan tidak ada efek samping dalam proses pengobatan dan penyembuhannya. Ditelisik dari proses penyembuhan seorang pasien buta warna, Therapy Banyu Urip terbilang satu-satunya pengobatan yang relatif cepat. Kendati penyakit mata yang tidak bisa membedakan objek berwarna tersebut

Sumenep, Korupsi dan Islam Sontoloyo

Oleh: Sulaisi Abdurrazaq HARI Jadi Sumenep ke-753 tanggal 31 Oktober 2022 menyisakan "sesak nafas". Penyebabnya: tindakan pengurus takmir Masjid Jamik Sumenep dan remaja masjid yang secara heroik dan sekonyong-konyong membubarkan Road Race Bupati Cup pada Ahad (30/10/2022).  Peristiwa ini menarik dan viral, paling tidak karena beberapa hal: _Pertama_, dilakukan oleh pengurus ta'mir masjid Jamik dan remaja mesjid. _Kedua,_ dilakukan tidak dengan cara Islami, melainkan dengan cara vandal: menuangkan bensin di lokasi _road race_ dan mau dibakar jika tidak berhenti, diikuti pekikan *Allahu Akbar.*  Landasannya, kitab fiqh: kesombongan di lawan dengan kesombongan.  Akhirnya, _road race_ dipaksa berhenti, meski legal dan atas izin pemerintah.  Alasan pemaksa: tidak berhenti menjelang shalat dzuhur. Atau dalam makna lain, tidak menghormati waktu shalat dzuhur. _Ketiga,_ secara dramatis, pada dimensi berbeda, dengan nada penuh emosi, ta'mir masjid menyatakan, angg