Langsung ke konten utama

Mengenal Terapi Gondowangi Bondowoso

Supriyadi saban hari menjual seduhan Ramuan Gondowangi. Satu liter setengah Ramuan Gondowangi ia jual seharga Rp 20.000,- (Foto: Yant Kaiy)


Bondowoso, apoymadura.com – Tiap pagi dan sore hari, rumah Supriyadi ramai dengan orang-orang yang mencari kesembuhan dari penyakit yang dideritanya. Mereka adalah pasien Terapi Gondowangi yang datang dari berbagai daerah di sekitarnya. 

Acapkali ada juga pasien dari luar kota yang menginap. Hal itu dilakukan karena tak mungkin pasien wara-wiri. Lagi pula kalau melakukan rawat inap, kemungkinan akan lekas sembuh dari penyakit yang dideritanya.

"Kami menyiapkan kamar khusus bagi pasien yang menjalani rawat inap. Sedangkan kebutuhan makan bisa dikondisikan. Maksudnya, pasien dan keluarga yang mendampinginya bisa membeli makanan sendiri atau kami yang akan menyiapkannya," terang Supriyadi. Jumat (4/11/2022).

Tak ada tarif khusus bagi pasien ketika berobat di Terapi Gondowangi ini. Semuanya mengalir seperti biasanya. 

"Yang penting kesembuhan pasien kami nomor-satukan. Bahkan bagi pasien yang tidak mampu kami bantu dengan ramuan. Karena itulah satu-satunya yang bisa saya berikan. Dalam hal pelayanan, saya tak pernah membeda-bedakan antara pasien kaya dan miskin. Saya ibaratkan kedatangan mereka adalah tamu yang wajib saya sambut dengan hangat. Mereka sama-sama mendambakan kesembuhan," tegasnya.

Ketika ditanya soal kesembuhan orang-orang yang berobat ke tempatnya, Supriyadi menegaskan, bahwa kesembuhan seseorang itu ditentukan oleh kedisiplinan pasien itu sendiri.

"Disiplin dari mengonsumsi Ramuan Gondowangi, beristirahat yang cukup, menjauhi makanan pemicu semakin buruknya penyakit yang diidapnya. Disiplin berpikir rileks dan senantiasa husnudzan. Lebih penting lagi, selalu berkeyakinan bahwa tiap penyakit pasti ada obatnya,” tegas Supriyadi lebih jauh.

Ini memang terdengar mudah, tapi tak jarang orang tergoda hawa nafsunya terhadap hal-hal yang mengakibatkan kian menurunnya tingkat kesembuhan dirinya.

“Satu contoh. Semua orang tahu kalau berolah raga pagi itu sangat baik bagi kesehatan. Tapi sedikit orang yang meluangkan waktunya untuk berolah raga. Atau begadang itu menyebabkan menurunnya tingkat kesehatan bagi seseorang. Namun karena kesenangan dan iseng, ujung-ujungnya terus menurunkan stamina tubuhnya pada titik terendah, sehingga beraneka penyakit menyerangnya dengan cukup mudah,” jelas Supriyadi.

Lelaki yang kesehariannya fokus pada penyembuhan orang sakit ini juga mengingatkan, dengan kedisiplinan begitu maka akan menatalkan power penyembuhan dalam dirinya. Ini penting, membangun mental berpikir positif akan menghalau kekalutan dalam jiwanya.

Berbicara tentang pengobatan di Terapi Gondowongi. Ada dua metode yang Supriyadi aplikasikan terhadap para pasiennya. Yang pertama penyembuhan lewat metode minum ramuan sesuai dengan penyakitnya. Ia lalu menggabungkan dengan metode pijat refleksi, yakni memijat pakai tangan di titik-titik tubuh si pasien.

“Penggabungan dua metode pengobatan ini sangat efektif dalam menyembuhkan penyakit. Biasanya saya memijat pasien terlebih dulu. Setelah itu saya berikan seduhan ramuan hangat pada pasien untuk diminum. Saya juga berikan ramuan gratis untuk diminum di rumah,” terang lelaki lulusan SMAN Bondowoso ini jujur.

Perlu diinformasikan, tempat praktik Terapi Gondowangi yaitu di Desa Mengok RT.04/RW.01 Pujer Bondowoso. Setiap hari buka mulai pukul 05.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB. [Kay]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p