Langsung ke konten utama

Postingan

Launching: LBH Sakera Sumenep Peduli Rakyat Kecil

LBH Sakera Sumenep mengadakan rapat konsolidasi. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep - Konsep keadilan dalam perkara hukum banyak mengundang polemik dikalangan masyarakat di tanah air . T ak jarang banyak warga yang kurang mampu sering tersentuh kasus hukum dan mereka tak bisa berbuat banyak karena mereka buta tentang hukum. Berpijak dari keprihatinan inilah, maka hadir Lembaga Bantuan Hukum (LBH) bernama Suara Kebenaran Rakyat (Sakera) yang berkantor di Jl. Mahoni 11a Pangarangan, Kecamatan Kota Sumenep, Jawa Timur. LBH Sakera bergerak dibidang sosial , terutama dalam aspek hukum yang ditujukan khusus bagi rakyat kecil yang benar-benar membutuhkan bantuan. "LBH Sakera ini hadir untuk membantu masyarakat kecil yang butuh bantuan hukum . Lembaga kami akan total mendedikasikan diri pada mereka yang kurang mampu, " kata Shahibul Arifin, Ketua LBH Sakera. Ahad (2/1/2022) Saat ini , kata Ari ( sapaan akrab Shahibul Arifin ), LBH Sakera masih fokus di wilayah Kabupaten S

Perkumpulan Zikir Samman Pasongsongan

Kiai Haji Imam Arifin sedang memimpin pembacaan Zikir Samman. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Menurut beberapa tokoh sejarah, Zikir Samman masuk ke Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep pada abad XVII. Adalah Nyai Agung Madiya (putri Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin) yang membawanya dari Aceh. Nyai Agung Madiya mendapat tugas dari Raja Sumenep Bindara Saod menumpas penjajah Belanda di bumi Aceh. Pasukan Kerajaan Sumenep dan Kerajaan Aceh berhasil memukul mundur tentara kolonial Belanda. Nyai Agung Madiya pulang dari peperangan membawa kemenangan. “Salah satu bukti kuat, bahwa seni budaya Islam ini sudah ada di Desa Pasongsongan dan diamalkan oleh keturunan Syekh Ali Akbar, yakni setiap 14 Jumadil Akhir selalu digelar Zikir Samman di makam Syekh Ali Akbar sampai sekarang. Tanggal 14 Jumadil Akhir adalah wafat Syekh Ali Akbar,” terang Kiai Haji Imam Arifin tadi malam (Ahad, 2/1/2022) di Musalla Kiai Muhammad Juhri Dusun Morasen Desa Pasongsongan. Dipandang penting bagi Kiai Im

Mengenang Pesan Terakhir Almarhum Ayah

Catatan: Yant Kaiy Setiap hari warna kehidupan tiap individu selalu berubah: Bisa gelap gulita, bisa juga cemerlang. Seiring keinginan kadangkala tetap menancap kuat, tak tergoyahkan oleh wujud hasrat lainnya. Tak sesuai target impian adalah pengalaman sebagian besar insan di seantero alam ini. Walau kita tahu, kehidupan semua makhluk bernyawa finish pada sebuah kematian. Ikhtiar dan doa merupakan jembatan terbaik menggapai sukses dunia-akhirat. Karena sukses takkan bermakna apa-apa jika ambisi melampaui syukur. Toh, tidak sedikit dari hasrat diri tak terpenuhi sesuai keinginan. Endingnya, lebih banyak mengeluh ketimbang menerima lapang dada segala karunia-Nya. Selanjutnya, kadangkala ucapan syukur hanya di lidah. Lantaran yang kita dapat hanya beberapa persen saja dari konsep cita-cita. Setelah menunggu sekian lama, membanting jiwa-raga saban hari, namun kegagalan yang kita jumpai. Apakah kita akan mati. Tentu tidak. Justru kegagalan itu yang menempa mental manusia untuk terus

Neo Harapan 2022

Malam pergantian tahun merupakan momentum yang tepat untuk merefleksikan diri dan merenung untuk menyongsong tahun baru 2022, tidak hanya saling bercengkrama bersama sanak keluarga dan melakukan kegiatan yang seru, malam tahun baru juga tepat memanjatkan doa dan bermunajat memohon kehidupan lebih baik dan lebih bermakna di tahun 2022. Doa, harapan, bahkan juga impian seringkali menjadi sumber kekuatan bagi seseorang untuk bertahan dalam suatu situasi sulit. Dengan kekuatan dari doa, seseorang bisa menyampaikan harapan dan memohon pertolongan pada Tuhan (komunikasi transedental).  Doa yang disertai dengan usaha sungguh-sungguh akan menjadi jalan menggapai harapan cemerlang, serta sumber kekuatan saat harus terus-menerus berusaha dan berjuang. Karena esensinya manusia dalam menjalankan kehidupan adalah berdoa, berusaha (ikhtiar) dan juga tawakal kepada Tuhan. Doa dan berusaha merupakan dua hal penting bagi seseorang dalam menjalani kehidupan di dunia fana ini. Dengan keduanya, sesulit ap

Makna Menanggalkan Tanggal

Catatan: Yant Kaiy Suatu ketika saya beranjangsana pada kediaman seorang penyair di sudut Kota Keris Sumenep.   Usianya 63 tahun. Kondisi fisiknya stabil. Tidak berpenyakitan meski ia tergolong perokok berat. Membenci minuman keras, apalagi sabu-sabu. Jalan pagi sehabis shalat subuh, menghirup udara segar ke perkampungan hijau adalah aktivitasnya setelah pensiun dari ASN (Aparatur Sipil Negara). Rutin saban hari minum air rebusan temulawak dan kunyit. Mengonsumsi buah pepaya tiap habis makan nasi. Katanya untuk melancarkan buang air besar, menjaga penglihatan supaya tetap normal. Dia sadar diri akan waktunya yang lebih banyak dihabiskan di depan laptop. Menulis. Dari sekian banyak sisi positif dan patut dijadikan teladan, ternyata ada nilai ganjil saya temukan. Ia tidak mengingat tanggal berapa setiap harinya.  Sengaja ia lakukan lantaran merasa “nyaman” begitu, terangnya terhadap saya tanpa penjelasan lebih rinci. Aneh, bisik hati kecil tidak habis pikir.   Kecelakaan Menj