Langsung ke konten utama

Postingan

Antologi Puisi Fragmen Nasib (16)

Karya: Yant Kaiy Surat dari Sahabat bila kerinduan menjelma jadi puisi alangkah riangnya suasana malamku berhiaskan rembulan tanda persahabatan kita badai sering mengsuncang pengembaraan, tirai tradisi berbeda terus saja tegak tak goyah berdiri menara di tengah samudera rasa setia berkepanjangan k eabadian yang senantiasa kita harapkan bukan hanya angan merobek kegersangan tanahku   kita sama-sama anak sekolah kita sama - sama senasib-seperjuangan kita sama - sama punyai tujuan dan harapan hanyalah rasa amat berbeda namun kita sama - sama menghargai itu paling kita sukai sebagai sebangsa   perjalanan musim kutempuh selama ini buahkan kemelaratan waktu b erbahagialah kau sahabat ! kejernihan telaga adalah lukisan kita mengalirkan beragam pesona jati diri terkuaklah s elubung , m enerjanglah kedengkian semata jalan kita tetap satu menuju pagi cerah tak mungkin tergelincir disepanjang perjuangan lantaran kita berbekal ma w as

Antologi Puisi Fragmen Nasib (15)

Karya: Yant Kaiy Duduk Merenung tanpa ada kalimat mengurai beragam sengketa kian me ruah seiring keserakahan kita kesengsaraan jadi bahan pembicaraan saja air mata begitu setia . m anusia tanpa cela, gumanku terus melintas renung an di pembaringan pikiranku angin bertiup di pengembaraan, kekecevaan ternatal ulah tangan tak bertanggung jawab meniti hari melelahkan , t enaga terkuras sia - sia kutergesa membenahi kebencian mendera ledakkan kemarahan tak terarah h anya inginkan lenyap kan baris-baris kecewa tak lebih . barangkali terlalu kerdil menurut banyak hati? terserah mereka menilaiku apa ! a sal jangan binasakan asaku menganga luka, menggerogoti jiwa tanpa ampun   kulabuhkan segala sengketa dari tak berharga diri meski bukanlah tujuan dari segala luka hati tak lebih sekadar dorongan keping nafsu   kusegera basuh muka dari tamparan debu iri yang membuatku tersiksa serentang kebebasan bersembunyi keterusteranganku f ana belaka,

Antologi Puisi Fragmen Nasib (14)

Karya: Yant Kaiy Angin barangkali kebenciannya semua ini berantakan sampai tak ada lagĂ­ sisa dayaku sanggup membendung tamparannya ibarat gempa mengguncang ragaku kupasang segala mantra paling ampuh biar berlalu segala kebusukan yang tak kukehendaki mendera sekujur raga ditebas tiada henti sampai darah menetes mengalir… melimpah tak terasa basahi bumiku kian subur saja   ada bait-bait ketidakpastian pijakkan kakiku di persimpangan jalan menuju cinta semua sudut-sudut rindu angin terus mambawa bidukku mengembara melebar pengalaman hidup penuh cobaan bersyukur atas keselamatan menyertai liku hidupku penuh penderitaan tanpa sebatang tongkat di tangan hanyalah keteguhan hati nan membaja kudapat merangkai serat liku jalan meniti hari penuh misteri tak menetan… berakhirlah penantian kesekian kalinya perjuanganku tumbang bersama duka-luka menoreh kegamangan ditiap dengus napasku ada saja sisa asa   setiakah kau menidurkanku dimalam ini? suaramuk

Antologi Puisi Fragmen Nasib (13)

Karya: Yant Kaiy Rahasiaku peluh berkolam-kolam mengairi ladang gersangku kusucikan segala bentuk kemaksiatan tanpa beban lagi gemercik embun rerumputan bergoyang vignetku dalam bingkai segudang tanya kuraba kemana langit sesungguhnya membawa impian sebatas kebebasan yang masih terbelenggu dosa, tidak segalanya hidup berbau comber hanyalah tuduhan menyakitkan menikam asa   kehidupanku penuh misteri, sukar terlacak bola mata liar, hanyalah seutas senyum manis penggoda iman tak menandingi keras batu karang disepanjang napasku, sesekali rahasia terkuak dalam keheningan malam bersama halimun, bersama bertabur bintang bangkitkan kobar asaku dibalik rimbun lamunan terasa menyeruak, membasahi rambut mengguyur tidurku   lalu untuk apa aku berdiam diri tanpa nyanyian aku telah penat menatap panorama memuakkan itu, jangan biarkan daku terus terbui begini barangkali semua mata akan merasa iba acapkali mereka menatapku penuh kebimbangan mengalir ai

Antologi Puisi Fragmen Nasib (12)

Karya: Yant Kaiy Mengendor Dayaku s urat menumpuk di meja belajarku persahabatan buahkan pengal am an s aling lempar masalah tersungging seutas tawa di fragmen lukisan asa berpegan g pada kebimbangan menggunung misteri menyapa a ntara lenguh dan hasrat membara aus sengketa semusim drastis te rgadaikan   terpang g ang di l ingkup harapan meratap dikesunyian malam rahasia kehidupan pun terkuak merangkai gamang duhai permata hidupku , kau selalu hadir acapk ali mengendor dayaku dipenantian musim rindu kau buat sebegini tega merampas kuasaku selaku lelaki kalau memang benar , k apankah kubangkit lag i   seolah percuma menenteng beragam nista diperjalanan ini kutahu dan kusadari semua semata - mata coba an a kankah semua pasti berakhir ? melupakan tak tega , m erahasiakan tak kuasa airmata berderai, membanjiri sungai asa lalu kemana wajahku t erbuang haruskah kuslmpan dan terus kusimpan ?   jangan biarkan aku terus menderita , saha