Langsung ke konten utama

Postingan

Anang Suharto: Pengusaha Luar Madura Tertarik Ikan Pasongsongan

Anang Suharto, pengusaha berasal dari Pasongsongan yang peduli nelayan Pasongsongan-Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Hasil tangkap ikan melimpah di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep mulai dilirik oleh pengusaha dari luar Pulau Madura. Daya tarik itu karena didasari oleh beraneka jenis ikan hasil tangkap nelayan. Besar kemungkinan pasar terbuka lebar.   “Pekan lalu ada beberapa pengusaha survei ke Pelabuhan Pasongsongan. Melihat lebih dekat hasil tangkap ikan nelayan. Mereka juga meninjau beberapa lokasi untuk dijadikan gudang,” beber Anang Suharto pada apoymadura.com. Senin (21/6/2021).   Politisi PDI Perjuangan ini mengungkapkan, sebenarnya ia lebih menyukai kalau ada pengusaha lokal mau terlibat didalamnya.   “Tapi pengusaha di Pasongsongan kebanyakan terpaku pada bisnisnya masing-masing. Mereka seolah tidak memiliki ide segar menggarap potensi hasil ikan nelayan Pasongsongan,” tegas Anang Suharto lebih jauh. (Yant Kaiy)

Covid-19: Siapa yang Buntung

Catatan: Yant Kaiy Dari potret banyak peristiwa di lapangan, masyarakat mulai dihinggapi keresahan amat mendalam. Tekanan dan sikap menakuti-nakuti dari aparat pemerintah menambah gelisah berkepanjangan. Sebab pandemi Covid-19 masih belum berakhir.   Sistem penyekatan di Jembatan Suramadu, baik sisi Surabaya dan Madura sudah barang tentu menaikkan tensi emosi. Mereka cukup terganggu karena adanya pelaksanaan swab test (PCR). Terdapat beberapa kejanggalan dalam proses penyekatan tersebut. Seperti ada petugas yang tidak diswab test hanya divaksin, penyediaan sarana dan prasarana tidak standar di tempat karantina. Semua menatalkan kekecewaan cukup berarti.   Masyarakat Pulau Madura yang terkenal keras mulai menunjukkan reaksi. Timbulnya kerusuhan pada Jumat pagi (17/6/2021) adalah salah satu buktinya. Insiden ini memicu lahirnya aksi kurang baik bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Dikhawatirkan nanti akan ada gerakan susulan lebih besar sebagai wujud protes dari penerapan

Menerka: Dibalik Politik Covid-19

Catatan: Yant Kaiy Kehadiran Covid-19 di tanah air telah melumpuhkan sendi kehidupan beragama, ini salah satunya. Segala macam kegiatan syiar keagamaan terbelenggu sedemikian mapan dengan penerapan Protokol Kesehatan (Prokes). Suka tidak suka, realita kelam tersebut ada di depan mata dan tersaji begitu rapi.   Organisasi masyarakat (Ormas) Islam yang sejatinya mendengarkan aspirasi umat menjadi tumpul. Ia telah dipecundangi doktrin keliru oleh mereka yang hanya mementingkan diri dan kelompoknya. Ia keok oleh politik Covid-19.   Tragis memang. Setragis rakyat yang akhir-akhir ini tidak lagi percaya terhadap sang penguasa. Dimana mereka lebih banyak menakut-nakuti rakyatnya ketimbang melindunginya.   Kemarin, ada salah seorang yang iseng menulis status di sosial media. Begini kalimatnya: Agar Covid-19 cepat berakhir, coba terapkan   4 uji coba berikut ini: 1.Hentikan tesnya; 2.Stop anggarannya; 3.Berangus beritanya; 4.Bubarkan timnya.   Rakyat di nusantara ini sudah

Covid-19 Bangkalan, antara Data Vs Realita

Catatan: Yant Kaiy Berdasarkan data dari pihak medis, di kota ujung barat Pulau Madura, banyak nyawa melayang akibat terpapar virus corona varian baru. Siaran pers pun menyebar via media online, sengaja dihembuskan agar semua percaya. Sosial media pun dibenturkan pada mereka yang bersikeras bahwa Covid-19 tidak ada.   Pihak pemerintah lainnya yang berkepentingan juga tanpa telaah lagi memperkuat data medis itu. Karena dengan begitu mereka akan punya pekerjaan ekstra sebagai aparatur pemerintah. Otomatis ada pakon (pekerjaan) tentu ada pakan (upah).   Lalu mereka membuat pemufakatan indah berbusa-busa. Satu suara, bahwa di Jembatan Suramadu harus ada penyekatan. Menekan laju penyebaran virus corona.   Dari kronologi tersebut bisa ditarik benang merah, ternyata pemerintah saat ini lebih percaya data dari pada realita. Rakyat dijadikan bahan data, tanpa peduli derita mereka karena tidak leluasa menjalankan aktivitas kerja.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Memanfaatkan Lapangan Sawunggaling untuk BUMDes Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Dulu Lapangan Sawunggaling Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep dijadikan tempat penyelenggaraan karapan sapi dan bermain sepak bola. Tapi sekarang lapangan sepak bola sudah dibangun menempati sisi selatan. Sedangkan sisi utara dibiarkan begitu saja.   Ternatal pemikiran dari beberapa individu yang menamakan dirinya sebagai pemerhati kebijakan publik, sejatinya Lapangan Sawunggaling dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh Kepala Desa Pasongsongan untuk mendatangkan pundi-pundi keuntungan. Misalnya dibangun sebuah pasar tradisional.   Sebagian besar dari mereka mempunyai perspektif logis lantaran diantara mereka dari kalangan terpelajar. Ada dua keuntungan bagi Desa Pasongsongan kalau di eks-lapangan karapan sapi dibangun pasar tradisional.   Pertama, BUMDes Pasongsongan akan kecipratan dana segar dari karcis pasar dan sewa lokasi. Secara otomatis pembangunan sarana dan prasarana di bumi Syekh Ali Akbar ini akan lebih baik lagi. Karena desa tida