Langsung ke konten utama

Postingan

Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (17)

Karya: Yant Kaiy Aku Ber sa ma Angin Malam kepada ayah   liku hidup yang tak r a mah senantiasa mencambuk luka kau selimuti aku dengan ka s ih sayangmu disaat angin malam menjadi sahabat kita ti a da sa m a sekali yang terlup a walau kini ka u di hina habis mereka tersingkirkan d a ri perg a ula n mu sehingga nama baik mu tercemar hingga titik paling nista   bersama kita membangun kembali dari serpihan harapan hidup kita pungut bersama cucuran air mata   yang jelas tusuk a n mereka tet a p membekas di sanubari paling s uciku sampai ajal menjelang hingga mati pun pasti kubawa kebusukan dan kekejian m ereka bahkan, akan kuwa s iatk a n pada anakku nanti bahwa dendam baik masih harus diteruskan sehingga mereka sadar dari m impinya supaya t id ak seenak mulutnya membuat garis fitnah   demi na m a m u , ayah ter c inta akan kuobati segal a pedih m u sepertimu yang pernah mengobatiku. Pasongsongan, 29/08/91   Cint

Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (16)

Karya: Yant Kaiy Senyu m Kenistaan tak bany a k hati berharap pad a keseti a an yang kau t a warkan seribu luk a telah kau ciptakan   dikala ji w a mulai rapuh tertatih langkah m engejar bayangmu setelah kudapatk a n kau dipeluk a n dengan mudahny a k au berubah hanya karena gengsi d a n entah apa lagi akhirnya k a u t a k peduli pad a ikatan j a nji yang pasti yang pernah kit a akui   kutak ingin k a u kembali l a gi sungguh, p a ntang bagiku menjil a t ludah kubiarkan hari - hari j a di sepi t anpa gejolak hati tak menentu   a palah artinya semua ini jik a rindu terbalas benci jik a pengorbanan tiada arti l a gi kutahu k a u adalah g a dis puja a n t a pi bukan begitu car a nya dalam m en a klukk a n kau m lelaki. Pasongsongan, 28/08/91   Kau Tampak Lu c u ternyata kehadiran m u lebih berarti dari apa yang tak pe rna h di bayangkan walau kau bukan gadis i m pian sebab cint a bukan kepu a san sesa a t me

Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (15)

Karya: Yant Kaiy Mimpi Buruk s eketika aku terjaga dari kejaran api neraka berkobar-kobar dari kejaran ma k hluk menyera m kan lalu kuditangkapny a aku meront a dalam c engkeramannya aku berteriak s ekuat lang i t -bumi n a mun semuanya sia - sia belaka keringat ketakut a nku membanjir   sud a h tig a mal am mi m pi buruk itu menyiksaku gerangan apakah bak a l terjadi bertany a- tanya seorang diri   aku mulai menghubungkannya antar a satu kejadian y a ng terlewati tapi m a sih seja aku kesulitan   a ku pun meraba -raba diantar a keresahan l a ngkah apa yang harus kucetuskan sementara kecemas a n mulai menghantuiku. Pasong s ongan, 26/08/91   Haruskah Hati Membencimu? penyesalan tak bertepi kusempatkan jua untuk mengajinya barangkali kudapatkan kata pasti yang lebih berarti lagi sebab buk a n maksudku mengunci diri kuingin yang terb a ik tersaji biar segalanya tak berubah benci dan i m pian hari esok bersemi se

Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (14)

Karya: Yant Kaiy Keh a dira n mu d i Kamar Kecewa berulangkali kukemukakan pada mu hujan kecewaku m engetuk pintu hati perlahan kukuak derita ini sebab g ersang mulai menua menggoresken beraga m biru asmara kutakkan mungkin memaksamu lebih jauh sebelum kau bersedi a menj em put luk a   aku sudah d a pat membacany a m a ksud baikmu pun masih belum cukup terh a dap kemelut yang kau bikin karena ku m asih utuh menyayangimu kal a u saj a tidak mungkin telah kau kuleburkan setidaknya kau mau bercermin kuyakin kau tidak but a hati . Pasongsongan, 22/08/91   Jendela Animo persaing a n yang w a jar memukul hasrat membuncah kus a tukan tekad tetap awas konsentrasiku pun melekat kutinggalkan hiasan duni a sementara y a ng senanti a sa membelenggu dan seringkali membuatku terlupa sa m pai k a pan impian terg a pai begitu hati berbi s ik dikala jiw a mulai sadar, sebab kesempatan sudah membentang.                Pasongsongan

Antologi Puisi “Bunga-bunga Kepedihan” (13)

Karya: Yant Kaiy Mengais Peson a mu masih juga kau bertahan ketika goda kutawarkan kau tundukkan kepala ada rasa bersalah mulai m engutukmu   ampunmu mulai menyambut kehadiranku tak menyangka ak a n semudah ini dalam menaklukkan keangkuha n mu yang berpegang di a ntara kemewahan aku pun tak peduli lagi kendati akan berakhir kecewa lantaran pesonamu menyihirku   hanyut seketik a pad a kobar asmara yang menjerat kebebasanku berkidung. P a songsongan, 20/08/91   Yang Terbagi buat lilis   pun aku masih ragu p a da lukisan kemesr a an menggelantung diantara perjalanan pe nu h mi m pi dan kenyat a an pahit lalu kit a r eguk sepuasnya der a an cemooh mereka sampai di titik jenuh serta terjadi se iring kemarau   apa yang m er a gukan hati kit a masa pe n uh kecamuk ini sepanj a ng jal a n usi a kita menyulam hari lelah diman a kita mulai mel a ngkah dewasa seperti petunjuk orang bijak kita pun bersa m a menghorm