Catatan:
Yant Kaiy
Sebenarnya kenapa banyak
orang jaman dahulu yang menjalankan
tirakat. Menurut K.H. Ismail Tembang Pamungkas, tentu hal itu disebabkan
agar tidak terganggu konsentrasi mereka
dalam menyatukan alam pikirannya dengan
Sang Pencipta. Kita tentu memahami, banyak orang-orang sakti jaman dahulu yang
memanfaatkan gua sebagai tempat olah batin (riyadah). Sebab gua lebih bisa menjamin seseorang terlindung dari
berbagai gangguan dalam hal mencapai sebuah bentuk niat dan kesuksesan. Alam
pikiran menjadi fokus, tidak terpecah dengan pikiran lain.
Menurut Ceng Rasidi, Goa
Soekarno sebenarnya sering menjadi tempat menjalankan riyadah. Ada diantara
leluhurnya menjalankan laku batin di Goa Soekarno. Pernyataan ini dia dapatkan
dari kakeknya dulu ketika dirinya masih kecil. Dan pernyataan tersebut
diperkuat lagi dengan Sukardi yang menjalankan tirakat di gua itu, ia meyatakan
kalau ada seseorang datang secara gaib pada Sukardi. Ia sempat berdialog dengan leluhur dari Ceng
Rasidi. Jadi Ceng Rasidi sekarang tambah yakin, kalau Goa Soekarno adalah
tempat orang-orang yang menjalankan olah batin/riyadah. Dan kebanyakan dari
mereka menjadi orang hebat yang diperhitungkan sepak-terjangnya setelah
menjalankan laku batin di Goa Soekarno.
Memang tidak ada bukti yang
memperkuat pendapat tentang ini. Tapi sebelum Goa Soekarno dibangun menjadi
wahana destinasi wisata, penulis pernah berkunjung ke lokasi gua ini. Penulis
melihat sebuah plang dari seng yang ada tulisan Ratu Pantai Selatan. Ketika
penulis menanyakan kepada Ceng Rasidi perihal tulisan di plang itu, Ceng Rasidi
menegaskan kalau itu ditulis oleh Sukardi.
Menurutnya, Sukardi memiliki
ilmu yang bisa menerawang hal-hal gaib dan bisa berbicara dengan orang yang
sudah meninggal dunia. Itulah kelebihan Sukardi. Maka tidak mengherankan kalau
selama berada di Goa Soekarno, ia setiap hari kedatangan banyak tamu yang
meminta petunjuk apa saja menyangkut persoalan hidup. Ada pula tamu yang minta
didoakan agar cita-citanya terkabul.
Ada juga komentar yang
menyatakan kalau Goa Soekarno jaman dahulu merupakan tempat tinggal
nenek-moyang Ceng Rasidi. Ia tidak menampik anggapan tersebut. Karena kebiasaan
hidup orang jaman dahulu lebih mementingkan rasa ‘aman’ ketimbang ‘nyaman’.
Bukankah nyaman itu relatif, tetapi aman adalah dambaan setiap individu.
Kita maklum bersama, menurut
para tokoh masyarakat yang tinggal di
sekitar Goa Soekarno, sebenarnya orang-orang yang tinggal di gua pada jaman
dahulu, baginya sebagai tempat berlindung dari gangguan binatang buas. Karena
mereka belum bisa membuat rumah sebagai
tempat tinggal. Juga gua berfungsi sebagai tempat berlindung dari hujan dan
panas matahari.
Setelah manusia bisa
membangun rumah, barulah gua bergeser fungsinya dari tempat tirakat beralih
fungsi menjadi tempat wisata yang
dikelola sedemikian rupa untuk memperoleh
keuntungan dari sisi ekonomi.
Macam-macam
Gua
Menurut IUS (International
Union of Speleology), cave atau gua yaitu setiap ruang bawah tanah yang
berbentuk lorong-lorong yang dapat
ditelusuri atau dimasuki manusia. Ada pula pengertian gua yang lain, bahwa
gua adalah suatu lorong bentukan alamiah
di bawah tanah yang dapat dilalui oleh manusia, sementara yang hanya bisa
dilalui hewan saja disebut gua mini. Dalam hal ini yang dimaksud
gua alam, namun ada juga gua buatan manusia seperti tempat perlindungan perang dan lain-lain. Gua alam
terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan letak dan jenis batuan pembentuknya,
antara lain :
a.
Gua litoral
Gua ini terletak di daerah
pantai, palung laut ataupun di tebing muara sungai. Terbentuknya gua
litoral karena diakibatkan oleh
terjangan air laut (abrasi).
b.
Gua lava
Terbentuknya gua lava
diakibat kan oleh adanya pergeseran permukaan tanah dikarenakan gejala
keaktifan vulkanologi, biasanya sangat rapuh karena terbentuk dari batuan muda
(endapan lahar) dan tidak memiliki ornamen batuan yang khas.
c.
Gua batu gamping (karst)
Terbentuknya gua ini
diakibatkan terjadinya peristiwa karst
(pelarutan batuan kapur akibat aktifitas air) sehingga tercipta lorong-lorong
dan bentukan batuan yang sangat menarik akibat proses kristalisasi dan
pelarutan gamping. Diperkirakan oleh para pakar arkeologi wilayah sebaran karst
yang paling besar di seluruh dunia adalah Inodnesia. Jadi Goa Soekarno
tergolong dalam kelompok gua karst.
d. Gua pasir, gua batu
halit, gua es dan sebagainya, adalah proses pembentukan gua yang sangat jarang
dijumpai di seluruh dunia, hanya meliputi 5% dari keseluruhan jumlah gua yang
ada di dunia.
Bagi sebagian besar
masyarakat Indonesia, kata karst masih
terdengar asing di telinga. Karst
sendiri memiliki pengertian yaitu suatu bentang alam yang terbentuk pada batuan
mudah larut seperti formasi batuan karbonat yang mengalami pelarutan. Di
kawasan karst itulah fenomena
pembentukan gua seringkali terjadi.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang
apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar