Hairul Anwar, owner Goa Soekarno Pasongsongan-Sumenep |
Catatan: Yant Kaiy
Seiring perjalanan waktu, setelah lulus SDN Panaongan I
(1986-1992), Hairul Anwar melanjutkan ke SMPN I Pasongsongan – Sumenep
(1992-1995). Di SMP kecerdasan otaknya semakin kentara. Kemampuan mengingat
(menghafal) pelajaran menjadi nilai lebih yang dimilikinya. Ia memiliki
beraneka tips dalam menghafal rumus pelajaran. Ia lalu didapuk menjadi Ketua
OSIS (1993-1994). Inilah awal mula Hairul Anwar memimpin organisasi sekolah
yang siswanya ratusan orang. Dari sini pula terlihat kapabilitas Hairul Anwar
menjadi seorang pemimpin.
Menurut teman-teman seangkatannya, Hairul Anwar dalam
menyampaikan ide atau program di depan para siswa dan guru cukup matang,
terarah, dan realistis. Visi dan misinya dijalankan sesuai dengan apa yang
diamanatkan sebelumnya. Begitu juga dalam pemaparan konsep kerja organisasi
cenderung sangat mudah dipahami, gamblang. Maka tak ayal capaian-capaian yang
telah ditargetkan Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) sukses terselesaikan
sangat baik.
Pada saat itu untuk menjadi kandididat Ketua OSIS adalah
seorang siswa yang memiliki kapasitas mumpuni dalam banyak hal. Terutama ia
harus menduduki rangking tiga besar. Memang bukan aturan baku. Namun kemampuan
penyampaian kata sambutan di depan orang banyak menjadi parameter tersendiri
untuk menjadi Ketua OSIS. Plus ia harus pintar dalam berorasi. Ini mengajarkan
pada banyak pihak, kalau orang bodoh tidak pantas menjadi pimpinan apa pun.
Sebab orang bodoh memimpin memakai unsur emosi/nafsu semata karena otaknya
tidak jalan.
Bagi Hairul Anwar menjadi Ketua OSIS merupakan kenangan yang
sangat berkesan dan menjadi barometer baginya dalam meniti hidup . Ia tidak
mabuk karena menjadi siswa terbaik bisa menduduki jabatan Ketua OSIS, namun
Hairul Anwar justru sibuk karena berkaitan pertanggungjawaban moral dititipi
amanah teman-temannya.
Rasa percaya diri Hairul Anwar akan masa depannya menjadi
modal dia untuk selalu bisa mempertahankan statusnya sebagai siswa terbaik.
Dalam usia masih dini dia sudah bisa menjalankan roda organisasi sekolah dengan
cukup baik. Ia mendapat banyak pujian lantaran sukses membawa biduk organisasi
lebih maju. Banyak perubahan dan manuver yang Hairul Anwar kerjakan bersama
pengurus lainnya sehingga decak kagum dewan guru bertambah yakin kalau lelaki
berkulit kuning bersih itu memiliki potensi luar biasa dalam memimpin sebuah
organisasi.
Salah faktor kunci sukses Hairul Anwar dalam memimpin
organisasi adalah transparansi meliputi banyak hal. Terutama soal keuangan.
Hairul Anwar sering mewanti-wanti pada pengurus organisasi sekolahnya agar
tidak berlaku korupsi dalam penggunaan anggaran sekecil apa pun. Sikap ini
mengajarkan kepada banyak pihak, terutama pemimpin, untuk tetap menjalankan tanggung
jawabnya sesuai dengan amanah yang dipercayakan anggota kepadanya.
Belajar dari pengalaman ini, Hairul Anwar dapat memetik hikmah,
bahwa seseorang yang menjadi pimpinan apa pun dan menjalankan amanah sesuai
kesepakatan bersama tentu ia akan sangat disukai semua pihak. Lawan menjadi
sungkan, kawan menjadi hormat. Baginya tak perlu berkoar-koar kalau dirinya
sebagai pemimpin terbaik, tapi mereka akan sangat menghargai kita kalau berlaku
amanah dalam banyak hal dan mengakomodir aspirasi mereka semua tanpa
membeda-bedakan satu sama lainnya.
Maka tak berlebihan ketika Hairul Anwar melanjutkan ke
jenjang pendidikan SMAN 1 Jember (1996 – 1997) masuk ke jajaran pengurus OSIS
kembali. Eksistensi Hairul Anwar di lingkungan perkotaan lebih maju ketimbang
tempat tinggalnya Kecamatan Pasongsongan, akan tetapi masih bisa berkompetisi
dengan pelajar terbaik di Kota Jember. Kecerdasan Hairul Anwar sebagai pelajar
terbaik masih bisa disandangnya.
Walau bukan sebagai Ketua OSIS namun
peranannya di organisasi terus bersinar cemerlang. Potensi ini menunjukkan
kepada banyak orang kalau ia sebagai pelajar sudah bisa berkiprah dengan baik
dalam jenjang pendidikan lebih tinggi dengan lingkungan pendidikan lebih banyak
siswanya.
Tentu dewan guru di SMAN 1 Jember sudah mempertimbangkan
dengan bijak akan kompetensi Hairul Anwar yang memiliki poin lebih dari pada
siswa lainnya. Jiwa berorganisasinya mampu bersaing dengan pelajar asli Kota
Jember, namun karena Hairul Anwar bukan kelahiran asli kota ini, plus karena
pelajar satu-satunya dari Kabupaten Sumenep, maka secara otomatis para siswa
yang mayoritas berasal dari Jember lebih memilih siswa asal sebagai ketua OSIS.
Sentimen tanah kelahiran menjadi hal fundamental bagi pelajar untuk tidak
memilih Hairul Anwar sebagai ketua organisasi sekolah. Tapi mereka tetap
mengakui kalau Hairul Anwar sesungguhnya tetap lebih layak menjadi ketua OSIS.
Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar