Langsung ke konten utama

Postingan

Antologi Puisi Fragmen Nasib (31)

Karya: Yant Kaiy Diam Bukan Berarti Kalah merenun g bagian kebebasanku menyele s aikan problem a adalah kebodohan merend a hkan martabat se seorang k utentang beragam kesombongan menampar w ajah l umuri debu-debu kepedihan pada kedia m anku s eribu kegulauan menyik s a alam pikiran k ususun lukisan dir i m enanti arti kekalahan yang menghilan g dalam g eng g a m an minggu lalu   ganjal an hidup selalu menyertai langkah kaki sandiwara di ala m fana berselimut kemunafikan kugali wajah senja m erona bermega riang terpatri menyembul dari gunung ilusi terdiam merajut mi m pi merajuk diantara genting ke bebasan diri sekali lagi kutu m pahkan bait-bait penyesalan terus mengalirkan halusinasi, lepaslah diamku saat itu mengundang kesunyian menusuk angan mengembara tak tentu rimba kudapat menemukan pula kehangatan tempat saunaku menelanjangi kegamangan m enggempur jiwa tanpa ampun   kuimla jejak terlewati atas langkah kepa s tian terkandung k

Hari-hari Kematian di Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Awal Juni 2021 saat ini, di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep setiap hari selalu ada orang meninggal dunia. Pengeras suara dibeberapa masjid acapkali menyiarkan pengumuman kematian. Diawali kalimat “innalillahi wainnailaihi rojiun” yang diteruskan penyebutan nama dan tempat tinggalnya.   Masyarakat pun terus berdamai menghadiri acara pemakaman dan tahlil di rumah duka. Tradisi Islami tersebut begitu terawat baik. Mereka meluangkan waktu sebagai tanda penghormatan terakhir bagi si mayat.   Beberapa tokoh berpengaruh setempat menilai, bahwa hari-hari kematian di wilayah Pasongsongan dilatarbelakangi oleh perubahan ekstrem suhu udara. Memang di daerah penghasil ‘petis pancitan’ ini dan sekitarnya seringkali turun hujan. Jika siang kadang panas menyengat dan pada malam hari suasana amat dingin. Otomatis kondisi tubuh seseorang yang tidak prima mudah terserang penyakit.   Plus mental masyarakat belakangan ini rawan down, ketar-ketir akan seran

Antologi Puisi Fragmen Nasib (30)

Karya: Yant Kaiy L autan Pui s i tiap detak jantung mengalir pui s i menu m puk diantara kian tersik s anya raga keberada a n diri s erba pas - pasan berbunga duka se kerat derita bermandikan air mata darah   sampanku diombang-ambingkan puisi menghalau tenggelam kosa kata s epotong rembulan menghias langit mengkristal di lautan angan layar pun mengumpulkan angin dingin mendorong bahtera riak mimpi memainkan bendera di atas tiang ikan - ikanku adalah lukisan nelayan ulung entah akan menepi dimana diri ini nanti atau esok masih belum pasti ?   aku terus terbuai angin melelapkan impian b e rbantalkan keteguhan, ketabahan, kesabaran … dan entah apa lagi bintang bertaburan merupakan kisah seniman tertelan mega - mega penghabus panorama ket id akmengertianku lahir dar i hak i kat ikhtiar berteriak tanpa suara, jauh dari kebisingan   di sinikah aku akan menyele s aikan , bidang penderitaan selamanya? hi dup terasing, terlupa, tersi

Antologi Puisi Fragmen Nasib (29)

Karya: Yant Kaiy Senja Teduh keperkasaan senja ditunjukkannya padaku di ufuk barat menjingga nasibku seorang diri menggantung tanpa selera, resahlah… berbaring tanpa kemampuan menantang kodrat membuiku serentang kebebasan bernyanyi riang   keramahan senja serta kelembutannya mengingatkanku pada masa kanak-kanak yang dipikirkan makan setelah bermain tak pernah terbayangkan masa depan gemilang lepas bebas melayang dengan satu arah   mengembara sesuka raga diantara tawa sampai senja merebahkan tubuhku bergelimangkan keletihan menggempur segala penjuru nostalgia masa lalu menggeliat di perjalananku merenda mimpi jadi kaya, damba tiap insan apa memang begitu semua hidup manusia kini?   kududukkan segala perkara merawat keping senja di bumiku kepasrahan menggalau seketika itu mencambuki amarah lepas dari kandangnya langkah tertatih kuteruskan juga acapkali membeku kepastianku   ada bias-bias kebanggaan ternatal merdeka bersinar tera

Tanggapan Wakil Rektor INSTIKA Atas Keterlambatan Ijazah

Dr. Damanhuri, M.Ag, Wakil Rektor (WR) 1 INSTIKA. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Salah satu Perguruan Tinggi Swasta terkemuka di Kota Keris Sumenep, yaitu INSTIKA (Institut Ilmu Keislaman Annuqayah) Guluk-Guluk Sumenep, untuk tahun ini penerbitan ijazah bagi para mahasiswanya mengalami keterlambatan. Hal ini erat kaitannya dengan situasi pandemi Covid-19.   “Biasanya ijazah keluar beberapa bulan setelah mahasiswa diwisuda. Tapi tahun ini sedikit ada keterlambatan. Kita tahu bersama, sekarang dalam situasi pandemi Covid-19. Kami telah berusaha semaksimal mungkin supaya para mahasiswa bisa segera mendapatkan ijazah,” terang Wakil Rektor (WR) 1 INSTIKA, Dr. Damanhuri, M.Ag. Kamis (8/7/2021).   Selain dari Rektor dan Dekan INSTIKA, proses pengesahan ijazah itu ditandangani juga oleh Koordinator Kopertais Wilayah IV Surabaya. Ini penting untuk diketahui oleh semua pihak.   “Kami kemarin secara khusus bertatap muka secara langsung dengan salah seorang mahasiswi bernama Sundari dar