Langsung ke konten utama

Postingan

Puskesmas Pasean dan Petugas Parkir

Catatan: Yant Kaiy Pukul 18.45 WIB saya dan istri menuju Puskesmas Pasean Kabupaten Pamekasan, membesuk keponakan sedang menjalani rawat inap akibat terjatuh dari sepeda motor. Karena deretan sepeda motor ada di depan Puskesmas (barat jalan), saya ikutan memarkir di situ. Kami langsung masuk dan melihat kondisi luka-luka keponakan. Setelah bertanya kronologi kejadian pada pasien, kami pun melebur bersama pembesuk lain yang berada di luar ruangan. Cerita pun mengalir kesana-kemari. Suasana di dalam Puskesmas Pasean. (Foto: Yant Kaiy) Ada yang mengingatkan pada kami, kalau pada malam hari kendaraan tidak aman. Jadi sesekali harus dilihat takut digondol maling. Sedangkan jika siang hari ada petugas jaga parkir. Menurut para pembesuk, pencurian kendaraan roda dua seringkali terjadi di Puskesmas Pasean. Masih menurut mereka, seharusnya pihak Puskesmas Pasean memiliki inisiatif agar kejadian pencurian kendaraan roda dua tidak terulang dimasa-masa berikutnya.[]

Macapat Hampir Punah di Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Macapat (sebagian orang di wilayah Pasongsongan ada yang menyebut Mamaca) merupakan kesenian bertutur yang ditembangkan. Satu orang bertugas melantunkan tembang dan satunya menerjemahkannya secara luas dengan gaya bahasa khusus. Penembang dan penerjemah ( tokang tegges : Bahasa Madura) tidak terlepas dari pakem yang ada. Kesenian macapat di Kabupaten Sumenep sudah ada sejak jaman dahulu. Namun saat sekarang, dibeberapa desa di  Kecamatan Pasongsongan, kesenian penuh kearifan lokal ini sudah hampir punah. Penyebab utama karena kaum muda saat ini tidak ada yang mau belajar. Keprihatinan ini menginspirasi Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia) Kecamatan Pasongsongan untuk menghidupkan kembali kesenian Macapat. Organisasi Lesbumi merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama. Lesbumi mulai menghubungi para ahli Macapat di beberapa desa. Ahad (14/2/2021). Selanjutnya akan diadakan perkumpulan dari rumah ke rumah setiap bulan sekali.[]

Pupuk Urea Bersubsidi Rp 130.000,-/50 Kg

Catatan: Yant Kaiy Pukul 09.00 WIB, Ahad (14/2/2021), saya oleh paman disuruh membeli Pupuk Urea Bersubsidi di salah satu pengecer di Desa Bindang Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Agak tercengang juga harganya, Rp 130.000,-/50 kilogram. Saya pulang kembali ke rumah karena hanya membawa duit Rp 100.000,-. Paman saya berpikir harganya sama dengan ketika masuk musim penghujan, yakni Rp 95.000,-/50 kilogram. Walau begitu kami tetap membelinya. Semoga ada perhatian dari dinas terkait atas kenaikan harga Pupuk Urea Bersubsidi di tingkat pengecer. Paling tidak, itulah harapan para petani. Kita tahu, petani adalah pejuang ketahanan pangan utama bagi sebuah bangsa bermartabat.[]

Berkiprah di Lesbumi Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Lewat ajakan Akhmad Jasimul Ahyak sebagai Ketua Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia) Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, akhirnya saya bergabung di dalamnya sebagai Sekretaris. Jujur, pribadi saya merasa melambung. Sesungguhnya saya lelah ikut organisasi lagi karena banyak kegiatan lain butuh ketekunan diri. Sebab pemenuhan belanja dapur acapkali kurang memuaskan, atau lebih tepatnya menyedihkan. Apalagi kesibukan saya mengelola website apoymadura.com dan mengajar di SDN Padangdangan II sebagai guru honorer, telah merampas kebersamaan dengan keluarga kecil sebelumnya.[]

Membuat Lagu Religi Bersama Yamaro

Catatan: Yant Kaiy Saya berhasil membuat tiga lagu religi bersama Yamaro di awal 2021: Syukur dan Kufur, Madura Bersinar, dan Tuhan Kita. Terus terang saya sangat senang karenanya. Impian ini sebenarnya sudah sangat lama, tapi baru kali ini ada kans baik. Yamaro adalah salah seorang musisi tinggal di Jakarta berdarah Batak. Perkenalan saya dengannya di Bekasi pada 1998. Kurang lebih satu tahun saya menumpang di rumahnya. Sejak 1999 saya kembali ke Sumenep dan tak ada komunikasi lagi. Baru 2021 Yamaro menelpon saya untuk membuatkan lirik lagu.[]

Ahli Sejarah

Pentigraf: Yant Kaiy Siska terkejut ketika didatangi oleh dua mahasiswi dari perguruan tinggi negeri dari Jakarta di rumah jeleknya. Sedangkan pendidikan terakhir Siska hanya lulus SMA swasta. Walau begitu, Siska aktif di semua organisasi pemuda di kampungnya. Siska direkomendasikan oleh seorang kepala desa menjadi narasumber dalam penulisan disertasi tentang sejarah seorang tokoh penyebar agama Islam pertama di desanya. Siska menjawab meniscaya segala pertanyaan tanpa menambah dan mengurangi dari cerita apa yang ia dapat dari kakeknya. Setahun kemudian Siska dinobatkan sebagai orang ahli sejarah oleh kapala desa setempat, tapi hidupnya tetap miskin.[] Pasongsongan, 13/2/2021

Setajam Pisau

Pentigraf: Yant Kaiy Kata-katanya telah menghancurkan kesabaranku. Tapi aku bertekad untuk tetap bertahan karena tak mungkin bisa aku mencelakainya. Imankulah yang menghentikan keinginan berlaku buruk terhadapnya. Bukankah dia juga makhluk-Nya. Tuhan Maha Adil. Seminggu kemudian aku mendengar kabar kalau dia terjatuh dari kendaraan roda dua sehingga menyebabkan kakinya patah. Menurut dokter dia akan cacat seumur hidup karena tulangnya hancur. Terima kasih ya Allah, bisikku dalam doa. Bukan karena dia mengalami kecelakaan. Tapi karena hatiku tidak terkontaminasi hal-hal buruk melontarkan sumpah-serapah.[] Pasongsongan, 13/2/2021