Langsung ke konten utama

Postingan

Harga Sayur Murah di Pasar Togur

Catatan: Yant Kaiy Senin pagi (10/8/2020) saya mengantar istri ke Pasar Togur Desa Dempo Timur Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan hendak membeli ikan dan keperluan dapur lainnya. Pasar yang terletak di simpang lima ini mulai ramai sebelum matahari terbit. Jika sudah jam sembilan pagi pasar sudah mulai sepi. Pasar Togur bisa dikategorikan sebagai pasar pagi. Saya menunggu di warung kopi dan istri cukup lama berbelanja. Tidak seperti biasanya. Dalam penantian itu, tiba-tiba istri sudah ada di sebelah saya, syarat dengan barang belanjaan. Saya tanyakan, kenapa kok banyak berbelanja sayur. Istri bilang kalau harga sayur-mayur tersebut begitu murah. Sesampai di rumah saya perhatikan sayuran yang dibeli istri. Ada langkir, tomat, mentimun, terong, kacang panjang, sawi dan kecipir. Dengar-dengar kalau penjual sayur itu dari Dusun Kaljan Desa Dempo Timur yang tahun ini masyarakatnya lebih banyak menanam sayuran. Harga sayuran itu menurut hemat saya amat murah ketimbang penjual sayu

Paradigma Kepemimpinan Kades Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Gaya kepemimpinan dari masing-masing setiap Kepala Desa tentu berbeda-beda. Begitu pula sistem penanganan dari setiap kasus per kasus yang melingkupi masyarakat. Pun dalam mencari solusi, seorang Kepala Desa harus bisa bersikap bijaksana. Menjaga netralitas adalah cara paling ampuh agar masalah yang ada selesai tidak memakan waktu lama. Semua itu akan menjadi torehan sejarah yang takkan mudah hilang dalam ingatan, dari mulai memimpin hingga jasad berkalang tanah nanti. Demikian juga pro-kontra opini masyarakat akan terus mengiringi alur perjalanan kekuasaan seorang Kepala Desa. Hal itu lumrah terjadi di atas muka bumi fana ini. Tak ada gading yang tak retak. Dan itu manusiawi. Ditelisik gaya kepemimpinan Ahmad Saleh Harianto, S.Pt yang menekankan anggaran pendapatan desa untuk digunakan seluas-luasnya bagi kesejahteraan warganya. Kendatipun masih belum genap satu tahun menjadi Kepala Desa Pasongsongan, namun ia telah membuat aneka manuver mencengangkan banyak

Pasongsongan tak Menjual Daging Sapi

  Catatan: Yant Kaiy Satu peluang bisnis menjanjikan tidak bisa ditangkap dengan baik oleh para pengusaha di wilayah Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Menurut banyak kalangan pemerhati kebijakan publik, peluang bisnis ini sejatinya mesti ada di desa tapal batas Pamekasan dan Sumenep. Ke arah barat dan timur Pasongsongan dalam radius 15 kilometer tidak ada yang menjualnya. Bisnis apakah itu? Bisnis daging sapi. Pasalnya bisnis kuliner di sekitar Pasongsongan mulai berkembang dengan pesat. Menjamurnya rumah makan, plus maraknya pesta perkawinan di beberapa desa yang membutuhkan daging sapi dalam menu jamuan untuk para undangan, sejatinya menjadi bahan pertimbangan para pengusaha. Lantaran prospeknya dalam jangka panjang begitu menjanjikan. Kebutuhan akan daging sapi warga masyarakat Pasongsongan dirasa penting untung direspons oleh pemilik modal (pengusaha asli Pasongsongan) dalam mendukung kemajuan perekonomian masyarakat Desa Pasongsongan. Sedangkan pemangku kebi

Menjelang Panen Tembakau di Pasongsongan

Tanaman tembakau milik salah seorang petani di Dusun Sempong Barat Desa Pasongsongan-Sumenep Catatan: Yant Kaiy Minggu pertama dan kedua Agustus 2020 di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep sudah tiga kali turun hujan agak lebat. Ini merupakan berkah tersendiri bagi kebanyakan warga masyarakat dan patut untuk disyukuri. Seperti tadi siang, Selasa (11/8/2020), hujan turun di sebagian besar wilayah Pasongsongan. Namun ceritanya akan berbeda dengan para petani tembakau. Turunnya hujan saat ini justru melahirkan rasa khawatir, cemas, bahkan mungkin depresi. Karena mereka sedang mempersiapkan tanaman tembakaunya untuk dipanen. Kekhawatiran ini cukup wajar, karena para petani tembakau sudah hampir tiga bulan membanting tulang merawat dan membesarkan tanamannya. Disamping itu tidak sedikit biaya yang digelontorkan. Bahkan ada diantara mereka yang menjual atau menggadaikan barang berharga dalam mendapatkan dana segar buat kebutuhan bercocok tanam. Sebab kita tahu kalau hujan

Jaya Samudra: Swalayan BUMDes Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Seiring dengan akan dibangunnya swalayan Jaya Samudra milik Desa Pasongsongan, tampaknya Kepala Desa Pasongsongan, Ahmad Saleh Harianto, S.Pt mencoba menstimulan para pengusaha di daerahnya untuk membuka cakrawala baru tentang arah bisnis ke depan. Supaya mereka tidak terpaku pada satu bidang bisnis saja. Artinya dengan membentengi dirinya agar tidak terdegradasi lebih jauh tatkala bisnis satu-satunya itu tidak berjalan alias bangkrut. Semua bertujuan agar para pelaku bisnis di wilayah penghasil ‘petis pancetan’ ini tumbuh meniscaya seiring waktu, tidak kalah bersaing dengan kecamatan lain di sekitarnya. Ini suatu fakta yang menunjukkan kepada kita, bahwa betapa pentingnya para pelaku usaha untuk memperhatikan persoalan ini. Suka tidak suka, kenyataan ini sejatinya menjadi atensi besar bagi semua pihak agar bersinergi menciptakan suasana kemajuan desa jangka panjang. Permasalahan ini sangat mendesak karena kalau ditelisik lebih dalam, Pasongsongan tampaknya m

Perspektif Bisnis Pengusaha di Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Geliat bisnis di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura hingga saat ini tidak mengalami perkembangan signifikan. Mayoritas para pengusaha stagnan pada satu usaha saja. Mereka tidak bisa membaca situasi dan kondisi lingkungan sekitar, arah bisnis apa yang menurut alam pikirnya ke depan cukup berprospek cerah. Para pelaku usaha tidak bisa melakukan manuver bisnis cukup berarti bagi kaum sekitarnya. Alih-alih mau membuka lapangan kerja, mereka tampak terpaku pada lingkaran imperial bisnis lamanya. Pada akhirnya ia menjadi miliader seorang diri, tidak memberikan dampak maslahah bagi kemajuan dan kesejahteraan kaum terdekat. Memang itu hak mereka. Tapi pada titik ketidak-mujurannya nanti, setelah dirinya tumbang barangkali tidak akan ada lagi puing-puing yang bisa dipungut. Berbeda dengan pengusaha yang tidak stagnan pada satu bisnis saja, tumbang satu usahanya, masih ada lainnya. Inilah yang dimaksudkan agar ia tetap bersiaga dengan membangun kera

Swalayan BUMDes: Manuver Kades Pasongsongan

Kades Pasongsongan Menerima bantuan dari Bupati Sumenep. Apoymadura, Sumenep – Satu langkah maju yang ditunjukkan Kepala Desa Pasongsongan, Ahmad Saleh Harianto,S.Pt. dalam memajukan desanya, yaitu dengan akan dibangunnya swalayan Jaya Samudra di eks lahan Balai Desa Pasongsongan. Persisnya swalayan BUMDes tersebut terletak di jalan raya simpang tiga, Jalan Kiai Abubakar Sidik Pasongsongan Sumenep. Peletakan batu pertama pembangunan swalayan itu terjadi pada tanggal, 3 Agustus 2020 kemarin. Menghadirkan Bupati Sumenep, Dr.KH. A. Busyro Karim, M.Si dan beberapa anggota Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Sumenep. Masyarakat Desa Pasongsongan banyak berharap kalau swalayan Jaya Samudra bakal menjadi titik awal bangkitnya perekonomian desa lewat kebijakan seorang kepala desa. Banyak masyarakat setempat optimis, Desa Pasongsongan di bawah kepemimpinan Ahmad Saleh Harianto akan menjadi sebuah desa yang bisa membawa warganya pada tatanan hidup sejahtera. Semoga! (Yant

Desa Pasongsongan Krisis Tempat Sampah

Moh. Sadik (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Desa Pasongsongan merupakan desa ujung barat utara dari Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Desa yang menjadi tapal batas antara Sumenep dan Pamekasan saat ini sedang krisis tempat sampah. Semua warga di sisi utara desa ini yang padat penduduk menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah. “Ini menjadi keprihatinan kita semua. Saat sekarang Sungai Pasongsongan mengalami pendangkalan serius. Banyak diantara mereka pun yang peduli lingkungan dan aktivis pola hidup bersih jadi hanyut dalam aksi tidak senonoh. Mereka kesulitan mau membuang sampah kemana. Alternatif terakhir adalah sungai,” ujar Moh. Sadik kepada apoymadura.com. Senin (10/8/2020). Lebih jauh Moh. Sadik mengatakan, sebenarnya dirinya sudah mendengar kabar dari Kepala Desa Pasongsongan, Ahmad Saleh Harianto, S.Pt, bahwa Desa Pasongsongan bakal memperoleh bantuan tempat sampah sekaligus armada pengangkutnya dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sumenep

Sumber Agung Pasongsongan, Aset Terpendam

Sumber  Agung di Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan-Sumenep Catatan: Yant Kaiy Sumber Agung yang terletak di sebelah selatan Masjid Al-Akbar, tepatnya di Dusun Pakotan Desa Pasongsongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura merupakan satu-satunya sumber mata air jernih yang tidak berkurang airnya walau kemarau panjang sekalipun. Dari dulu sampai sekarang, Sumber Agung oleh banyak kalangan dijadikan tempat mandi dan mencuci baju. Dan kini tempat tersebut terlihat begitu nyaman dan indah karena seluruh sisi pemandian sudah dibangun oleh masyarakat setempat. Sejatinya air yang terus keluar dari lubang sisi sebelah barat Sumber Agung itu dapat dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kemaslahatan umat yang membutuhkan air jernih. Seperti tiga dusun yang ada di Desa Pasongsongan bagian selatan sangat kekurangan air bila musim kemarau seperti saat ini. Memang selama ini ada sebagian orang mengatakan, kalau ide mau mengalirkan air Sumber Agung ke tiga dusun di Desa Pasongs

Dua Sungai Pasongsongan Butuh Perhatian Bersama

Catatan: Yant Kaiy Adalah dua sungai yang terletak di wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura yang saat ini butuh perhatian serius dari pemangku kebijakan desa. Soalnya kedua sungai itu menjadi tempat pembuangan sampah, baik sampah organik dan anorganik. Kedua sungai itu yakni Sungai Pasongsongan yang menjadi pembatas dua desa antara Desa Pasongsongan dan Desa Panaongan. Sedang satunya lagi, Sungai Panaongan yang terletak di sebelah timur SMPN 1 Pasongsongan. Kedua sungai ini telah sekian lama menjadi tempat pembuangan sampah. Bahkan saat ini di sisi timur Sungai Pasongsongan banyak sampah dibungkus plastik mengotori pinggir jalan raya, akibatnya tercium bau tidak sedap bagi pengendara kendaraan yang sedang melintas. Kendati begitu, tidak bijak rasanya kalau tanggung jawab ini dilimpahkan sepenuhnya kepada kedua stakeholder desa. Warga masyarakat juga sejatinya punya kepedulian terhadap lingkungan agar tidak membuang sampah sembarangan walaupun pemangku kepentin