Langsung ke konten utama

Postingan

KH Musleh Adnan Pamekasan Hadir di Pasongsongan

KH Musleh Adnan hadir di Pasongsongan. (Foto: Yant Kaiy) SUMENEP – Penceramah yang lagi naik daun, KH Musleh Adnan hadir di Masjid Al-Ihsan Dusun Lebak Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Ia memberikan santapan rohani dalam acara Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW, sekaligus menyambut datangnya Bulan Suci Ramadhan. Sabtu malam (2/4/2022). “Baru kali ini saya berceramah tepat awal Ramadhan. Tidak menyangka jemaah yang hadir sangat luar biasa,” ucap KH Musleh di awal ceramahnya. Menurut salah seorang panitia pengajian, diperkirakan lebih seribu orang yang menyaksikan acara santapan rohani tersebut. Cukup membludak. Panitia pengajian amat sigap, mengantisipasi yang bakal terjadi dengan tidak muatnya halaman Masjid Al-Ihsan. Ada layar monitor bagi para jemaah yang terhalang pandangannya. (Kay)

Bantuan Bibit Apokat Kades Beluk Kenek Ambunten

Hasyim, Kades Beluk Kenek (kanan) sedang menyerahkan bantuan bibit apokat. (Foto: Musleh Tikam) SUMENEP – Hasyim, Kepala Desa Beluk Kenek Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep memiliki kepedulian luar biasa bagi kesejahteraan segenap warganya. Desa Beluk Kenek warga masyarakatnya mayoritas adalah bercocok tanam. Hasyim terinspirasi untuk memberikan bantuan berupa bibit apokat, karena nilai jual buah apokat saat ini sedang tinggi. Sabtu pagi (2/4/2022). “Tidak ada kata terlambat, walau tidak sekarang para petani bisa memetik hasilnya, tapi paling tidak kita sudah memulainya. Saya berkemauan keras agar Desa Beluk Kenek nanti bisa menjadi daerah penghasil buah apokat terbesar se-Kecamatan Ambunten,” terang Hasyim di hadapan para jurnalis media online. Bantuan bibit apokat diserahkan langsung Kades Beluk Kenek kepada beberapa Kelompok Tani yang ada di wilayahnya. “Bantuan bibit apokat ini dananya diambil dari DD. Ada seribu bibit apokat yang disalurkan kepada beberapa Kelompok Tani,

Pentas Macapat Madura di MI Annajah Pasongsongan

Kiai Achmad Riyadi (kiri), Ketua MWC NU Pasongsongan-Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) SUMENEP – Pagelaran Macapat Madura di halaman MI Annajah Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep berlangsung sangat meriah. Jumat malam (1/4/2022). Keluarga besar MI Annajah menghadirkan Perkumpulan Macapat Lesbumi MWC NU Pasongsongan dan beberapa pakar Macapat Madura dari Kabupaten Pamekasan. “Saya sangat mengapresiasi pementasan seni budaya ini. Agar Macapat Madura terus membumi, maka perlu ada pembinaan terhadap kaum muda,” ucap Kiai Ahmad Riyadi ketika memberi kata sambutan. Ia juga menambahkan, MWC NU Pasongsongan akan memfasilitasi para siswa MI Annajah yang mau belajar tembang-tembang Macapat kepada ahlinya. Rekan-rekan dari Perkumpulan Macapat Lesbumi Pasongsongan akan selalu siap membimbingnya. (Kay)

Tetap Lestari: Tradisi Molang Are di Pasongsongan

Tradisi Molang Are di Pasongsongan. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Sebagian besar di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, tradisi Molang Are tetap lestari hingga kini. Tak lekang oleh waktu. Tak luntur digerus modernisasi. Tradisi Molang Are bagian budaya Islami setelah bayi lahir. Pada umumnya ketika bayi menginjak usia 40 hari. Tetangga diundang untuk mendoakannya lewat pembacaan ayat-ayat suci Al-Quran dan Shalawat Nabi. Selain itu didalamnya ada aqiqah, penyembelihan hewan ternak. Dua ekor kambing bagi bayi laki-laki, satu ekor kambing bagi bayi berjenis kelamin perempuan. Hakikat aqiqah sebenarnya sebagai wujud syukur keluarga atas kelahiran bayi..[] Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

Lewat Panggilan Jiwa, H Zainal Fatah Bangkit

Catatan: Yant Kaiy Cakades Batukerbuy 01 Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan, H Zainal Fatah berangkat dari panggilan jiwa maju ke pesta demokrasi langsung (Pilkades). Murni ingin membuat perubahan demi kesejahteraan, keadilan beradab dan kemandirian Desa Batukerbuy lebih baik. Niat tulus itu bukan isapan jempol belaka. H Zainal Fatah sangat yakin bisa merubah Desa Batukerbuy lebih bermartabat. Karena desa luas yang didalamnya ada 21 dusun ini memiliki potensi Sumber Daya Alam (SDA) tak tergarap maksimal dan tak tertata kelola apik selama ini. Akhirnya, Desa Batukerbuy stagnan. Tidak bisa berinovasi. Terjebak dalam kubangan kemunduran bertahun-tahun. Sekarang, tampaknya sebagian besar masyarakat Desa Batukerbuy satu keinginan dengan H Zainal Fatah. Satu aspirasi, ingin membuat perubahan.[] Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com