Langsung ke konten utama

Postingan

Pusat Pelatihan Therapy Banyu Urip International

Apoymadura, Sumenep -   Konsep pembangunan gedung megah di Jalan Kiai Abubakar Sidik Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, direncanakan sebagai tempat Pusat Pelatihan Therapy Banyu Urip International. Lantaran ketika MS Arifin, CEO Therapy Banyu Urip International menakhodai sendiri Therapy Banyu Urip Pasongsongan, tiba-tiba pasien semakin ramai. Lahan parkir kendaraan roda empat dan roda dua tidak memadai lagi. “Rencana pembangunan gedung serba guna kita akan alihkan ke lokasi lain di Pasongsongan. Saya juga sudah membeli lahan. Kita menunggu selesainya bangunan gedung Pusat Pelatihan Therapy Banyu Urip. Setelah itu barulah saya akan menggarap gedung serba guna,” tegas MS Arifin setengah berjanji. Ketika ditanya, kiat apa yang bisa mendongkrak bisnis pengobatan alternaitf Banyu Urip Pasongsongan. “Kalau ingin sukses, berbagilah terhadap sesama. Membahagiakan orang lain akan menjadikan hidup kita selamat dunia-akhirat. Rejeki kita tidak akan tertukar dengan orang kain,

Kesaksian untuk Therapy Banyu Urip Pasongsongan

MS.Arifin (kiri) dan Muhammad Ali Hasan. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Salah seorang pasien mata katarak dari Desa Ambunten Barat Kecamatan Ambunten Kabupaten Sumenep, Muhammad Ali Hasan menjalani pengobatan di Therapy Banyu Urip Pasongsongan. Ketika hendak pulang, dia diminta komentarnya tentang teknik pengobatan alternatif tersebut. “Cespleng. Saya ditetes mata, agak perih memang. Tapi saya akhirnya sembuh total dari katarak dan tidak pakai kaca mata lagi. Saya kembali ke sini membawa para tetangga yang sakit. Ramuannya begitu manjur,” ucap lelaki berprofesi LSM dan jurnalis meniscaya. Jumat (22/1/2021). Dirinya sangat mengapresiasi kepedulian Therapy Banyu Urip Pasongsongan terhadap semua pasien dalam hal berbagi ramuan terhadap sesama . (Yant Kaiy)

Pasien Therapy Banyu Urip Pasongsongan Membludak

MS.Arifin (kiri) memberi penjelasan pada para pasien. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Kehadiran Therapy Banyu Urip International di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep ternyata diluar ekspektasi MS Arifin. Saban hari, mulai pagi sampai malam, pasien membludak. Tidak hanya dari Kabupaten Sumenep saja, tapi juga dari Kabupaten Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan. “Dahsyat. Jujur, saya tak menyangka kalau pengobatan alternatif Therapy Banyu Urip di Pasongsongan ini akan mendapat sambutan antusias dari masyarakat luas,” tegas CEO Therapy Banyu Urip International, MS Arifin kemarin. Kamis (21/1/2021). Penulis menyaksikan dengan mata kepala sendiri, kendaraan roda empat memenuhi lahan parkir yang disediakan, bahkan meluber keluar. (Yant Kaiy)

Pertemuan Topan

Pentigraf: Yant Kaiy Sekian lama aku tak bertemu dengannya di forum kajian agama di gedung elite. Aku susah beradaptasi dengan mereka para kaum intelektual, apalagi aku telah tahu banyak sepak terjangnya di arena kompetisi pemuja kaum berduit. Bukan aku membencinya. Tujuanku tak ingin larut akan permainan mereka di kehidupan nyata. Dulu aku mengaguminya, lantaran segudang prestasi pernah disandangnya ketika kami masih di bangku SMP. Tapi dikala acara ramah tamah di salah satu ruangan tergelar, tak ada sepotong kata terluncur dari bibirnya. Aku menjaga jarak. Dari ekor mata kuketahui, kalau dia sedang bersama suaminya. Aku tahu kalau ia menjaga penampilan agar terlihat anggun,   penuh pesona.[] Pasongsongan, 20/1/2021

Pintu Maaf

Pentigraf: Yant Kaiy (1998) Ketika kematian mengancam jiwa kami sekeluarga, sontak kami pun menghindar. Tak ada segelintir manusia peduli. Kami tak ubahnya debu yang wajib disingkirkan dari kaca kemunafikan. Tokoh masyarakat, aparatur desa, lebih-lebih pimpinan lembaga pemerintah kecamatan turut serta memobilisasi masyarakat mengepung kami. Menguliti harga diri kami tanpa iba. Memberangus impian hidup rukun di tanah kelahiran tercinta. Berderai air mata perpisahan. (2000) Disalah satu sisi memang ada yang prihatin atas ketidakadilan itu. Kami terima dengan lapang dada, memetik hikmah dari kebencian mereka di tanah pengasingan. (2008) Mempersunting dara di desa kelahiran berbeda dusun. Kenangan hitam itu tetap terus dibawa sampai mati. Susah dibumihanguskan. Bibir mungkin masih bisa melepaskan senyum dan bermanis-manis kata terhadap mereka. Tapi pintu maaf di hati takkan terbuka selamanya.[] Pasongsongan, 20/1/2021