Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Opini

In Memoriam Imam S Arifin

Imam S Arifin. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Imam S Arifin penyanyi dangdut berasal dari Kecamatan Kalianget Kabupaten Sumenep Madura. Selain sebagai penyanyi bersuara emas, dia juga menciptakan beberapa lagu. Banyak karya-karyanya menduduki top tangga musik di tanah air. Pada 1989 saya pernah beranjangsana ke kediamannya di kawasan perumahan elite Jakarta Timur. Saya hanya kenal namanya. Saya diajak Agus Mein (pencipta lagu “Melati”) dan Zein Tamara (penyanyi lagu “Dinding Kaca”). Ternyata dalam mobil minivan ada Arif Iskandar (music arranger) dan Mahmud Yunus (special penyanyi lagu-lagu berbahasa Madura). Semua berasal dari kabupaten ujung timur Pulau Garam Madura. Sekitar pukul 22.00 WIB kami sampai di rumahnya. Sebagai sesama orang Sumenep, saya langsung akrab dengan Imam S Arifin. Sikapnya yang terbuka dan baik hati membuat kami betah bersamanya. Perbincangan kami tentu seputar musik. Semua teman saya rupanya sudah kenal sebelumnya. Karena latar belakang mereka sa

Peduli Pasar Pao Pasongsongan

Catatan: Yant Kaiy Pasar Pao berlokasi di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Posisinya berada di simpang tiga. Pasar tumpah ini informal, menempati pinggir jalan raya. Bahkan sekarang banyak diantara pedagang menempati bahu jalan provinsi tersebut. Mereka tidak takut atau khawatir tiap detik jiwanya terancam bahaya. Karena arus lalu lintas cukup ramai. Yang penting dagangannya laris terjual habis Disamping itu, Pasar Pao menyajikan kesemrawutan arus lalu lintas. Macet tiap hari. Parkir kendaraan roda dua dan roda empat seenak perutnya sendiri. Bongkar-muat truck menempati badan jalan raya menjadi pemandangan tidak asing lagi. Dari sisi keindahan, Pasar Pao tidak sedap dipandang mata. Kumuh dan berbau. Air ikan dan air tahu dibuang ke tengah jalan raya. Semua toko menempati jalur pejalan kaki. Tidak ada lahan parkir. Keprihatinan ini menjadi atensi luar biasa dari para tokoh masyarakat Pasongsongan. Mereka sangat membutuhkan perubahan fundamental terhadap Pasar P

Jalan Morasen-Pasongsongan: Antara Ego dan Keselamatan Diri

Catatan: Yant Kaiy Ketika saya melintas di jalan beraspal mulus, di Dusun Morasen Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep tersentak kaget. Pasalnya ada dua tali plastik cukup besar membentang di tengah jalan. Senin (13/12/2021). Tujuan jelas kedua tali plastik itu dipasang di tengah jalan, yaitu agar semua pengendara pelan-pelan. Lebih hati-hati. Hal ini wajar lantaran di daerah tersebut padat penduduk. Semua demi keselamatan bersama dalam berlalu lintas. Tapi sebaliknya, pemasang tali plastik juga berpikir bijak (tenggang rasa) kalau hal itu berpeluang mendatangkan kecelakaan lalu lintas bagi pengendara. Apalagi dikedua sisi jalan tidak tersedia jalur bagi pejalan kaki. Otomatis pejalan kaki menggunakan lajur badan jalan raya. Karena pagar rumah penduduk kebanyakan menempati ruas khusus bagi pejalan kaki. Ditambah pula adanya tanaman hias menghalangi pandangan pengendara.[]

Aneh, di Sumenep Cakades Wafat Menang

Catatan: Yant Kaiy Pilkades (Pemilihan Kepala Desa) 2021 di Kabupaten Sumenep yang digelar serentak (25/11/2021), menyisakan cerita aneh tapi nyata. Di Desa Rubaru Kecamatan Rubaru, ada salah satu kandidat Cakades (Calon Kepala Desa) yang telah meninggal dunia bisa ikut Pilkades. Hebatnya, si almarhum sukses meraup suara terbanyak. Menurut pemegang kebijakan, alasan Cakades wafat tersebut diloloskan, karena jauh hari sudah ditetapkan sebagai Cakades. Perlu diketahui, Pilkades serentak Sumenep 2021 sebelum digelar pernah diundur beberapa bulan akibat pandemi Covid-19. Seorang teman berargumen pada saya, “Kalau Kades sudah wafat semestinya dicoret dari sirkuit kompetisi Pilkades? Kita tahu, anggaran pelaksanaan pesta demokrasi tersebut menghabiskan dana tidak sedikit.”[]

Air Mata Guru Honorer PAI Sumenep 2021

Catatan: Yant Kaiy Guru honorer yang menyandang ijazah S-1 jurusan PAI (Pendidikan Agama Islam) harus gigit jari tahun ini. Mereka sangat kecewa dan sedih hati. Pasalnya, rekrutmen tahap I dan II di Kabupaten Sumenep tidak ada formasi pengambilan PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) guru PAI. Ini pukulan terdahsyat atas kebijakan berat sebelah Pemerintah Daerah. Padahal sebagian besar para guru sukwan PAI banyak yang telah lama mendedikasikan keilmuannya, mencerdaskan para anak didiknya sepenuh hati. Sungguh kasihan. Impiannya tergantung diatas awan hitam berarak. Atau barangkali pemangku kebijakan punya konsep humanis terhadap nasib para guru honorer PAI? Entahlah. Bisa jadi iya atau mungkin juga tidak. Namun mereka tetap berprasangka baik terhadap keputusan tersebut. Buktinya para guru sukwan senantiasa bersemangat mencurahkan perhatiannya terhadap anak didiknya. Mereka terus mengajar seperti biasa. Tak pernah protes.[]  

Harga Aminophylline Meroket di Apotek

Catatan: Yant Kaiy Dengan mengendarai sepeda motor, saya berangkat dari Pasongsongan-Sumenep menuju Kecamatan Waru-Pamekasan hendak membeli pil Aminophylline. Empat apotek disitu lagi kosong. Selasa (8/12/2021). Lalu saya tancap gas menuju Pasean-Pamekasan. Karena obat itu dibutuhkan tante saya yang menderita asma. Namun di apotek satu-satunya itu juga tidak ada. Saya meluncur lagi ke Ambunten-Sumenep. Lagi-lagi saya kecewa, lantaran Aminophylline telah habis. Saya direkomendasikan oleh penjual untuk ke Kota Sumenep. Hari sudah sore ketika saya sampai di Kota Sumenep. Tapi ternyata obat yang saya cari tidak ada dibeberapa apotek. Di tengah keputus-asaan, saya menelpon seorang teman di Paberasan-Sumenep. Dia memberi tahu kalau di Parsanga-Sumenep ada apotek baru. Tanpa ba-bi-bu lagi, saya otw (on the way) ke lokasi. Alhamdulillah pil yang dicari ada. Tapi sayang harganya diatas HET (Harga Eceran Tertinggi), Rp 20.400 per botol (isi 100 butir). Biasanya tidak sampai Rp 20.000

Pasongsongan Butuh Apotek

Catatan: Yant Kaiy Kecamatan Pasongsongan berada di ujung barat-utara Kabupaten Sumenep. Sisi barat berbatasan dengan Pasean-Pamekasan. Pasongsongan terkenal sebagai penghasil ikan terbesar di Madura. Dari pertanian, daerah ini juga menghasilkan tembakau berkualitas terbaik. Dua potensi Pasongsongan ini tidak menjadikan surga berbelanja bagi sebagian besar warganya. Seperti tidak adanya apotek. Warga Pasongsongan berbelanja obat di kecamatan lain. Semestinya kebutuhan dasar kesehatan masyarakat ini ada. Orang kaya di Pasongsongan bukannya tidak ada. Tapi mereka saat sekarang sedang “tidur” pulas. Tak punya inspirasi bagaimana bisa mengembangkan daerahnya.[]

Pernak-pernik Pilkades Sumenep 2021

Catatan: Yant Kaiy Isu yang beredar dari pemungutan suara langsung Pilkades (Pemilihan Kepala Desa) di Kabupaten Sumenep, 25 Nopember 2021 kemarin, ternyata faktor penentu kuat kemenangan diperoleh dari money politic. Semakin besar angpao yang diberikan calon Kades terhadap pemilih, kans jadi kampiun terbuka lebar. Transaksi tersembunyi lewat mediator bukan hal tabu. Biasanya kandidat menakar kemampuan rupiah pihak lawan. Tim sukses calon kemudian menentukan harga per satu suara. Yang membuat pusing tim sukses calon Kades, umumnya pemilih “berselingkuh”. Pemilih mau menerima uang suap dari semua calon Kades. Ada pula tim sukses yang bertaruh meninggikan suara kandidatnya sendiri. Apabila menang, sebagian hasil judinya untuk menyokong anggaran belanja sang calon. Mencermati realita ini, ajang Pilkades boleh dibilang penuh intrik dan siasat licik. Tidak affair. Endingnya, Kades terpilih berpikir ulang supaya balik modal. Tidak sepenuhnya memikirkan kepentingan warganya.[]