Langsung ke konten utama

Postingan

Momentum Hari Tani Nasional 2021

Catatan: Yant Kaiy Ketidakteraturan musim tiga tahun belakangan ini menyebabkan kehidupan para petani di Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep tidak sejahtera. Pada saat memasuki kemarau masih turun hujan. Sedangkan dimusim penghujan, rentang hujan turun jaraknya berjauhan. Ketika para petani baru bercocok tanam dan tumbuh dengan baik, tapi hujan tidak turun dua pekan, otomatis tanaman mati.   Demikian pula dengan kehidupan petani tembakau Madura. Pada saat memasuki musim kemarau, hujan turun. Hancurlah  pertanian mereka. Demikian pula impian mereka.   Sejatinya keprihatinan ini menjadi kepedulian kita semua. Kita boleh memiliki banyak uang. Tapi apa yang mau kita beli jika barangnya tidak ada.   Semoga momentum Hari Tani Nasional (24 September 2021) kali ini menjadikan kita lebih beradab. Regulasi pemerintah semestinya berpihak kepada para petani. Jangan lagi membuat aturan menyengsarakan kehidupan mereka.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com  

Inilah Kata Presiden Tani Indonesia di HTN

Hairus Samad (kiri) bersama Mayjen TNI (Purn) Tatang Zaenudin di peringatan Hari Tani Nasional. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Presiden Tani Indonesia, Mayjen TNI (Purn) Tatang Zaenudin hadir di peringatan Hari Tani Nasional (HTN) yang dihelat di Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep.   “Saya pribadi berharap, kedepan Indonesia menjadi negara berdaulat pangan. Impor pangan boleh-boleh saja asalkan itu sangat mendesak dan dibutuhkan. Saya prihatin karena para petani kita tidak sejahtera. Harga pupuk tinggi dan dibatasi. Akhirnya banyak lahan tidak ditanami,” tandas Tatang Zaenudin pada apoymadura.com. Jumat (24/9/2021).   Ada komentar positif dari Hairus Samad selaku tuan rumah di Hari Tani Nasional.   “Dua tahun terakhir ini musim masih belum bersahabat kepada para petani kita. Saat memasuki kemarau tahun ini hujan masih turun, sehingga tanaman tembakau banyak rusak. Sebaliknya saat musim penghujan kemarin, curah hujan tidak baik dan jarang,” te

Semarak Hari Tani Nasional di Pasongsongan

Hairus Samad (2 dari kiri) bersama beberapa tokoh masyarakat penting di wilayah Kecamatan Pasongsongan-Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Hari ini (Jumat, 24/9/2021) rumah Hairus Samad, S.Sos di Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep menjadi tempat peringatan Hari Tani Nasional (HTN). Dipilihnya kediaman Hairus Samad bukan secara kebetulan oleh pihak penyelenggara, tapi karena sosok dia sangat akrab dilingkungannya dan komunikatif dengan beberapa kalangan.   Lewat voice note yang dikirimkan pada apoymadura.com , Hairus Samad mengatakan kalau HTN akan dihadiri 250 undangan. Juga akan diliput oleh beberapa televisi nasional dan media online.   “Peringatan HTN di Pasongsongan kali ini akan dihadiri pula oleh beberapa pejabat dan tokoh masyarakat di wilayah Kecamatan Pasongsongan,” tandas Hairus Samad. (Yant Kaiy)

Peringatan Hari Tani Nasional 2021 di Pasongsongan

Hairus Samad, S.Sos. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Direncanakan besok, 24 September, akan digelar peringatan Hari Tani Nasional (HTN) yang diletakkan di kediaman Hairus Samad, Dusun Sempong Barat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep.   “Peringatan HTN besok akan dihadiri Roby Irawan Wiratmoko. Beliau adalah Dewan Pembina LIN (Lembaga Investigasi Negara) sekaligus Ketua Umum Koperasi MNT (Multidaya Nusantara Tiga),” terang Hairus Samad kepada apoymadura.com. Kamis (23/9/2021).   Tokoh masyarakat populer dari Desa Pasongsongan ini juga menyebutkan, bahwa agenda kegiatan nanti meliputi: Selayang pandang tentang Koperasi MNT; penanaman sejuta pisang cavendis, porang dan talas; peresmian kandang sapi MNT; pemberian nama   pupuk organik padat MNT secara simbolis. (Yant Kaiy)

Terjaga

Pentigraf: Yant Kaiy Kebencian itu menumpuk sekian lama. Aku tak bisa mengalihkannya. Sukar untuk berpaling. Setiap mendengar suaranya atau melihat kelebat sosoknya, hati rasanya seperti terbakar. Tentu ini merugikan diri sendiri. Ini tak boleh berlarut-larut. Bisa jadi kelak aku mati berdiri karenanya.   Setahun lalu istriku cekcok dengannya. Dia yang memulai lebih dulu membuat cerita busuk tentang kami kepada para tetangga. Istriku membela diri, terjadilah perang mulut.   Sejak saat itulah, dia terus mengompori kami lewat sikap dan kata-kata secara tidak langsung.[]   Pasongsongan, 23/9/2021