Postingan

Miris, Pagar SMPN 1 Pasongsongan

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Bangga jadi alumni 1988 SMPN 1 Pasongsongan Kabupaten Sumenep walau beberapa hari yang lalu saya dapat pertanyaan menyedihkan dari Riza Pahlevi, direktur PT Panin Infrastruktur Mediakom. “Awal berdiri SMPN 1 Pasongsongan sekitar 37 tahun yang lalu, lengkap dengan pagar besi. Tapi mulai beberapa tahun belakangan ini, pagar besi sisi barat sudah tidak ada, hanya tinggal sebelah timur. Ini menjadi keprihatinan kita semua. Seharusnya pihak terkait peduli, tidak sekadar prihatin. Mengupayakan semaksimal mungkin agar ada pagar,” terang Riza Pahlevi di kantornya, kawasan Jalan Basuki Rahmad Sumenep. Senin (15/2/2021). Ia menambahkan dengan raut wajah serius, bahwa pagar sekolah itu penting, mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Keprihatinan itu wajar lantaran dirinya juga alumni SMPN 1 Pasongsongan.[]

Kepercayaan

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Sukar sekali aku bisa menundukkan keputusannya untuk bisa bersanding dengan keinginanku. Tapi kebersamaan kami terus terjalin walau ada beda pandangan tentang arah politik dan arah hidup. Aku tak pernah sekalipun mempengaruhinya. Toh, tidak ada untungnya bagi karierku selama ini. Lantaran risiko dari pilihan hidup itu pasti ada. Semua berlaku hukum alam demikian. Yang makan dia, tentu bukan aku yang kenyang. Prinsip instan tersebut terus aku pegang supaya marwah diri tetap bersinar terang. Begitu pula membangun kepercayaan orang lain. Sudah banyak cermin yang bisa dipakai agar tidak tersesat jalan.[]

Kenapa Madura Sulit Jadi Provinsi

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Pulau Madura terkenal dengan sebutan Pulau Garam. Ada empat kabupaten di pulau ini: Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep. Sudah berpuluh-puluh tahun warga masyarakat di pulau yang mayoritas penduduknya muslim menghendaki menjadi provinsi tersendiri, “bercerai” dengan provinsi Jawa Timur. Tapi entah kenapa keinginan kuat tersebut senantiasa gagal. Beraneka opini pro-kontra mengemuka manakala seorang tokoh publik mengetengahkan wacana mau “talak” dari Pulau Jawa. Hingar-bingar tersebut bagai embun pagi. Timbul-tenggelam. Awalnya saja berapi-api, namun pada ujungnya terbentur pada aturan main; kalau syarat menjadi provinsi harus begini dan begitu. Masyarakat luas jadi bertanya-tanya, kenapa cita-cita mulia dari penghuni pulau tanpa gunung ini selalu kandas? Terlepas dari kepentingan politik dan kekuasaan, selama ini orang-orang di Pulau Madura merasa kalau pembangunan proyek fisik cukup lamban ketimbang di Pulau Jawa. Baik itu proyek fisik dari pembangunan...

Kustomisasi Macapat Tempo Dulu di Pasongsongan

Gambar
Ahmad Tohari (kiri) bersama Ketua Lesbumi NU Pasongsongan. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Menarik benang merah sejarah pementasan kesenian Macapat masa lalu, semua tidak terlepas dari kustomisasi dari individu seniman itu sendiri. Dan itu telah menjadi pakem dalam setiapkali pagelaran kesenian Macapat. Menurut cerita dari Ketua Perkumpulan Macapat Lesbumi NU Pasongsongan Kabupaten Sumenep, Ahmad Tohari kepada saya, bahwa setiap seniman Macapat ketika sudah duduk bersila maka seolah ada pantangan untuk merubah posisi. Kecuali ada halangan mau ke kamar kecil. Bahkan soal busana yang dikenakan pada umumnya berlengan panjang, seperti jas atau batik. Selasa (16/2/2021). Masih menurut Ahmad Tohari, penampilan dari individu seniman Macapat sangat menjunjung adab moral. Dari sini pula ada nilai pendidikan karakter dalam adat ketimuran. Sisi sosial lainnya terkandung nilai saling memberi teladan terhadap yang lebih muda, bahwa hidup tidak hanya mencari makan dan kerja semata.[]

Launching Macapat Lesbumi NU Pasongsongan

Gambar
Akhmad Jasimul Ahyak (kanan) adalah Ketua Lesbumi NU Pasongsongan. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Macapat sebuah kesenian bertutur/bercerita yang ditembangkan. Biasanya satu orang berkidung dan satu lagi memaknainya dengan bahasa Madura. Kesenian ini sudah lama jarang terdengar. Boleh juga kesenian Macapat ini keberadaannya sudah mulai punah. Atas dasar keprihatinan inilah, tadi malam (Senin,15/2/2021), MWC NU Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep melaunching Perkumpulan Macapat Lesbumi NU Pasongsongan. Bertempat di Kantor Sekretariat MWC NU Pasongsongan, Jalan Kiai Abubakar Sidik Desa Panaongan, sebagian besar pengurus MWC NU hadir memberikan masukan dan usulan. Minggu depan, Ketua Lesbumi NU Pasongsongan, Akhmad Jasimul Ahyak akan mengambil giliran pertama dimulainya perkumpulan ini. Ketua MWC NU Pasongsongan, Ahmad Riyadi menyambut baik akan digelarnya kesenian Macapat tersebut. Ia punya atensi besar kalau eksistensi kesenian ini bisa kembali hadir di tengah-tenga...

Tentang Tembang Macapat

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Macapat atau orang di kawasan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep bilang Mamaca adalah kesenian bertutur yang ditembangkan. Kesenian ini sudah ada sejak jaman dahulu. Ketika saya masih kecil (era 80-an), kesenian Macapat setiap minggu selalu terdengar lewat loudspeaker (pengeras suara). Pada saat itu di setiap desa pasti ada satu bahkan lebih perkumpulan Macapat. Biasanya pelaksanaan perkumpulan Macapat bergilir dari rumah ke rumah para anggotanya. Kini perkumpulan Macapat di Desa Pasongsongan dan sekitarnya sudah tidak ada. Sedangkan kaum muda tidak ada yang mau belajar tembang Macapat. Ini menjadi keprihatinan kita semua. Hilangnya kebudayaan peninggalan para leluhur.[]

Beruntung Banyak Anak

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Ayahku seorang guru di SD Negeri. Aku bungsu dari tujuh bersaudara. Kehidupan masa kecil kami amat getir. Gaji Ayah tidak mampu mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari kami. Terpaksa Ibu berjualan gorengan keliling kampung. Kami anak-anaknya membantu apa saja yang bisa diperbuat. Ketika aku lulus SMP, ayah dipanggil Tuhan lebih dulu. Bertambah beratlah kehidupan kami. Terus terang, kami kasihan terhadap Ibu karena harus lebih keras lagi berjuang. Aku paling sering mengutuki Ayah karena mempunyai banyak anak. Tidak memikirkan masa depan kami. Andai hanya dua bersaudara, tentu ceritanya berbeda. Ya, andai saja… Tapi ketika Ibu sakit parah, mendekati ajal. Saya merasa beruntung mempunyai banyak saudara. Keenam kakakku bergantian menjaga dan merawat Ibu.[] Pasongsongan, 14/2/2021

Puskesmas Pasean dan Petugas Parkir

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Pukul 18.45 WIB saya dan istri menuju Puskesmas Pasean Kabupaten Pamekasan, membesuk keponakan sedang menjalani rawat inap akibat terjatuh dari sepeda motor. Karena deretan sepeda motor ada di depan Puskesmas (barat jalan), saya ikutan memarkir di situ. Kami langsung masuk dan melihat kondisi luka-luka keponakan. Setelah bertanya kronologi kejadian pada pasien, kami pun melebur bersama pembesuk lain yang berada di luar ruangan. Cerita pun mengalir kesana-kemari. Suasana di dalam Puskesmas Pasean. (Foto: Yant Kaiy) Ada yang mengingatkan pada kami, kalau pada malam hari kendaraan tidak aman. Jadi sesekali harus dilihat takut digondol maling. Sedangkan jika siang hari ada petugas jaga parkir. Menurut para pembesuk, pencurian kendaraan roda dua seringkali terjadi di Puskesmas Pasean. Masih menurut mereka, seharusnya pihak Puskesmas Pasean memiliki inisiatif agar kejadian pencurian kendaraan roda dua tidak terulang dimasa-masa berikutnya.[]

Macapat Hampir Punah di Pasongsongan

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Macapat (sebagian orang di wilayah Pasongsongan ada yang menyebut Mamaca) merupakan kesenian bertutur yang ditembangkan. Satu orang bertugas melantunkan tembang dan satunya menerjemahkannya secara luas dengan gaya bahasa khusus. Penembang dan penerjemah ( tokang tegges : Bahasa Madura) tidak terlepas dari pakem yang ada. Kesenian macapat di Kabupaten Sumenep sudah ada sejak jaman dahulu. Namun saat sekarang, dibeberapa desa di  Kecamatan Pasongsongan, kesenian penuh kearifan lokal ini sudah hampir punah. Penyebab utama karena kaum muda saat ini tidak ada yang mau belajar. Keprihatinan ini menginspirasi Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia) Kecamatan Pasongsongan untuk menghidupkan kembali kesenian Macapat. Organisasi Lesbumi merupakan bagian dari Nahdlatul Ulama. Lesbumi mulai menghubungi para ahli Macapat di beberapa desa. Ahad (14/2/2021). Selanjutnya akan diadakan perkumpulan dari rumah ke rumah setiap bulan sekali.[]

Pupuk Urea Bersubsidi Rp 130.000,-/50 Kg

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Pukul 09.00 WIB, Ahad (14/2/2021), saya oleh paman disuruh membeli Pupuk Urea Bersubsidi di salah satu pengecer di Desa Bindang Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Agak tercengang juga harganya, Rp 130.000,-/50 kilogram. Saya pulang kembali ke rumah karena hanya membawa duit Rp 100.000,-. Paman saya berpikir harganya sama dengan ketika masuk musim penghujan, yakni Rp 95.000,-/50 kilogram. Walau begitu kami tetap membelinya. Semoga ada perhatian dari dinas terkait atas kenaikan harga Pupuk Urea Bersubsidi di tingkat pengecer. Paling tidak, itulah harapan para petani. Kita tahu, petani adalah pejuang ketahanan pangan utama bagi sebuah bangsa bermartabat.[]

Berkiprah di Lesbumi Pasongsongan

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Lewat ajakan Akhmad Jasimul Ahyak sebagai Ketua Lesbumi (Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia) Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, akhirnya saya bergabung di dalamnya sebagai Sekretaris. Jujur, pribadi saya merasa melambung. Sesungguhnya saya lelah ikut organisasi lagi karena banyak kegiatan lain butuh ketekunan diri. Sebab pemenuhan belanja dapur acapkali kurang memuaskan, atau lebih tepatnya menyedihkan. Apalagi kesibukan saya mengelola website apoymadura.com dan mengajar di SDN Padangdangan II sebagai guru honorer, telah merampas kebersamaan dengan keluarga kecil sebelumnya.[]

Membuat Lagu Religi Bersama Yamaro

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Saya berhasil membuat tiga lagu religi bersama Yamaro di awal 2021: Syukur dan Kufur, Madura Bersinar, dan Tuhan Kita. Terus terang saya sangat senang karenanya. Impian ini sebenarnya sudah sangat lama, tapi baru kali ini ada kans baik. Yamaro adalah salah seorang musisi tinggal di Jakarta berdarah Batak. Perkenalan saya dengannya di Bekasi pada 1998. Kurang lebih satu tahun saya menumpang di rumahnya. Sejak 1999 saya kembali ke Sumenep dan tak ada komunikasi lagi. Baru 2021 Yamaro menelpon saya untuk membuatkan lirik lagu.[]

Ahli Sejarah

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Siska terkejut ketika didatangi oleh dua mahasiswi dari perguruan tinggi negeri dari Jakarta di rumah jeleknya. Sedangkan pendidikan terakhir Siska hanya lulus SMA swasta. Walau begitu, Siska aktif di semua organisasi pemuda di kampungnya. Siska direkomendasikan oleh seorang kepala desa menjadi narasumber dalam penulisan disertasi tentang sejarah seorang tokoh penyebar agama Islam pertama di desanya. Siska menjawab meniscaya segala pertanyaan tanpa menambah dan mengurangi dari cerita apa yang ia dapat dari kakeknya. Setahun kemudian Siska dinobatkan sebagai orang ahli sejarah oleh kapala desa setempat, tapi hidupnya tetap miskin.[] Pasongsongan, 13/2/2021

Setajam Pisau

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Kata-katanya telah menghancurkan kesabaranku. Tapi aku bertekad untuk tetap bertahan karena tak mungkin bisa aku mencelakainya. Imankulah yang menghentikan keinginan berlaku buruk terhadapnya. Bukankah dia juga makhluk-Nya. Tuhan Maha Adil. Seminggu kemudian aku mendengar kabar kalau dia terjatuh dari kendaraan roda dua sehingga menyebabkan kakinya patah. Menurut dokter dia akan cacat seumur hidup karena tulangnya hancur. Terima kasih ya Allah, bisikku dalam doa. Bukan karena dia mengalami kecelakaan. Tapi karena hatiku tidak terkontaminasi hal-hal buruk melontarkan sumpah-serapah.[] Pasongsongan, 13/2/2021  

Sedikit Bicara

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Jujur, aku mengaguminya walau dia bukanlah tipe lelaki yang kuidamkan. Dari kemampuan menyerap pelajaran di bangku sekolah, dia salah seorang siswa terbodoh. Wajahnya lumayan ganteng dengan postur tubuh gempal. Kulit sawo matang. Mata lebar dan teduh dipandang. Setelah dua puluh tiga tahun tak bersua karena kami berada di kota berbeda, Tuhan menakdirkan kami berjumpa di tanah kelahiran. Penampilannya rupawan dengan rambut dipotong tipis. Ia bersama istri dan dua anaknya. Kudengar selentingan kalau dia menjadi pengusaha sukses. Aku bersama suami dan anakku beranjangsana ke rumahnya. Dalam hati, terlintas iri kepada dia. Ternyata istrinya lebih cantik dariku.[] Pasongsongan, 13/2/2021

Dara Tua

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Tak pernah terlintas secuil pun kalau aku akan menjadi pendamping hidupnya. Debur adalah sahabatku masa kecil hingga kami berpisah karena ia mendapat istri bule dari Australia. Debur kembali ke tanah kelahirannya bersama dua buah hatinya. Suatu ketika orang tua Debur datang menjumpai orang tuaku. Mereka melamarku. Kukatakan pada mereka, aku masih butuh waktu dua hari untuk memberi jawaban. Apalagi usiaku hampir mencapai kepala empat. Pas dua hari Debur menelponku, menagih janjinya. Lama sekali kami berbicara sampai pada kesimpulan tentang lampu hijau, aku bersedia.[] Pasongsongan, 13/2/2021

Bangga dan Benci

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Cita-citanya sedari kecil ingin menguasai dunia. Dalam baris doa, ia senantiasa menggemakan sukses perjalanan hidupnya kelak. Tapi teman-temannya, termasuk diriku, itu hanyalah bunga-bunga mimpi. Kenapa begitu? Sebab didalam pelajaran sekolah dari SD hingga SMA dia ada diurutan belakang. Mustahil. Apalagi dia dari keluarga tidak mampu. Ayahnya meninggal sejak ia masih di bangku SD kelas tiga. Saudaranya lima orang. Ibunya menjadi pembantu rumah tangga tidak tetap sebagai pencuci baju. Jadi untuk makannya saja sudah susah. Tapi Allah menakdirkan dia jadi orang kaya karena punya suara emas. Namanya jadi masyhur. Terkabul mimpinya. Aku dan teman-teman sekolahnya bangga pada prestasi dia. Tapi di sisi lain, kami membencinya lantaran sikapnya tak mau kenal dengan asal-usulnya.[] Pasongsongan, 13/2/2021

Menulis Kebenaran

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Debur adalah seorang wartawan online yang mengelola media massa miliknya sendiri. Hari-harinya lebih banyak di luar rumah, memburu berita terbaik. Tantangannya tidak ada yang membayar dia. Ketika kebenaran yang akan diangkat ke media, ia terbentur dapur takut tidak mengepul. Kalau ia memberitakan kepalsuan sesuai pesanan, amplop pun akan ia dapat. Persimpangan jalan itu baginya terasa mencekik leher saja. Sisi lainnya Debur akan berhadapan fisik dengan orang-orang yang membela kepalsuan. Tak pelak jiwanya ikut terancam.[] Pasongsongan, 12/2/2021

Cerita Covid-19 yang Tercecer

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Ketika Mbah Misjan dikabarkan terpapar Covid-19, orang-orang di kampungnya panik luar biasa. Yang tidak biasa mengenakan masker, mereka terpaksa membelinya. Tapi ada yang aneh, cucunya tetap bersikukuh kalau sakit Mbah Misjan bukan karena Covid-19, wajar kalau ia tetap tidak memakai masker. Lalu pihak medis bersama polisi dan tentara datang ingin membawanya, cucu Mbah Misjan menghalangi sembari menantangnya. Para tetangga bersiaga. “Saya yang merawat Mbah Misjan tidak pakai masker. Langkahi dulu mayat saya…”   Mereka pun pulang dengan tangan hampa.[] Pasongsongan, 12/2/2021

Pintar tapi Bodoh

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Gaya bicaranya cukup memikat. Polesan kata pintar bak seorang terpelajar, berpendidikan tinggi. Banyak orang terbawa ke ruang pesonanya, tanpa disadari mereka menikmatinya. Terbius. Ia terus menancapkan keyakinan bahwa dirinya terbaik diantara orang seprofesi. Ketika mereka terjebak dalam perangkapnya, ia pun seenak perutnya melanggar norma-norma etika. Ketika ada segelintir protes, ia menyumbatnya secara halus. Luar biasa. Padahal mereka bukanlah orang bodoh-bodoh amat. Hanya karena termakan hasutan, kalau dosa terampuni oleh kecantikan dan lemah-lembut sikapnya. Banyak diantara mereka terlupa, dosa sekecil apa pun kelak akan dipertanggungjawabkan di hadirat-Nya.[] Pasongsongan, 12/2/2021

Testimoni Therapy Banyu Urip Cabang Bekasi

Gambar
Yamaro dan istri (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Bekasi – Lewat sambungan telepon Yamaro memberikan tanggapan atas pengobatan istrinya di Therapy Banyu Urip Cabang Bekasi Jawa Barat.   Kamis (11/2/2021). Istri Yamaro menderita saraf kejepit sudah sekian lama dan telah melakukan terapi kemana-mana tapi hasilnya nihil. “Saya tahu kalau di Bekasi ada Therapy Banyu Urip dari apoymadura.com. Puji Tuhan, setelah istri saya menjalani terapi Banyu Urip kesehatannya mulai membaik. Jalannya mendekati normal dan tidak sakit lagi,” terang Yamaro. Musisi berdarah Batak ini menambahkan, sebelum diterapi kaki istri Yamaro panjang sebelah sekitar 5 centimeter. Setelah diterapi selisih 1 centimeter panjangnya. “Fantastis. Yang pasti, saya akan merekomendasikan Therapy Banyu Urip kepada   teman-teman yang sakit,” tandas Yamaro lebih jauh . (Yant Kaiy)

Kaki Berlumur Darah

Gambar
  Pentigraf: Yant Kaiy Terkurung dalam sumur derita tanpa seutas tambang. Tak ada secercah cahaya. Gelap pandang tak tahu arah. Terus meraba semasih detak jantung berdenyut. Aku tidak begitu saja menyerah. Ikhtiar mengeja riwayat masa silam jadi kajian kalbu. Lantaran aku masih belum mencapai mutiara kalimat: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Aku tergenangi air kemuakan hingga leher. Diantara kekerdilan jalan pikiran, mengais makna bahagia. Bahwa harta tidak menjamin hujan tercurah ke permukaan kehidupan manusia. Tapi kenapa aku hanyut pada irama musim. Sedangkan agama merawat umat supaya sejahtera dunia-akhirat. Aku tak boleh lagi menoleh ke belakang, meski kami berlumur darah. Aku akan menikmatinya, seperti secangkir kopi menikmati suasana pagi. Hangat.[] Pasongsongan, 12/2/2021

Terlalu Khawatir

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Takut kehilangan, selalu saja bertahta dalam sanubari sepanjang malam ketika suamiku tak ada di pembaringan. Aku tahu ia sedang bertugas malam di sebuah kantor swasta sebagai pengamanan gedung. Kebiasaan buruk ini pernah mendapat teguran serius dari adik kandungku, tapi membumihanguskan perasaan itu teramat sulit. “Penyakit psikologi memang sukar disembuhkan. Tapi kalau kegigihan terus dikedepankan, insya Allah penderitaan itu akan lepas dari bayang-bayang malammu, Kak,” saran adik perempuanku. Aku hanya mengangguk lirih. Aku memahaminya walau tetap saja resah itu menghinggapinya. Sungguh, aku takut kehilangan dia.[] Pasongsongan, 12/2/2021

Tak Mungkin

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Walau hingga kini aku tetap menyayanginya, namun itu hanya sebatas lamunan, karena antara kami sudah memiliki ikatan resmi dengan orang lain. Banyak perbedaan yang mengakibatkan jalinan cinta kami kandas di tengah jalan. Egoisme orang tuakulah biang keladi semua itu. Sayangku terbelah. Aku kemudian mengalihkan keputusan untuk bersama dengan orang yang telah menyebabkan aku ada di atas muka bumi. Saat-saat dilema, aku yakin pasti akan bisa melewatinya. Kini setelah dua puluh tujuh tahun kami dipertemukan kembali.[] Pasongsongan, 10/2/2021  

Reuni Cinta

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Sesungguhnya aku tak ingin menghadirinya. Tapi salah satu teman memaksaku. Terpaksa aku datang bersama anak lelakiku yang baru berusia empat tahun. Kata hatiku benar, ternyata bayangan luka masa silam tertuang dalam derai cerita. Sikap senang yang kupaksakan tak dapat menghapus pernik-pernik sakit di dada ini. Lelaki yang kujuluki kucing belang itu hadir juga. Rambutnya sudah beruban. Kulitnya sudah mulai keriput karena kami sudah berusia lebih kepala lima. Ujung mataku terus mengawasi gerak-geriknya. Saat kami berjabat tangan sesudah bertegur-sapa, dia menggerakkan telunjuknya di telapak tanganku. Sikapku tetap tak berubah meski hatiku bergolak. Benci setengah mati.[] Pasongsongan, 10/2/2021

Pelita Subuh

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Kemiskinan menyebabkan banyak hal yang dapat kuimpikan. Namun tak ada niat serakah supaya semua tercapai. Tuhan Maha Mendengar setiap kata hati dari seorang hamba. Aku lebih damai dalam balutan hidup sederhana. Tapi orang-orang terdekat melemparku lebih jauh mengembara agar dua tiga pulau bisa ditempuh. Lebih-lebih istriku. Meski aku menyadarinya. Memang ada banyak komentar agar aku bisa melepaskan cincin perkawinan kami. Biarlah waktu menjawabnya.[] Pasongsongan. 10/2/2021

Mengalah

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Setelah aku memutuskan jalinan mesra lebih dari dua tahun, kami pun mengambil jalan masing-masing. Aku merasa bercerai dengannya solusi terbaik ketimbang acapkali berdebat, menyita waktu dan menguras emosi. Sehingga rumah tangga harapan malam berlalu begitu saja. Menyesal adalah episode terakhir dari sebuah kisah tercecer. Hingga detik ini istri baruku sama saja dari beberapa sisi. Trauma perpisahan menyebabkan aku lebih banyak mengalah. Tidak memperpanjang tema pembicaraan. Toh, tidak ada gunanya. Masih banyak pekerjaan rumah belum selesai dikerjakan.[] Pasongsongan, 10/2/2021

Gegara Listrik Padam, Penyaluran BPNT Sampai Malam

Gambar
Penyaluran BPNT di Agen Salera Pasongsongan-Sumenep (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Di kawasan Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep aliran listrik PLN mati dari pagi, dan menyala setelah pukul 15.00 WIB. Rabu (10/2/2021). Sedangkan penyaluran BPNT (Bantuan Pangan non-Tunai) terjadwal mulai dari pagi. Maka ketika lampu hidup, para penerima manfaat langsung menyerbu ke agen Salera yang berada di Dusun Morasen. Otomatis mereka harus rela mengantri. Bahkan sampai pukul 18.30 WIB masih terlihat ada yang baru menerima sembako. Agen Salera menyalurkan BPNT pada tiga dusun, yakni Dusun Sempong Barat, Dusun Sempong Timur dan Dusun Morasen. (Yant Kaiy)

Derita Guru Honorer

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Aku tersudut dalam ruang tak bertepi bahagia. Impian menjadi bagian pengabdi bangsa masih belum berbuah manis. Hanya bunga-bunga slogan menaungiku ketika terik menyengat. Apalah daya usia mengerucut tanpa bisa dihentikan lagi. Pasrah pada lembar ijazah non-sarjana. Ikhlas mencurahkan ilmu kepada putra-putri bangsa walau cemooh berhamburan menghampiriku. Tuhan Maha Tahu akan nasib seorang hamba. Itulah pengobat segala kecewa. Menyerah kalah adalah sikap hina sebagai seorang pendidik. Karena perbuatan baik dan ikhlas pasti hasilnya sangat terhormat.[] Pasongsongan, 10/2/2021

Kisruh Covid-19

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Akibat pandemi Covid-19 berbagai sendi kehidupan pun terus melemah. Hubungan antara Tona dan suaminya retak karena berbeda pendapat. Suaminya kalah karena pemberitaan lewat media massa menjadi contoh nyata. Seakan-akan tak terbantahkan lagi. Suaminya mati kutu. Namun ia tetap percaya kalau Covid-19 ada. “Kejahatan akan terbongkar. Alam akan menyeleksi kebenaran hakiki. Tak pandang bulu, apa ia penguasa atau kaum jelata,” gumamnya dalam kamar seorang diri.[] Pasongsongan, 9/2/2021

Berkelit

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Rakus menjadi bagian gaya hidupnya. Tona mempertahankan egonya demi keuntungan bersama kelompoknya. Hukum bagi mereka seolah bisa dibeli, paling tidak bisa dicuci dengan duit. Berulangkali Tona lolos dari jerat pidana korupsi. Acapkali ada celah. Sedangkan media massa menggiring pemikiran bahwa dirinya sosok mulia. Sebuah pertahanan amat jitu. Ketika pembagian hasil curian tidak adil, Tona tak bisa apa-apa. Tangannya pun rela diborgol.[] Pasongsongan, 9/2/2021

Berahi

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Dari keluarga miskin, terbelakang serta lingkungan fanatik kesukuan, Debur menapaki dunia baru di sebuah kota paling sibuk di negeri ini. Ia merasa beruntung karena memiliki talenta di seni rupa. Banyak orang mengundangnya, menjadi pembicara pada seminar-seminar. Duit pun mengalir pada keluarga kecilnya. Lalaki beranak satu, lukisannya laris terjual pada warga asing. Ia tak menyesal ketika harus melukis wanita telanjang dalam satu ruangan. Ia tidak pernah kepincut. Seolah dirinya sudah kebal. Tapi kini entah kenapa debar-debar berahinya meletup tanpa terkendali, ketika seorang paruh baya tanpa sehelai benang bergaya di bola matanya. Sesekali kuasnya terjatuh. Debur tak kuasa pada jiwanya sendiri.[] Pasongsongan, 9/2/2021