Kaki Berlumur Darah
Pentigraf: Yant Kaiy
Terkurung dalam sumur
derita tanpa seutas tambang. Tak ada secercah cahaya. Gelap pandang tak tahu
arah. Terus meraba semasih detak jantung berdenyut. Aku tidak begitu saja
menyerah. Ikhtiar mengeja riwayat masa silam jadi kajian kalbu. Lantaran aku
masih belum mencapai mutiara kalimat: Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke
tepian. Aku tergenangi air kemuakan hingga leher.
Diantara kekerdilan
jalan pikiran, mengais makna bahagia. Bahwa harta tidak menjamin hujan tercurah
ke permukaan kehidupan manusia. Tapi kenapa aku hanyut pada irama musim.
Sedangkan agama merawat umat supaya sejahtera dunia-akhirat.
Aku tak boleh lagi
menoleh ke belakang, meski kami berlumur darah. Aku akan menikmatinya, seperti
secangkir kopi menikmati suasana pagi. Hangat.[]
Pasongsongan, 12/2/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.