Postingan

Sungai Darah Naluri (39)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Sangat a ku akui memang, selama aku bergelut di dunia baru tak pernah membangkitkan gairah dunia masa lalu yang kuselami sampai ke dasarnya. Aku terus di bentur oleh beraneka tuntutan hidup , senantiasa mengan g a lebar , menadah air hujan jatuh pada ladang kemarau naluriku ha m pir terdampar di antara emosi diri berhalusinasi. Mengambang akhirnya dalam keletihan tak pernah berhenti mengguncang sukma , kecuali hati kecil ini tak mungkin aku pungk iri sepanjang perjuangan... Bah, mengapa aku terperosok pada pengertian amat ironis. Kedengarannya lagu lama memang, seharusnya aku tak berada pada posisi sungguh sulit untuk dibaca oleh banyak mata api di bawah rindang dedau nan hati nurani. Benarkah itu semua adalah sebagian nafeu yang tercecer pada sebagian buruh pemalas? Datang lalu pergi selembar raga nasionalistis obyektif dan akurat pada waktu silih- berganti, tak pernah menghiraukan akan kebingungan pengabdian nan tersisa, terpotong oleh pelangi sangat r...

Sungai Darah Naluri (38)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Tapi bagiku teramat penting lantaran budaya hidup tidak sebatas urusan finansial belaka. Apa yang akan dibeli kalau barangnya tidak ada di pasaran. Apa yang akan dimakan kalau alam tidak lagi menyediakannya. Jadi tidak ada artinya lagi uang. Bagus   :Kau jangan terlalu kolot, Bar...! Sebar    :(Tersinggung) Mana bisa aku menentukan, juga kau !!! Bagus    : Ini tradisi... tahu l... Sabar     :Apakah hal ini bukan i s u, Gu s ??? (Bimbang) Bagus    :Lhooooo, seringkali kau aneh... Kapan kau mau maju ?11! Sabar     : Bagaimana dengan sikap Luka ?? Bagus     : la malah s earah dengan tuntutan yang wajar, Bar... Mereka merencanakan mogok kerja di sepanjang detik, mengeruk perhatian terhadap sungai darah emosi sebagai buruh, sebagai bawahan semestinya tunduk mengikuti perkembangan situasi .   A ku sebagai orang baru di dunia penuh kepalsuan, kebohongan, kelicikan, bah...

Sungai Darah Naluri (37)

Gambar
Novel: Yant Kaiy K ubersandar pada jiwa yang mungkin dapat dibenahi lagi. Walau a ku memang tidak terlalu yakin. Walau kadang kemungkinan ternatal di antara kejenuhan itu sendiri. Di sinilah kupertaruhkan bermacam bakat terpendam selama bertahun - tahun kusiram dengan kesejukan alam pegunungan menghijau pada pandang mata . Adalah sahabat lama: Sabar, Bagus, dan Luka telah banyak memberikan perhatian sungguh mulia bagiku , tak mengenal perjalanan persaingan di tengah kebisingan waktu acapkali membelenggu harapan diantara banyak pilihan . Mereka terasa menyatu di nuansa langkahku dirasanya lamban memuntahkan lahar kejutan di dunia bisnis. Kebersamaan kami ternyata kesatuan tak mungkin dipisahkan oleh kemarau divide et empera sepanjang perjalanan terpotret oleh banyak pengacau. Sifat lunak terhadap sesama tak mungkin terbuang, terlempar, terkapar, lalu terbakar oleh naluri hitam tak berperasaan. Di sudut ruangan terasa baru , hampa semuanya, kupacu lan g kah diri terus m...

Sungai Darah Naluri (36)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Suatu ketika di kantin, tempat dimana para karyawan mengisi perut dan bercengkerama dalam suasana kurang peduli terhadap sesama. Semua sibuk memilih-memilah apa yang dikehendaki. “Apa kau takut?” “Untuk siapa? Semua takkan lepas dari bidikan gelora hati orang lain. Kebenaran seringkali memang menyakitkan. Tapi kita harus ikhtiar menyibaknya, sekuat tenaga tanpa kenal lelah.” “Wajar kau lelaki.” “Apa bedanya?” “Persamaannya sebagai makhluk bernyawa. Tapi perempuan tentu lebih lembut. Pria mesti perkasa.” “Mencintai diri sendiri bukan dari wajah diperbaiki. Tidak cukup. Kebersihan hati modal utama kau meniti perjalanan usia. Aku tak punya waktu mengguruimu. Ilmu pengetahuanmu lebih dari apa yang aku miliki.” Ia tersenyum lebar ketika kami berpisah, meleburkan rencana selanjutnya karena jam pulang belum berdentang. Sekali lagi aku mengimla musim di semesta naluri. Tumbuhlah di sekitarku iri yang tak mungkin kumusnahkan dengan cairan racun yang di tuan...

Sungai Darah Naluri (35)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Tak mungkin aku ber p ikir lebih dari dua kali karena hal yang semacam ini justru mengganggu aliran sungai kebulat a n hati, kalau sudah demikian yang pasti akan terurai ben a ng - benang keresahan membuncah, padahal aku harus menyatu dengan berbagai tugas yang sudah menanti. Aku butuh tempat berlindung dalam mengembang kan diri. Namun masih dapat kulihat peluang yang agak lebih luas dari daun kelor. Kubersyukur dapat dipertemukan dengan kenyataan yang tidak mungkin kutolak kehadirannya walaupun aku harus mengorbankan sesuatu teramat berharga yang terdapat pada diri ini. Oh... Berbagai cara dan etika dari tugas yang harus kuhadapi sudah siap meng h adang liku perjuangan yang sesungguhnya. Bila pagi menjelang. Udara segar memberiku spirit dalam menyelesaikan berbagai halaman tugas kantor swasta, semuanya dipasrahkan terhadapku. Sebagai bawahan yang yunior masih dalam berkembang dalam karier, dan sesuatunya masih berjalan dengan dibantu oleh arah mata angin yang mem...

Sungai Darah Naluri (34)

Gambar
Novel: Yant Kaiy T iba pada sebuah waktu dalam perjalanan nan gamang. Kujumpai beraneka ketidak-wajaran terlalu naif kesan pertamanya. Tak sanggup kumenatapnya meski aku harus mafhum betul atas sikap diri dalam beradaptasi . Sekelumit tanya merona, mengapuri senja kalbuku, ada baris - baris sesal bersandar pada asa terus membara. Kuungkapkan lewat bahasa yang disempurnakan dengan maksud sesungguhnya, dari garis yang sukar ditebak dan diluruskan . Akhirnya timbullah rumah kelucuan dengan bangunan lamunan berpagarkan naluri yang tak beribu kelicikan. "Kapan kau dapat membuktikannya?..." "Entahlah, sebab hujan masih dalam mimpi! ” “ Apakah kau seorang paranormal?..." Ia kembali mengulitiku. Tangannya lincah bermain, menyasar segala yang dapat disentuhnya. "Bar a ngkali kau melihat binar - binarnya saja. " “Benarkah?” "Sudah kuumumkan lewat corong iklan. " "Tetapi terlalu sedikit kesempatannya!??" Ia menatapku da...

Sungai Darah Naluri (33)

Gambar
Novel: Yant Kaiy N uasana kalbu yang membakar semangat diri diiringi jeritan serta suara - suara mirip api neraka membakar sekujur tubuh manusia, sedangkan aku berada pada posisi sulit untuk merdeka dan aku semakin jauh saja dari kumpulannya, terlempar di antara mayat - mayat mengerikan dihiasi d a rah, menjadi bangkai tak berharga seutuhnya, karena mereka berjuang di lorong nan sesat bagi agamanya dan bangsa yang membawanya pada jurang kenistaan. Aku jadi malu terhadap d i ri sendiri, sebab aku tak jarang melangkah di antara kekeliruan, kemaksiatan, kebejatan, kemunafikan, kebangsatan, kenistaan bersumber dari hati kotor, najis, dan sekaligus menjijikk a n bagi siapa saja. Musim memang akan senantiasa berganti, seperti segala keinginan yang tak berpantai. Semua manusia ingin hidup nyaman, tenang, sejahtera, aman dari musibah, terhindar dari belenggu derita menggelegak, dan lain sebagainya. Lalu kesedihan, penderitaan, kemelaratan, kemiskinan buat siapa? Tuhan Maha Bijaks...

Sungai Darah Naluri (32)

Gambar
Novel: Yant Kaiy T erkadang harus meninggalkan iba kaum bawah dengan beragam syarat harus dipenuhi; mulai dari potret wajah yang harus menawan bagi siapa saja : B erpenampilan ramping bagi seorang wanita , bersahaja dalam bersikap , menarik di depan para hadirin di atas panggung mode l sebagai ratu kecantikan, tidak diperkenankan menghilangkan rasa hormat terhadap pimpinan yang memberi setetes perhiasan dunia sebagai balasannya, tinggi badan serta berat turut berperan bagi calon tenaga kerja untuk dimasukkan dalam kategori terbaik dan ditempatkan pada bagian vital di sebuah ruangan tak sehat, demikian pula dengan cara berbusana harus rapi tanpa menghilangkan kesan orang baik - baik kendati ada bercak kecil yang wajib ditutupi bedak impor d a ri negara yang pernah menjaga gengsi dan nama baik, lantaran sulit bagi pimpinan untuk mendapatkan barang - barang impor yang menyangkut hak as asi bagi anak buahnya, dan ada lagi persyaratan yang saat ini seringkali menjadi ajang perd...

Sungai Darah Naluri (31)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Semua insan tahu akan dosa namun dari terlalu biasanya mereka melahap , menganulir, menindas segala yang nampak tidak baik bagi tata pembangunan, hingga korban pun berjatuhan di tanah merdeka dalam membela h a knya. Aku pun merasa kelu dalam memvonis se suatunya lantaran aku tak mempunyai secuil kuasa di atasnya selain harga diri di depan kebenaran, tetapi bukannya aku mengingkari kekejian itu , karena hati nu raniku tak dapat dibohongi sedetik pun, apa daya dayaku . Aku justru berfikir lebih kritis tentang suasana memprihatin kan apalagi menyangkut semacam penindasan oleh aparat pemerintah tidak bertanggung jawab, cuma ingin menangnya sendiri dalam mengambil keputusan dan sikap yang totaliter, dan semuanya digemakan lewat pengeras suara dengan diembel - embeli keadilan bagi semua pihak. Lewat koran pembungkus nasi goreng aku menemukan kepastian tentang perka m pungan kumuh mengalami nasib penggu s uran itu, sebuah potret orang - orang penting berjabat t...

Sungai Darah Naluri (29)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Dari impian menggunung serentang usia mengalir alami, lantas tumbuh jalan keluar menan cap pada batang - batang pepohonan di atas bukit hati manusia yang memilik i berkolam air mata tak darah. Kusaksikan puing - puing itu sekali lagi lebih dekat, lebih erat, lebih akrab, dan lebih bersahabat terhadap pergaulan berikutnya . Semua insan bernyawa mengakui kodrat kehidupan ini berputar tiada henti, sampai akhirnya berjumpa lagi pada ujung benang sejarah yang mirip dengan drama kehidupan , dipentaskan di panggung kehormatan dengan wajah beragam hampir tak dapat dikenal lagi meski dari irama geraknya. Kutaburi tanah yang kukeramatkan dengan doa - doa yang telah kusulam dengan rasa kecewa semalaman . H ampir mata ini tak terpejam ketika suara - suara gaduh memenuhi perkampungan kumuh ini, ketika orang - orang ada yang menangis, berteriak, menjerit, bahkan menggonggong sepanjang malam nan kelam. Selebihnya aku mendengar kaki - kaki mendekat dan semakin mendekat d...

Sungai Darah Naluri (30)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Beribu-ribu nyawa terluka hatinya akan kebiadaban mereka berlabel penguasa. Kaum minoritas tak miliki senjata harus tersungkur di pintu pagar keadilan. Ia tertahan tanpa protes sebab mulutnya terkunci dibawah ancaman kematian; sekali gerak mungkin semua lenyap tanpa bekas di atas bumi pertiwi. Aku benci kepalsuan. Aku benci bentuk penindasan, pemerkosaan... Aku benci ragam peng k hianatan Aku benci, benci, benci...! Ragaku bagai tak berarti lagi di mata mereka, seujung kuku pun, kecuali kesombongannya yang meledak - ledak tanpa dilapisi penghargaan sama sekali bagi pejuang p embela bangsanya. Semuanya bagai dalam penjara yang tak bisa bergerak dan berteriak, sebab demokrasi mati total di antara kebencian berkobar, menyala di sudut negeri ini, dan perdamaian hanyalah sebuah simbol tak patut dihormati lagi sepanjang hati nurani masih terlepas dari bidikan nuansa perasaan sesama umat. Apalagi kebebasan rawan, sulit untuk didapatkan secara gratis, karena kaum...

Sungai Darah Naluri (28)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Aku takut kembali terjebak di tengah kota kumuh ini, lantaran begitu sulitnya aku menemukan wajah baik , mana yang j a hat , mana wajar dalam bersikap terhadap sesamanya. Benar-benar bodoh dibuatnya. Usiaku semakin senja. Aku masih ingin menguak beragam misteri yang melekat di raga sebelum ajal menjemput, lagi pula cinta yang membisikiku agar buldoser serakah senantiasa bergerak maju terhadap perumah a n kumuh milik kaum jelata. Sekali gerak belalai buldoser tersebut , habislah riwayat kekumuhan perkampunganku di pinggiran kota ini. Dulu aku sempat terpuruk dalam sedih , hanya menyaksikan dari kolong jembatan peristiwa yang tak mungkin aku tinggalkan, karena di perkampungan rata dengan tanah itulah aku bisa bernafas dan besar dari lingkungan buruk menurut kaca mata tata letak kota yang sesungguhnya, aku hanya dapat menangis dalam hati, me rintih penuh kecewa terhadap sistem ganti rugi. Tak ku as a hati nurani menahan benci berselimutken dendam, ent...

Sungai Darah Naluri (27)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Panorama tentang wujud tanah kelahiran banjir air mata, balutan gamang meletup - letup laksana magma mengalirkan lahar kematian pada hati nan sunyi, aku pun tak mampu berucap lebih jauh akan kemunafikan, biarlah tuli mereka dengan realitas kepedihan sayatan sembilu diantara kemiskinan dan kesengsaraannya . B iarlah aku saja yang akan mengerti dengan semua isyarat pancaroba bercakrawala kelabu nan buram, hampir tak dapat diterjemahkan kedalam angan mikroskop elektron super canggih man a pun, semasih ada serat - serat asap masa bodoh, cuek... Aku ingin berkabar pada lazuardi berliuk- liuk menghitung jemari awan tipis. Tetapi aku lupa akan mantera dan segala rahasianya . Seakan a ku tak mau larut di sisi kebimbangan itu sendiri, aku masih membutuhkan banyak waktu , aku masih perlu berbenah agar tak lepas begitu saja. Diantara kesunyian aku terseok - seok mengapuri pengembaraan, sementara beban kian sarat, aku tak dapat melempar sauh ke dalam kola m tak berdas...

Mengenal Jasimul, Seniman Pasongsongan

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Nama lengkapnya Akhmad Jasimul Ahyak. Di era 90-an Jasimul sering membaca puisi bersama saya di berbagai radio yang ada di Pulau Garam, Madura. Sebenarnya basic Jasimul adalah seorang perupa dan sering mengadakan pameran lukisan di berbagai kota di Jawa Timur. Karena sesuatu dan lain hal, akhirnya seniman berasal dari Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep ini mengajar di lembaga pendidikan swasta, menuangkan ilmu lukisnya kepada para peserta didik. Totalitas mengajar membuat dirinya tidak punya banyak waktu untuk melukis. Dalam usia tidak muda lagi, kini Jasimul mencoba menggali kembali dalam membaca puisi. Lewat sosial media Youtube ia publikasikan kemahirannya. Dirinya berharap kepada masyarakat luas bisa menikmati kerja kerasnya. Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Sungai Darah Naluri (26)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Lantas dia mendekat tanpa perasaan malu secuil pun. Dia b erseloroh sejenak seerti lazimnya perempuan penjaja cinta di pinggir jalan . Aku terlalu dingin menurutnya, apalagi dihadapkan pada halusinasi kemolekan seorang perempuan, padahal aku tak ingin mengecewakannya, semuanya...! Aku kembali berlari di tengah hujan disertai angin kencang menumbangkan kecongkakan terhampar mengelilingi perjalanan nasib tak keruan, memusingkan isi otakku . Maha berat bagiku untuk menyatukan tradisi - tradisi kuno bagi kemajuan bangsa yang semakin jenuh akan janji palsu sang pemimpin negeri . Aku tak mau memberikan persepsi keliru , konyol, sok pintar tanpa alasan, apalagi membingungkan. Seorang diri hasratku mengembara , datang-pergi animo tanpa kekurangan sesuatu apa. Kubaringkan semuanya. Ada damai yang menyentuh dinding kamar. Aku terharu... Tak ingin terlupa terhadap asal. Tuhan Maha Bijaksana terhadap umat-Nya. Seperti aku yang terus berbenah diri men...

Sungai Darah Naluri (25)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Kuibaratkan botol minuman di depan mejaku sebagai seorang nona manis bertubuh sintal namun telanjang bulat tanpa kesan sebagai Kartini Indonesia nan lestari nilainya, kupegang dan kuusap penuh kecewa, kubelai sekali lagi serta kutuang isi hatinya ke dalam gelas berwarna jingga langit senja, lalu kuminum bersama - sama tanpa ada rasa bersalah sekali lagi, sebab kami membutuhk a n lautan kasih lebih banyak agar tidak terlalu dahaga tatkala kemarau menghunus nasib . Yah, kasih terhadap sesama, bukan saja naf s u birahi yang terlepas bersama hasrat tak terbendung, padahal terlalu keji sekaligus menyakitkan tak ubahnya perilaku hewan, tak lebih dari binatang buas di alam ini . Aku tak dapat mengambil kesimpulan lebih dari sebuah kesenangan sementara dalam mengiml a kedengkian terhadap dosa dan maksiat pada malam ini . S edangkan halimun berguguran ke telapak tanganku tiada henti-hentinya berdoa dala m harapan berserakan . Jujur aku tak mungkin berbuat seena...

Santunan Anak Yatim dan Fakir Miskin MWC NU Pasongsongan

Gambar
Ketua Pelaksana Konferensi MWC NU Pasongsongan (kanan) bersama Akhmad Jasimul Ahyak dari apoymadura.com. (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Di tengah terpuruknya ekonomi masyarakat lapisan bawah di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep   mengundang keprihatinan banyak pihak. Salah satunya dari MWC NU Pasongsongan yang menggelar bakti sosial bertajuk Santunan Anak Yatim dan Fakir Miskin sekaligus pasar murah. Dihadiri 400 orang lebih acara bakti sosial tersebut bertempat di kediaman Slamet Hariyanto Dusun Morasen Desa/Kecamatan Pasongsongan yang dihadiri oleh KH. A. Pandji Taufiq (Ketua PC NU Sumenep) dan para pengurus NU Kecamatan Pasongsongan. “Acara ini merupakan mata rantai Pra-Konferensi MWC NU Pasongsongan yang diprakarsai oleh pengurus NU Ranting II Desa Pasongsongan. Setelah ini ada halaqah dan lokakarya. Puncaknya nanti pada 27 Desember akan digelar Konferensi MWC NU Pasongsongan yang diletakkan di Desa Campaka,” terang Ahmad Riyadi, Ketua Pelaksana Konfe...

Kesaksian Pasien Therapy Gondowangi Bondowoso

Gambar
Apoymadura, Bondowoso – Ketergantungan terhadap obat-obatan justru berdampak tidak baik bagi kesehatan tubuh manusia. Penyakitnya justru bertambah parah sehingga makin sulit untuk sembuh. Salah seorang pasien epilepsi akhirnya bisa bernapas lega lantaran penyakit yang diderita berangsur membaik setelah minum Herbal Gondowangi. Bahkan hingga saat ini penyakit ayannya tak pernah kambuh lagi. Lelaki agak kurus itu tidak menyangka kalau ramuan yang berasal dari bahan-bahan alami dari bumi nusantara mampu menyembuhkan penyakitnya. Padahal ia sudah berobat kemana-mana dengan pengeluaran biaya tidak sedikit. Sesuai keterangannya kepada apoymadura.com , Kamis (17/12/2020) Oleh temannya ia direkomendasikan untuk melakukan pengobatan di Therapy Gondowangi Bondowoso. Ternyata benar, dirinya saat ini terbebas dari epilepsi alias sembuh total. (Yant Kaiy)  

Pembangunan Tugu Batas Pasongsongan Berpotensi Terjadi Lakalantas

Gambar
Pembangunan Tugu Batas Kabupaten di Pasongsongan (Foto: Yant Kaiy) Apoymadura, Sumenep – Pengemudi kendaraan bermotor harus ekstra hati-hati ketika akan melewati jalan raya pembatas antara Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep dan Kecamatan Pasean Kabupaten Pamekasan. Karena jalan menyempit dengan berdirinya tiang penyanggah di sisi kanan-kiri jalan. Banyak masyarakat menyayangkan kurangnya perhatian para pekerja proyek terhadap keselamatan orang lain. Di lokasi pengerjaan pembangunan Tugu Batas Kabupaten (Pasongsongan) dari arah timur jalan agak menikung dan dari barat jalan agak menurun, sehingga rawan lakalantas (kecelakaan lalu lintas). Pantauan apoymadura.com dilapangan pada jam 07.15 WIB dan jam 15.30 WIB. Kamis (17/12/2020). Semestinya peletakan rambu-rambu lalu lintas di lokasi rawan kecelakaan lebih diutamakan, dipikirkan, diperkirakan, dan diperhitungkan sebaik mungkin supaya tidak mengganggu pengguna jalan raya, apalagi sampai terjadi kecelakaan. Tidak hanya asal pa...

Sungai Darah Naluri (24)

Gambar
Novel: Yant Kaiy Aku tak menipu membuat sandiwara dalam permainan asmara di persimpangan rayuan berkeliaran . Berdiri sema tinggi duduk sama rendah... Aku traktir dia makan dan minum al a kadarnya sebagai tanda pe rsahabatan abadi dalam lingkaran derita hampir mirip seperti apa kumainkan di layar . Aku dapat meraba bahwa dia sudah mengharapkan lebih banyak dari apa yang sudah kuberikan namun aku tak bisa untuk me ngulang dosa lebih banyak, apalagi perbuatan tersebut menjanjikan neraka. A ku masih mampu ber p ikir wara s tidak seperti hewan gampang tersulut nafsu setan, rangsangan senyum saja membuat terkubur keimanannya bersama belas kasih . Kemudian aku bayar semampuku biarpun aku tak makan dan minum dua hari demi melihat senyum rapuh nya tidak ceria lagi karena dia tahu aku tak sanggup sebagai lelaki memberikan apa yang dipintanya, kecuali masukan iman kuselipkan senantiasa kepada genggaman erat tangannya nan lembut, mengajak, memberikan kesempatan untuk lebih ...