Postingan

Antologi Puisi Fragmen Nasib (24)

Gambar
Karya: Yant Kaiy B erbicara Tanpa Makna m e m akna i celoteh sahabat pengangguran di per s impangan j a lan berdebu m erokok me m beli eceran ti a da s ungkan membalut mata hati nya berjalan menyusuri tepi jalan raya angan acapkali mengopeni hasrat di ba ngk itkan luapan pelangi surut tertelan senja menjingga   kupeluk kembali segala lamunan berserakan terpancar asa dibalik ri m bun bunga hati sontak muncrat lahar di raga tanpa jeda bersenyawa kebi m bangan tak terelakkan kesadaran terpatri menelanjangi relung jiwa luruh berpencar dia m kan lazuardi menuntun duka sementara masih banyak g aris penghalang menghadang tiap ayunan kaki   ber g en gg a m an tangan sebagai sahabat kendati jalan ka m i berbeda jiblat n amun satu -kesatuan sebagai penderita makan seadanya, pakaian sebiasanya sepatu satu kupakai aus seny a mannya belajar tanpa peduli akan keletihan mengurung tanpa tedeng aling-aling kututup angan tak menentu ...

Antologi Puisi Fragmen Nasib (23)

Gambar
Karya: Yant Kaiy Perjalanan mantapkan harapan s ebiru m ungkin impian ter kontaminasi senoktah kegamangan membuntuti segala sengketa di benak menua tanpa kendali, kodratku sebagai manu s ia duri - duri me neror tiap detak jantung kukuatkan hati rapuh pada titian ikhtiar seberapa kuasa diri menelanjangi langkah tak terurai meluap peluh mengukir sekujur bumiku di bingkai emosi   kusarungkan n i at tak be c us menggoda merayu telinga hati terpesona bangkit mimpi men yu suri beragam nostalgia ter c ipta di mata irama sumbang terdengar menderaskan hujan kerinduan permata indah bukit-bukit menghijau kupasrahkan bekal perjalanan terkikis waktu menye sa tkan berbaur lelah sesekali ternatal kecewa mengkristal lepaslah kesu m pekan bergelimang, tak menentu arah...   aku kian menghilang dalam bayangan ilusi panora m a diri merenungi bersama luka terabaikan diantara takdir kuusir duka menerkam bias naluri melepuh nyanyikan lar...

Warga Pasongsongan Berduka

Gambar
Kiai Haji Muhammad Mustofa Mukammal (kiri) bersama putrinya, Nyai Hajjah Jauharatun Nafisah. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Kiai Haji Muhammad Mustofa Mukammal, Pengasuh Pondok Pesantren Al-Istikmal Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep meninggal dunia tadi siang. Beliau menghembuskan nafas sekira pukul 14.00 WIB (Ahad, 14/7/2021).   Kiai Mukammal menyusul putri kesayangannya, Nyai Hajjah Jauharatun Nafisah yang belum genap sepekan dipanggil menghadap Sang Khalik. Peristiwa ini cukup menggemparkan banyak pihak. Sebab masyarakat umum sudah tahu kalau Kiai Mukammal adalah Rais Syuriah MWC NU Pasongsongan.   Beliau panutan masyarakat luas. Umat benar-benar merasa kehilangan. Dan keberadaan pondok pesantren yang diasuhnya merupakan paling awal ada di Desa Pasongsongan.   Disamping itu Kiai Mukammal adalah keturunan Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin, penyebar Islam pertama di wilayah pantai utara Pulau Madura pada abad XV Masehi.[] ...

Antologi Puisi Fragmen Nasib (22)

Gambar
Karya: Yant Kaiy Tangis Malam menelanjangi nasib tak bertepi keserakahan tak aus di terkam keheningan berkembang kesendirían, pasrah segalanya meradang halusinasi menga m puni diri   katelah muak merangkak malam dingin me ngigit s ontak kutersentak men g gali bumi asa ada beragam kenistaan meniti perjalanan ini terbujur raga melayang tanpa jejak l uluh jati diri berhamburan kupejamkan mata sejenak barangkali kutemukan mutiara kasih harta terpendam bagi pelita penerus perjuangan kubuka tirai, kusibak mega -m ega kebimbangan adakah jawab penghilang prasangka tanpa sosok? menara hati yang terkulai merambah   gelap malam kaburkan ib a nyanyikan lara hutanku bersemedi merenungi sengketa airku alirkan darah amis membangkaikan suasana hanya s uara tak menentu melukis i kebimbangan sejenak bersandar pada sebatang pohon   kusudah terku rung bersama tangis naluri tanpa sebatang kuasa tumbuh subur tertancap mematung tak...

Antologi Puisi Fragmen Nasib (21)

Gambar
Karya: Yant Kaiy Tumpa h Air M ataku mengalir ke pori bumí berjuta asa berbaur jadi bunga bahagia lamunan menghilang sendirinya bersaing beragam keinginan menumpuk kubiarkan saja, terus mengurung ternatal kegamangan mengoreksi liku hidu p tanpa kendali menyusuri pesona dunia meleleh air mata tak darah di raga   kuterus merenungi nasib diri tersiksa diantara kemi s kinan harta apa pun alasannya kutak ma u tahu lagi yang kuharap hanyal ah ketenangan abadi menjadi nuansa cin ta diri meniti hari ke pekan   dan terus kubiarkan kelelahan itu melepuh terjilat ket id aksopanan bunga luka haru s kah kuterus begini? s ikapku menerjang sengketa kabur pandanganku menatap penorama bukanlah maksudku bersikap tak di kehendaki i tu selimut kece w a merampas kesabaranku kendati bagaimana pun aku masih miliki malu sebagai u m at beradab   kini ladangku tanpa rumput kering tumpahan air mataku mengairi ladang hati bersemila...

Memperpanjang SIM di Polres Sumenep

Gambar
Kantor Satpas Polres Sumenep. Ruangannya ber-AC dan free Wi-Fi. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Atas pemberitahuan teman, bahwa masa berlaku SIM (Surat Izin Mengemudi) bukan berdasar tanggal kelahiran, melainkan berakhir tanggal pembuatan. Maka saya pertengahan Juni 2021 langsung tancap gas ke Polres Sumenep.   Saya berangkat pukul 06.00 WIB dari Desa/Kecamatan Pasongsongan. Di tempat foto copy diberi arahan untuk membawa sepeda motor menuju tempat tes psikologi dan kesehatan. Jaraknya saling berjauhan. Tidak seperti lima tahun lalu ketika saya memperpanjang SIM. Tempatnya menyatu.   Di Kantor Satpas (Satuan Penyelenggara Administrasi) Polres Sumenep akhir dari pemotretan SIM. Senang rasanya karena saya puas terhadap pelayanannya yang lebih baik dan lebih cepat.[]   Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Antologi Puisi Fragmen Nasib (20)

Gambar
Karya: Yant Kaiy Hutan Kesepian meng g unung kekecewaanku tanpa haru batu-batu hanya berdi a m diri seolah hanya menyak s ikanku atau sungai yang mengalirkan hidup bagi keberlang s ungan ; kelestarian hakiki tubuh terserap ilalan g keger s angan   kurasa diri te lah bermandikan hujan meng gelepar diantara beragam kebohongan kuterjungkal menantang semua kesewenang - wenangan dari peng uasa begitu pekat bersiasat kucoba sekali lagi, dan entah keberapakalinya mega tak pernah ramah menyambutku sejumput resah berkobar berkepanjangan kealamian damba kami lenyap dari genggaman musim   bunga - bunga l iar menampakkan senyu m kemenangan berte m ankan duri - duri menghunus raga patah gairah ikhtiar bekalku mengembara s etumpuk perlawanan berbaris rapi dalam angan sia - sialah semuanya, hanya jadi tontonan burung kuterus terbang tanpa kendali melahap sakit mendera halusinasi melebar lagi disambar petir keserakahan   kubac...

Antologi Puisi Fragmen Nasib (19)

Gambar
Karya: Yant Kaiy Denting Gitar aku kian tak peduli menembus pekat halimun mengurungku begitu perkasa senantiasa k utiti beragam aral hidup tiada tekanan diri me rawat pelepas dahag a ber kidung tentang diri terlempar dari peradaban pilu menyayat jiwa kerontang ikhtiarku tersangkut di ranting kering terlupa dari ingatan riwayat masa silam k ian j auh pengembaraan dari mereka suaraku serasa jauh dari tan g kapan pendeng a rannya melaralah sekujur   benak tenggelam iba memupuri sanubari tak pernah angkara   barangkali nyanyianku bagi mereka buah durhaka tapi buat apa mencela mereka tak senada m emang tradisi lebih kuasa bertahta   saban malam merangkai cahaya rembulan bintang bertaburan menemaniku di peraduan ber c anda lewat pantun dan bahasa ibu sucikan diri di telaga b iar kutu lenyap tertikam dosa, sampai s enar - senar g itarku mengendor tak bersemangat lagi r e s ahlah j iwa berbanggal ah mereka diantara keg...

Antologi Puisi Fragmen Nasib (18)

Gambar
Karya: Yant Kaiy Sampan Kebimbangan kupeja m kan mata darí tamparan terik kar e na kebimbangan s udah menghadang langkah angin mohon ampun h ingga langkah kian tak pasti melebar cinta m embuncah aroma impian melecut segala keinginan begitu memanas sekali l agi kubiarkan menge m bara di alam surga sa m pai tak ada sisa m enggantung dan menyendiri penantian meng g iring jauh ke cakrawala khayal kupaksakan jua hati menendang kebencian kendati aku harus menyandang kekalahan pembawa aib namun tak mengapa , a ku te lah terbiasa aku tak terkejut lantaran aku bisa mengantisipasi dari sekían banyak lara lumuri ragaku tanpa batas   pada kebimbangan yang seringkali ternatal sendiri berjalan tanpa teman pelipur duka tak ternilai berjatuhan kesepian m enyusuri pantai hati k eteguhan ya, keteguhanku serta kesabaran amat meniscaya berlomba mengalirkan asa nan hampir suram cemerlang nuansa kalbu dari kebimbangan terus berakhir kebimbangan kudapat...

Antologi Puisi Fragmen Nasib (17)

Gambar
Karya: Yant Kaiy Elegi Pagi pantan g bagiku persembahkan ke bohongan menenggelam k an se s ama pada danau kenistaan kendati derita terus mendera tanpa iba menelanjangi nasib terang - terangan rasa bersalah seringkali menikam jantung membuntuti l iku hidup saban pagi tiada jenuh kodrat k ah barangkali semua ini a ku tak mengerti topan menghantam jiwa aku jadi serba salah   kuserin g bertanya pada kesalahan itu siapa tahu kumbang bisa jelaskan semua lewat untaian nyanyían pengobat susah tanpa harus berbasa - basi tanpa pertanyaan menusuk kalbu   kemudian a kan kuba w a kemana lagi menumpuk kebimbangan diantara belati yang kian membelenggu langkah diri tertumpah duka , k ukuatkan asa   kusujudkan banyak dosa dikeheningan mal am ku barangkali karma dari nenek moyangku ? dirí tak bisa berbuat apa -apa karena p ikiran te lah terkuras t ertelan keg ana san puting beliung   berserah diri ke hadirat I lahi mu...