Antologi Puisi Fragmen Nasib (22)



Karya: Yant Kaiy

Tangis Malam

menelanjangi nasib tak bertepi

keserakahan tak aus diterkam keheningan

berkembang kesendirían, pasrah segalanya

meradang halusinasi mengampuni diri

 

katelah muak merangkak malam dingin mengigit

sontak kutersentak menggali bumi asa

ada beragam kenistaan meniti perjalanan ini

terbujur raga melayang tanpa jejak

luluh jati diri berhamburan

kupejamkan mata sejenak

barangkali kutemukan mutiara kasih

harta terpendam bagi pelita penerus perjuangan

kubuka tirai, kusibak mega-mega kebimbangan

adakah jawab penghilang prasangka tanpa sosok?

menara hati yang terkulai merambah

 

gelap malam kaburkan iba nyanyikan lara

hutanku bersemedi merenungi sengketa

airku alirkan darah amis membangkaikan suasana

hanya suara tak menentu melukisi kebimbangan

sejenak bersandar pada sebatang pohon

 

kusudah terkurung bersama tangis

naluri tanpa sebatang kuasa tumbuh subur

tertancap mematung tak bersemikan dedaunan

sedangkan bunga-bunga mewangi

lalu untuk apa aku menangis

menyesali diri terkatung-katung.

Sumenep, 08/08/1988



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Imanur Maulid Efendi dan Ahmad Buhari: Pendamping Setia Guru Honorer Kecamatan Pasongsongan dalam Rekrutmen PPPK 2024

Drumband Gita Al-Husna SDN Pakandangan Sangra Raih Prestasi Tingkat Jawa Timur

Teknik Pengobatan Guasha dan Barqun di Griya Sehat Alami Holistik (GSAH) Yogyakarta

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Kepedulian Agus Sugianto dalam Membantu Guru Honorer pada Seleksi PPPK Tahap 2

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

Agus Sugianto: Kepala Sekolah yang Berdedikasi pada Pendidikan di Pasongsongan

Apresiasi Tim Penilai Kinerja terhadap Kepala SDN Panaongan 3 dalam Program Literasi dan Numerasi

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta