Kemarau Cinta
Pentigraf: Yant Kaiy Sering mengaulinya di remang senja sebelum kutinggalkan bersama impian hidup tentram di masa akan datang. Mimpi tentang anak kita bisa mengimla segala musim, segenap rasa, seteguk kasih sayang. Kau menatap senja diantara tingginya lamunan panjang melelahkan. Kendati kepastian belum tersaput mendung, tapi buihnya sudah terlihat dari kejauhan. Aku pasti bakal mendapatkan mimpi kita. Berjibaku dengan waktu di rimba perantauan sangat melelahkan. Bayang senyum kemenanganmu tergambar jelas di segala sudut ruang hatiku. Aku pungut keping-keping rindu untuk bekal perjalanan. Begitu menyakitkan cemooh tetangga kita, bahwa kita tidak akan bisa lagi menadahkan tangan kepada-Nya. Kucatat kata-katamu, “Mas, setelah kamu mendapat uang dan cukup untuk membeli rumah, segeralah pulang! Ingatlah itu. Aku akan merindukanmu bersama anak kita.” Akhir kisahku tentang impian kita aus tergerus goda wanita malam. Dia telah menggantikanmu. Dia terlihat lebih semerbak d...