Postingan

Kemarau Cinta

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Sering mengaulinya di remang senja sebelum kutinggalkan bersama impian hidup tentram di masa akan datang. Mimpi tentang anak kita bisa mengimla segala musim, segenap rasa, seteguk kasih sayang. Kau menatap senja diantara tingginya lamunan panjang melelahkan. Kendati kepastian belum tersaput mendung, tapi buihnya sudah terlihat dari kejauhan. Aku pasti bakal mendapatkan mimpi kita. Berjibaku dengan waktu di rimba perantauan sangat melelahkan. Bayang senyum kemenanganmu tergambar jelas di segala sudut ruang hatiku. Aku pungut keping-keping rindu untuk bekal perjalanan. Begitu menyakitkan cemooh tetangga  kita, bahwa kita tidak akan bisa lagi menadahkan tangan kepada-Nya. Kucatat kata-katamu, “Mas, setelah kamu mendapat uang dan cukup untuk membeli rumah, segeralah pulang! Ingatlah itu. Aku akan merindukanmu bersama anak kita.” Akhir kisahku tentang impian kita aus tergerus goda wanita malam. Dia telah menggantikanmu. Dia terlihat lebih semerbak d...

Terbunuh Sebelum Mati

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Aku tak sanggup lagi menyembunyikan kepedihan ini pada siapa pun. Banyak kisah pilu menyayat hati terjadi bukan akibat perbuatanku. Anggapan orang banyak, akulah dalang dibalik terbunuhnya mereka yang tak berdosa. Tuduhan tak mendasar itu membuat hidupku kian terbelenggu. Aku tak bisa melakukan kewajiban sebagaimana tugas yang diberikan penguasa terhadapku. Kedamaian adalah dambaan tiap insan. Kadang kedamaian yang telah direngkuh tak bisa membuatnya puas diri. Ada pula yang mengkambinghitamkan sesuatu. Seperti mereka yang telah menyudutkanku, bahwa pelayanan medisku salah. Padahal sudah sesuai prosedur kami menangani pasien. Akibatnya keluargaku merasa terusik oleh kata-kata mereka. Sebagai dokter, baru kali ini aku mendapat ancaman dari keluarga pasien. Intimidasi itu begitu mengkhawatirkan kami. Aku harus menempuh jalur hukum untuk membersihkan namaku. Aku tak bisa tinggal diam, walau aku sesungguhnya ingin menyelesaikan secara kekeluargaan. ...

Mimpi yang Terkubur

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Terpaksa aku mengubur mimpi indah bersama keluarga besarku. Huru-hara yang dipicu  soal agama itu telah membunuh kedua orang tuaku. Beruntung aku dan adikku diselamatkan oleh tetangga sebelah rumah berbeda agama. Dia membawa kami pergi dari lokasi amis darah. Terbayang di mata kami bagaimana mereka menghabisi keluargaku dan orang-orang yang beragama sama dengan kami. Teramat biadab mereka membunuh dan membakar mayat-mayat itu di rumah masing-masing. Harta benda yan dikumpulkan selama berpuluh-puluh tahun itu hancur tak bersisa. Di pengungsian kami menangis tanpa henti sampai mengering air mata. Kami yang senasib dihantui bayang-bayang kelam mencekam dan menakutkan. Kami tak memikirkan impian indah masa depan. Yang terlintas di benak hanyalah bagaimana cara hidup selanjutnya. Pasongsongan, 1/3/2020

Sandiwara Rumah Tangga

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Dunia gemerlap penuh senyum kepalsuan di depan awak media merupakan tuntutan bagi seorang publik figur. Tardisi penuh kepalsuan ini mau tidak mau harus dilakukan Debur demi menjaga citra keartisannya. Debur menyadari betul kalau nama besarnya tetap termasyhur lantaran  keberadaan mereka tetap setia mengagumi dirinya. Ketika job sepi, Debur terpaksa melakukan petualangan cinta dengan mereka yang punya banyak duit. Jika tidak begitu, mana mungkin bisa punya penampilan tampan dengan busana masa kini. Ia menjatuhkan pilihannya pada Tonah. Perempuan muda bergelimang harta ini mau pada Debur asal dinikahi. Resepsi pernikahan pun berlangsung meriah dengan menghadirkan teman-teman keduanya. Keduanya tersenyum di pelaminan, meski diantara mereka tak berdiri di atas cinta sesungguhnya. Tujuan sebenarnya mereka mencari sensasi. Pasongsongan, 1/3/2020

Ulat tak Berbulu

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Kecantikannya menggoda iman kaum lelaki yang menatapnya. Hidungnya bangir dan matanya lebar. Serasi dengan bibirnya merah merekah. Lehernya jenjang. Tubuhnya sintal karena Tonah rajin berolah raga demi tetap menjaga kebugaran sebagai seorang artis bersuara emas. Aku kameraman yang dipercaya Tonah untuk pembuatan video klip dari beberapa lagu yang dinyanyikannya. Sebagai artis pendatang baru, dia mencatatkan namanya sejajar dengan artis lain yang sudah lebih awal berkiprah di industri musik tanah air. Album lagu Tonah banyak diminati pencinta musik. Tonah memiliki talenta tidak hanya ditarik suara, ia juga punya kemampuan berakting. Sehingga ada salah satu produser mempercayakan peran padanya bermain sinetron di televisi. Fans Tonah kian banyak. Di tengah ketenaran namanya, sesungguhnya dia mendambakan kehadiran seorang anak. Tapi itu akan mengurangi daya tarik fans baginya. Solusinya dia menikahiku karena beberapa suami bayangan sebelumnya tak bisa...

Ibu Muda

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Ayah menikahi Tonah, seorang janda beranak satu. Ayah sendiri menduda setelah Ibu meninggal 4 tahun yang lalu. Kini usia Ayah sudah enam puluh tujuh tahun. Ayah pensiunan guru SMA. Sedangkan ibu tiriku berumur 41 tahun. Dia masih jadi gegawai negeri di salah satu dinas kabupaten. Aku anak sulung dari tiga bersaudara. Sejak kepergian Ibu, kedua adik perempuanku yang mengurus rumah. Aku sendiri sudah bekerja di perusahaan rokok di kota lain. Maka aku jarang pulang ke rumah. Ketika Ayah akan melangsungkan pernikahan, aku mendampingi beliau menuju kediaman calon ibu tiriku. Aku terperanjat tatkala mata ini melihat sosok yang kukenal. Dia juga kaget menatapku. Astaga!... Ternyata Tina yang kukenal nama samarannya; Tonah nama aslinya.  Aku pernah membauinya di salah satu hotel. Dia punya cukup uang untuk membeli kelelakianku. Pasongsongan, 1/3/2020

Gejolak Dendam

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Dendamku senantiasa menggelegak terhadapnya. Dia telah memobilisasi kaum muda di desaku untuk menyudutkan segala gerak-langkahku. Sehingga aku terkurung diantara pergaulan hidup sehari-hari.  Tapi aku tetap saja menembus kabut itu. Tak penting bagiku surut satu langkah pun, lantaran apa yang kuperbuat benar menurut takaran norma yang ada. Sesungguhnya aku tak punya banyak waktu untuk membencinya walau dendam di batin ini senantiasa bergemuruh. Tiada guna membenci mereka. Aku hanya yakin kalau orang yang tidak berbuat salah akan mendapat perlindungan Tuhan. Kalau keyakinanku ini salah, berarti ayat-ayat Tuhan yang tertuang di kitab suci setiap agama itu keliru juga. Gejolak dendam itu memang akan senantiasa menghias hidup siapa pun. Sebagai pengacara, aku tak mau dendam itu meraja di dada. Maka aku jadikan dendam sebagai pemicu semangat dalam membela umat tertindas akibat kemunafikan-kemunafikan orang yang hanya mementingkan isi perutnya sendiri...

Bulan Tertutup Mendung

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Derita Tonah memang telah menghilang, tergantikan ceria tersebar luas diantara pergaulannya. Aku tak menyangka ia akan bisa bangkit dari keterpurukannya. Ia tetap sanggup mengepakkan sayapnya di udara merdeka. Meski bulu-bulu sayap itu telah terlepas ke tanah. Satu aib ayahnya telah merenggut harga diri dia sebagai seorang tokoh perempuan muda dengan segudang penghargaan yang diraihnya. Beberapa gelar internasional  juga menghias kariernya di bidang sosial budaya. Tonah pemilik sebuah yayasan yang peduli terhadap penyandang penyakit HIV dan pengguna narkoba. Disamping ia memberikan motivasi pada pasien, yayasannya juga memberikan pengobatan gratis lewat metode terapi. Sebagai anak tokoh politik penting di bumi nusantara, Tonah menjadi mudah mendapat kepercayaan dari mereka. Ia juga gampang memperoleh akses ke beberapa pejabat publik, sehingga yayasannya mendapatkan aliran dana cukup banyak. Lalu dana itu dikorupsi dengan ayahnya sendiri. Ayah Tonah...

Pandangan Pertama

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Aku tak tahu siapa namanya. Wanita muda penjaga toko di kampung terpencil. Kampung yang dulu terkenal masyarakatnya berbudaya maksiat. Banyak menjadi maling sapi, ayam, kambing. Kini dengan adanya pondok pesantren, benih-benih perilaku dosa dari mereka mulai berkurang. Mereka tidak lagi mengandalkan mencuri sebagai mata pencaharian. Mereka mulai merantau ke negeri orang. Wawasan mereka akhirnya lebih baik. Hasil kerja, mereka jadikan bentuk usaha. Aku hanya sebatas pengantar kerupuk ke toko dan warung serta kantin pondok pesantren. Pandangan pertamaku langsung mengantarkan hasrat diri untuk bisa menakar seberapa besar peluang dalam mendapatkan cintanya. Dengan jurus basa-basi. aku yakin bisa membongkar apa yang menjadi impian cintanya. Perubahan begitu cepat ini mejadikan penampilan kaum muda-mudinya tidak lagi kaku. Gaya hidup mereka terus mengalami kemajuan. Salah satunya gadis yang aku incar. Aku menunggu saat jitu dalam menembakkan peluru cinta...

Ada Noktah Luka di Matamu

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Perkenalanku dengan Tonah terjadi di sebuah taman perumahan Bekasi. Sesama perantau dari latar budaya berbeda tentu membutuhkan adaptasi dengan karakter kedaerahan kami. Tidak mudah memang. Aku terus menggandrunginya seiring kemesraan yang terhampar luas diantara rindu menggebu. Tak terpikirkan lagi tentang kidung kampung halaman. Ketika aku mengungkapkan gejolak di dada, ada berjuta makna menghias sikapnya. Aku terus menyemplunginya. Akhirnya kutemukan rahasia pada noktah di matanya. Tersimpan luka walau tak berdarah. Tapi itu cukup berarti baginya. Pada Hari Raya Idul Fitri aku berjanji melamarnya. Tonah bersedia akan kembali ke tanah kelahirannya. Walau aku masih belum menjemput asa di rimba Kota Bekasi. Aku tak mungkin menunda lagi. Ini saat terbaik. Pasongsongan, 1/3/2020