Postingan

Jadi Perhatian, Perkumpulan Macapat Lesbumi Pasongsongan

Gambar
Tohari diacara perkumpulan macapat. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Kehadiran Perkumpulan Macapat Lesbumi MWC NU Pasongsongan Kabupaten Sumenep mendapat perhatian luar biasa dari berbagai kalangan. Padahal baru memasuki putaran ketiga. Pertama, perhatian itu datang dari kalangan seniman macapat. Kedua dari para alim ulama di wilayah Kecamatan Pasongsongan dan sekitarnya. Umumnya mereka men-support agar perkumpulan seni budaya bertutur ini tetap lestari. Tidak raib ditelan masa. “Pada putaran kedua dan ketiga kali ini, perkumpulan macapat kami mendapat tambahan anggota baru. Saya merasa terus tertantang agar tetap menjalankan aturan main seperti yang telah ditetapkan dalam rapat awal pembentukan. Terutama disiplin waktu,” ujar Tohari sehabis acara perkumpulan macapat. Ahad (3/4/2021). Tohari sebagai ketua Perkumpulan Macapat Lesbumi MWC NU Pasongsongan menambahkan, berkesenian apa pun harus saling menghargai satu sama lain. Tidak pula merasa kalau dirinya terbaik dari anggota yang l...

Majelis Dzikrul Ghofilin Bersama Komunitas Therapy Banyu Urip Madura

Gambar
Majelis Dzikrul Ghofilin di kediaman MS Arifin. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Kiai Haji Imam Arifin selaku mursyid Majelis Dzikrul Ghofilin wilayah pantai utara Pulau Madura sangat antusias mendapat undangan dari MS Arifin.  “Kita tahu, MS Arifin adalah CEO Therapy Banyu Urip International berada di Yogyakarta. MS Arifin dilahirkan di Pasongsongan-Sumenep. Sukses dari pengobatan alternatif, dia membuka Pusat Pelatihan dan Pengobatan Banyu Urip Pusat Madura di Pasongsongan. Tepatnya di Depan Bank Jatim, Jalan Raya Kiai Abubakar Sidik Pasongsongan-Sumenep. Maksud dan tujuannya, dia ingin membantu warga Madura lewat pengobatan herbal,” terang Kiai Imam Arifin sebelum acara Dzikrul Ghofilin dimulai tadi malam. Sabtu (3/4/2021). Kiai Imam Arifin menambahkan, pelaksanaan Dzikrul Ghofilin kali ini dalam rangka memperingati 100 hari wafat almarhumah ibunda MS Arifin, Mas’awiyah binti Adlan. Sedangkan Kepala Desa Pasongsongan, Ahmad Saleh Harianto hadir juga di acara tersebut. Ia meny...

Suamiku Teroris

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Rumah tangga sederhana, penuh bahagia karena suamiku sayang kepada keluarga kami. Berdagang bakso di salah satu pasar di sudut kota. Ia menikmati pekerjaannya. Disiplin waktu menjadi modal bergaul sangat luas terhadap siapa saja. Tidak ada yang aneh dalam cara dia beribadah. Tidak pula ada kalimat dia terdengar baru di telinga. Ia tidak juga menghujat siapa pun. Kematian akibat bunuh diri di salah satu rumah ibadah menyeretku berada di kamar pesakitan. Setiap hari aku tersiksa oleh pertanyaan berlapis-lapis. Aku memahami kalau mereka ingin mengelupas rahasia dari suamiku. Tak ada satu pun yang kututupi. Pasongsongan, 3/4/2021

Harus Memilih

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Selalu mengalah karena demi kebahagiaannya. Walau seringkali ingin meminta   kebijaksanaan, namun hati melarangnya. Aku tak membencinya lantaran ia telah mencurahkan segala hidupnya. Saat insyaf mulai bersemi, maaf pun terlontar dari bibirnya. Lalu maut menjemputnya. Kecelakaan di jalan raya penyebab ia meregang nyawa. Bersama kedua anakku berjuang meniti hidup. Sisa-sisa jerih payah kami satu demi satu terjual. Tak terpikirkan bahwa ada lelaki mengincar kami. Hatiku terbelah, antara kebutuhan dan keinginan. Antara impian dan kenangan indah bersama dia.[] Pasongsongan, 3/4/2021

Ditinggal Pergi

Gambar
Pentigraf: Yant Kaiy Ketika masih belum punya anak, ajakan suami berhubungan badan acapkali tak kuacuhkan. Setelah melewati rayuannya, hati mulai luluh. Perasaan bangga lantaran meminta diantara malu tapi mau. Selalu saja ada alasan; mulai lelah karena seharian bekerja di rumah, suasana hati tidak menentu, dan sebagainya. Penolakanku tetap saja menunjukkan dia kecewa berat. Aku tak peduli. Sebab dia tetap mencintaiku. Aku bangga bisa mendikte hasratnya. Kini dia mulai berubah sikapnya. Kutelisik, dia bermain cinta dengan lain hati. Aku pun cemburu. Protes pun kulayangkan. Dia membela diri: “Kau memang bunga. Semerbakmu hanya di pagi hari. Kalau sore hari kau tak dapat kunikmati. Salahkah jika kumemetik yang lain?” Pasongsongan, 3/4/2021

Hadirilah, Festival Bola di Lapangan Sawunggaling Pasongsongan

Gambar
Ahmad Saleh Harianto Kades Pasongsongan (kanan) bersama Plt Kades Soddara. (Foto: Yant Kaiy) Sumenep – Festival Bola Anak usia dibawah 10 tahun akan digelar di Lapangan Sawunggaling Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Ahad (4/4/2021). Dalam festival bola ini akan menghadirkan beberapa klub sepak bola terbaik dari masing-masing kecamatan se eks-Kewedanan Ambunten. Meliputi Kecamatan Pasongsongan, Ambunten, Dasuk dan Rubaru. “Satu tim terdiri dari tujuh anak. Pelaksanaan dimulai dari pukul 15.00 WIB hingga selesai. Sedangkan lama permainan  tidak lebih 15 menit saja. Sebab festival ini akan selesai hari itu juga. Diharapkan dari kompetisi ini akan ada pemain sepak bola penuh talenta,” terang Kepala Desa Pasongsongan, Ahmad Saleh Harianto di kediamannya pada apoymadura.com. Ia menambahkan, bahwa panitia pelaksana Festival Bola adalah mereka yang memiliki kompetensi bagus. Salah satu yang ia rekrut yaitu Plt Kepala Desa Soddara Kecamatan Pasongsongan, Ahmad Nurhasin. ...

Alat Musik Tradisional Majelis Zikir dan Shalawat Lesbumi MWC NU Pasongsongan

Gambar
Catatan: Yant Kaiy Ada yang berbeda dalam penampilan jenis alat musik Majelis Zikir dan Shalawat Lesbumi MWC NU Pasongsongan Kabupaten Sumenep, ketika mengadakan pertunjukan di halaman LPI Al-Furqon Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan. Ahad (27/3/2021). Kita tahu kalau alat musik yang digunakan pada kelompok musik al-banjari terdiri dari: 4 rebana (banjari), 1 bass, 1 tam (tung), 1 calti, dan 3 marawis (keprak). Namun pada Majelis Zikir dan Shalawat Lesbumi Pasongsongan menggabungkan alat musik al-banjari dengan alat musik tradisional. Alat musik itu kendang dari gamelan, gong, dan tamborin. Ditambah lagi dengan alat musik cymbal dan 2 rebana mini. Penambahan beberapa alat musik ini tentu kian memberi warna khas. Terdengar asing. Tapi harmonisasi musiknya lebih semarak dan sangat menarik. Pada Majelis Zikir dan Shalawat Lesbumi Pasongsongan ada beberapa bagian (step) setiap performannya. Dimulai dari tawasul, zikir, lantunan shalawat, mau’idzah hasanah. Selanjutnya akan ber...

Mengenal Hairul Anwar (Habis)

Gambar
Hairul Anwar sedang berada di pelabuhan terbesar di Madura, yakni Pelabuhan Pasongsongan. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Kenapa mesti Hairul Anwar? Hal itu karena dia mempunyai nilai lebih ketimbang saudara-saudaranya yang lain. Mereka percaya kalau di tangan Hairul Anwar pondok pesantren warisan dari leluhurnya itu bisa berkembang dan menjadi pondok pesantren besar. Menurut sejarahnya, dulu pondok pesantren Kiai Mustamar merupakan salah satu pondok pesantren satu-satunya yang melakukan kajian kitab kuning di Kecamatan Pasongsongan. Walau bukan pondok pesantren tertua, tapi pada awal Kemerdekaan Indonesia pondok pesantren leluhur Hairul Anwar sudah memiliki ratusan santri. Kiai Mustamar membidik Hairul Anwar untuk menggantikan posisinya karena ada firasat baik dalam dirinya. Di mata Kiai Mustamar, Hairul Anwar punya sikap penyabar, santun, berbakti kepada kedua orang tuanya, sangat hormat pada orang yang lebih dewasa, mudah diajak berdiskusi, tidak pendendam, suka memaafkan...

Mengenal Hairul Anwar (Bagian II)

Gambar
Hairul Anwar berada di Pelabuhan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Hairul Anwar juga menjadi Ketua Aklindo (Asosiasi Kontraktor Ketenagalistrikan Indonesia, 2010 – sekarang). Ketua KADIN Kabupaten Sumenep. Ketua Aksindo (Asosiasi Kontraktor Konstruksi) Kabupaten Sumenep. Wakil Ketua I BPP Jawa Timur (2015 – sekarang). Wakil Ketua HIPMI Bidang Energi Sumber Daya Mineral (2015 – sekarang). Ketua PSSI Sumenep. Itu beberapa poin utama tentang nilai plus yang melekat pada sosok Hairul Anwar. Banyak orang terkesan terhadap karakter Hairul Anwar yang cenderung peduli terhadap nasib sesama; mereka yang hidupnya berada di bawah garis kemiskinan. Satu pembawaan masa kecil Hairul Anwar ini tidak pernah berubah hingga sekarang, begitulah beberapa komentar teman-teman masa kecilnya.   1.Masa Kecil Hairul Anwar Hairul Anwar dilahirkan pada, 18 Agustus 1980, di Dusun Benteng Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Ia menjalani masa...

Mengenal Hairul Anwar (Bagian I)

Gambar
Hairul Anwar tertangkap kamera berada di Pelabuhan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. (Foto: Yant Kaiy) Catatan: Yant Kaiy Hairul Anwar memang bukan artis. Tapi namanya di Sumenep, kabupaten ujung timur Pulau Garam Madura sudah sangat akrab di telinga masyarakat. Sukses sebagai pengusaha muda mengantarkan dia sejajar namanya dengan para pejabat penting di Madura. Dia adalah pengelola destinasi wisata Goa Soekarno yang berada di Dusun Benteng Selatan Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep, pengelola wisata pantai e-Kasoghi yang terletak di Dusun Nong-Gunong Desa Tanjung Kecamatan Saronggi Kabupaten Sumenep. Hairul Anwar belakangan diketahui juga menjadi pengelola tempat wisata paralayang Bukit Lanjari. Wahana wisata baru dan satu-satunya di Madura. Berlokasi di Dusun Gaber Desa Soddara Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Pengantar Penulis Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas selesainya buku mini yang saya beri judul “Rekam Jejak Hairul Anwar: Owner Goa So...