Ditinggal Pergi
Pentigraf: Yant Kaiy
Ketika masih belum
punya anak, ajakan suami berhubungan badan acapkali tak kuacuhkan. Setelah
melewati rayuannya, hati mulai luluh. Perasaan bangga lantaran meminta diantara
malu tapi mau.
Selalu saja ada
alasan; mulai lelah karena seharian bekerja di rumah, suasana hati tidak
menentu, dan sebagainya. Penolakanku tetap saja menunjukkan dia kecewa berat. Aku
tak peduli. Sebab dia tetap mencintaiku. Aku bangga bisa mendikte hasratnya.
Kini dia mulai berubah
sikapnya. Kutelisik, dia bermain cinta dengan lain hati. Aku pun cemburu.
Protes pun kulayangkan. Dia membela diri: “Kau memang bunga. Semerbakmu hanya
di pagi hari. Kalau sore hari kau tak dapat kunikmati. Salahkah jika kumemetik
yang lain?”
Pasongsongan, 3/4/2021
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.