Amazing Goa Soekarno Pasongsongan (2)



Penulis: Yant Kaiy

Kita menyadari betul, kebenaran di atas muka bumi ini sungguh sangat relatif.  Bisa saja menurut kita benar saat ini, mungkin di suatu saat nanti akan menjadi salah dan terdengar lucu pada generasi yang akan datang. Oleh karena itu, manusia tidak bisa memvonis segala sesuatu, bahwa dirinyalah yang paling benar dan paling baik. Kecuali ketetapan dari Sang Pencipta yang tidak akan bergeser sampai hari kiamat.

Sungguh ironis memang, tetapi begitulah manusia yang tidak bisa lepas dari khilaf, lemah, dan dosa.

Publik sudah banyak tahu kalau kebenaran di alam fana ini nisbi adanya, begitu kalimat bijak yang sering mengalun dari kaum cendekiawan, akan tetapi mereka yang tergolong kolot akan menyimpulkan segala sesuatunya berdasarkan daya nalar yang kerdil.

Padahal mereka juga sering mendengar slogan, kalau hakikat kebenaran yang sejati hanya terletak pada sisi Allah SWT. Maka sepatutnya kita harus menetralisir semua itu demi terciptanya iklim kebersamaan sebagai wujud kerukunan sesama anak bangsa.

Saling menyudutkan dalam melontarkan analisis dari berbagai kalangan adalah sebuah sikap yang kurang bijak rasanya. Karena kita mafhum, bahwa di atas langit masih ada langit. Sejatinya kita menghormati dari beragam argumen itu sebagai ilmu yang tak ternilai harganya. Karena bagaimanapun juga, eksistensi Goa Soekarno tetaplah gua yang penuh magnet bagi siapa saja yang ingin menikmati maha karya dari Sang Khalik.

Kendati demikian, opini dan argumen dari banyak pemerhati sejarah yang sudah menatalkan narasi ke ranah publik, semestinya bisa menggiring pada pendekatan histori. Endingnya, pemufakatan berjamaah pada background riset yang telah dilaksanakannya.

Fenomena dari semua itu bukanlah akhir dari episode penelitian yang selama ini telah banyak kalangan lakukan. Suatu saat nanti akan lahir juga neo-opini yang mungkin lebih bernas, lebih tajam, dan lebih berbobot. Semua tidak menutup kemungkinan.

Dari sekian banyak opini yang berkembang di tengah-tengah publik, kali ini kita akan meminimalisasi analisis dari dua sudut pandang saja. Kalau kita cermati, sesungguhnya Goa Soekarno mempunyai dua sisi interpretasi yang tidak terpisahkan antara mitos dan tempat bertapa.

Sebagai mitos, Goa Soekarno menyimpan banyak arti tentang kisah masa lampau perihal keberadaannya yang baru mengorbit belakangan ini. Kisah-kisah klasik pun tidak bisa dibendung lagi seiring sudah banyak orang mengunjunginya. Bagai bola batu yang menggelinding dari ketinggian puncak gunung. Kemudian publik pun mengemas cerita itu sedemikian rupa agar orang lain percaya terhadap folklor yang dihadirkannya. Selanjutnya folklor tersebut dicross-check dengan realita di lapangan. (Bersambung) 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Salurkan Sedekah di SDN Panaongan 3

Abu Supyan: Kepala SD yang Memiliki TK Satu Atap Diminta Segera Urus Izin Operasional

MS Arifin Menerima Kunjungan Ahli Pengobatan Alternatif di Yogyakarta

Anak Yatim di SDN Panaongan 3 Terima Santunan dari BPRS Bhakti Sumekar Pasongsongan Kabupaten Sumenep

Saran Agus Sugianto dalam Rapat KKG SD Gugus 02 Pasongsongan

Ramuan Banyu Urip Bawa Serda Arifin Go International

Agus Sugianto Sependapat dengan Pengawas Bina SD, Dorong Pengurusan Izin Operasional TK Satu Atap

Cara Penggunaan Ramuan Banyu Urip Sesuai Anjuran MS Arifin

KKG SD Gugus 02 Pasongsongan Gelar Rapat Penyegaran dan Konsolidasi

Abah Asep, Perjalanan Panjang Sang Pejuang Herbal Therapy Banyu Urip