Takut Tes Kesehatan
Opini: Yant Kaiy
Kita sudah banyak tahu kalau viru corona menyerang gejalanya
adalah demam, batuk kering dan kelelahan. Sedangkan gejala serius yakni
kesulitan bernapas atau sesak napas, nyeri dada atau rasa tertekan pada dada,
dan hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak.
Belakangan ini ada kecenderungan di tengah-tengah masyarakat
kalau mengalami gejala demikian biasanya mereka takut mengecek kesehatannya di
Puskesmas atau rumah sakit. Mereka takut divonis sebagai pasien Covid-19 oleh
tim medis.
Terbayang di pikiran mereka: Penderita virus corona wajib menjalani
karantina di rumah sakit, di kamar isolasi tak boleh ada pihak keluarga
menjaganya atau mendampinginya kecuali tim medis. Kalau pun ia meninggal dunia
penguburannya lewat protokol kesehatan.
Ketakutan-ketakutan inilah yang menyebabkan masyarakat
enggan untuk melakukan pemeriksaan kesehatan. Mereka seolah-olah tidak ikhlas
kalau dikatakan dirinya meninggal dunia disebabkan Covid-19.
Betapa ironis memang apabila kematiannya tanpa mendapat upacara
penghormatan terakhir dari pihak keluarga dan orang-orang yang mencintainya.
Tak jarang pula mayatnya mendapat penolakan dari warga sekitar untuk dikuburkan
di tanah kelahirannya. Ini tentu amatlah tragis.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com
Virus korona merajalela
BalasHapusTerima kasih atas atensinya. Semoga rakyat tidak "dihabisi" oleh Covid-19!
Hapus