Kisah Sepotong Roti
Opini: Yant Kaiy
Dua hari yang lalu saya dapat cerita menarik via sosial
media yang dikirim seorang teman. Ada seorang pengusaha Indonesia berkunjung ke
Australia. Ia mampir ke sebuah toko roti. Ia membeli sepotong roti dan membayarnya.
Tapi ditolak oleh penjual roti. Gadis remaja itu menjelaskan dengan ramah,
kalau toko sudah tutup roti tidak boleh dijual. Roti itu akan diberikan kepada
orang yang membutuhkan.
Sungguh luar biasa dan amat mulia. Kalau di Indonesia, gerai
itu akan gulung tikar karena orang-orang akan menunggunya sampai tutup untuk
mendapatkan roti gratis.
Teringat Mei 2020 kemarin, di Desa/Kecamatan Pasongsongan
Kabupaten Sumenep saat digelontorkannya BLT Covid-19. Orang-orang kisruh karena
sebagian penerima BLT ternyata orang yang tidak layak menerimanya.
Andai saja orang kaya penerima BLT itu memberikan pada yang
lebih membutuhkan, sudah barang tentu ia akan menjadi mulia dan terhormat.
Harga dirinya tidak akan tercemar. Namanya akan harum di mata masyarakat luas.
Mari mengaji kembali tentang kalimat bijak: “Tangan di atas
lebih baik ketimbang tangan di bawah”. Budayakan rasa malu terhadap diri sendiri.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.