Surajiya dan Juan Dali: sebuah Enigma dan Anak Kecil yang Mewarnai Langit
![]() |
| Komunitas Api Kata Bukit Menoreh foto bersama dengan Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum dan Rain Rosidi, kurator dan pengajar di ISI Yogyakarta. [sh] |
Jangan pernah berkelakar dengan Seniman. Sebab mereka punya ribuan cara untuk mengubah kata-kata jadi spirit, jadi ide, dan yang tak mungkin bisa tampak nyata.
Di mata seniman apa yang dia lihat, dengar, dan rasakan bisa jadi ide penciptaan karyanya.
Mari kita simak sebuah perhelatan pameran yang di selenggarakan oleh UNY di Ruang Dalam Art House dengan Program Inovasi Seni Nusantara (PISN) yang diketuai oleh Angga Sukma Permana, M.Sn dan beberapa nara sumber yaitu Dr. Nova Suparmanto, M.Sc., Dr. ir. Heri Nurdiyanto, S.Kom., M.T.L., M.M.T., Dr. ir. Bambang Sulistyo, M.Eng., dan Mahasiswa.
Dalam pelaksanaan pelatihan mereka menekankan pentingnya tranformasi digital dalam dunia seni. Bagaimana pameran virtual jadi peluang baru bagi seniman untuk memperkenalkan karya seninya secara global.
Hasil dari workshop bisa dilihat di www.nusanart.com.
Kali ini diberi kesempatan untuk tampil offline di Ruang Dalam Art House. Pameran yang bertajuk Mooi(e)Noreh ini dikuratori oleh Dr. I Gede Arya Sucitra, MA, pelaku seni dan Dosen FSRD ISI Yogyakarta dan dibuka secara resmi oleh Dr. Suwarno Wisetrotomo, M.Hum, kurator dan pengajar ISI Yogyakarta.
Pameran Mooi(e)Noreh menghadirkan beberapa nama yang ikut berpartisipasi seperti Agung Menoreh, Ariswan Adhitama, Bernat Sumarlin, Juan Dali, L Surajiya, Nuriyah Widi Astuti, Wahid Rustoyo, Vendi Anton, Winarni, dan lainnya.
Mereka adalah perupa yang tinggal di perbukitan Menoreh yang menempuh pendidikan seni di SMSR, ISI Yogyakarta, UNY, AKSERi, hingga karyanya jadi unik dan beragam, menggabungkan isu lokal, tradisi, hingga imajinasi.
Surajiya
Kita simak diantaranya, misal karya Surajiya yang berjudul Enigma. Dalam narasinya mengatakan: "Enigma" adalah gambaran peristiwa kehidupan yang sulit dimengerti, dipahami, dan masih jadi misteri.
Berbagai ekspresi spontan yang seakan ingin menyampaikan pesan, dalam bentuk gambaran orang-orang yang bergegas, makhluk-makhluk aneh muncul di sana-sini, dan berlatar pemandangan alam, yang bisa dibaca dari suasana langit.
Penggalan-penggalan peristiwa hidup yang absurd. Mereka muncul dari pikiran yang bersumber dari proses perjalanan pemaknaan hidup yang panjang, yang tak mudah dimengerti maksud yang dikandung dibalik peristiwa itu sendiri.
Ada kalanya mereka ingin hadir mengalir serta ingin dianggap ada begitu saja.
Sebuah kehidupan yang aneh, tak mudah dijelaskan, tak
diduga-duga, sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari, yang harus mau tidak
mau diakui sebagai enigma.
Juan Dali
Sementara Juan Dali berangkat dari pemandangan alam di sekitarnya, tempat dimana dia tinggal.
Karyanya terinspirasi dari orang yang berkelakar dengan menawarkan pekerjaan dengan gaji fantastis namun serasa bahwa itu tidak mungkin dilakukan, yaitu: Mewarnai Langit.
Juan Dali menggambarkan seorang anak kecil dipunggung ayahnya membawa cat warna pink mewarnai langit yang sudah berwarna abu-abu.
Sebuah kiasan memang, tetapi menarik untuk disimak. Kehadirannya berharap mampu mampu memberi warna orang di sekitarnya dan selalu diikuti dengan keindahan seperti 3 kupu-kupu yang mengikutinya.
Pemandangan ini diambil di Puncak Moyeng, sebuah desa wisata yang ada di Pendoworejo.
Pameran ini berlangsung hingga tanggal 30 November 2025.
Selamat dan Sukses.[sh]


Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.