Contoh Jurnal PPG Modul 1 Pembelajaran Sosial Emosional, dengan Topik Pentingnya Collaborative, Social, and Emotional Learning (CASEL)

JURNAL PEMBELAJARAN

Modul 1: Pembelajaran Sosial Emosional (PSE)

Topik: Pentingnya Collaborative, Social, and Emotional Learning (CASEL)


1. Uraian Materi

Modul 1 membahas konsep dasar Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) sebagai kerangka komprehensif yang membantu sekolah dan guru mengembangkan keterampilan sosial emosional peserta didik secara sistematis. CASEL menekankan bahwa keberhasilan akademik tidak dapat dipisahkan dari perkembangan sosial dan emosional. Peserta didik yang mampu memahami dirinya, mengelola emosi, bekerja sama, dan mengambil keputusan yang bijak akan lebih siap menghadapi tantangan kehidupan serta lebih optimal dalam belajar.

CASEL mencakup lima kompetensi inti:

  1. Self-Awareness (Kesadaran diri): kemampuan memahami perasaan, nilai, kekuatan, dan keterbatasan diri.
  2. Self-Management (Pengelolaan diri): kemampuan mengatur emosi, perilaku, motivasi, dan menetapkan tujuan.
  3. Social Awareness (Kesadaran sosial): kemampuan memahami perspektif orang lain, berempati, dan menghargai keberagaman.
  4. Relationship Skills (Keterampilan berelasi): kemampuan membangun hubungan positif, bekerja sama, berkomunikasi efektif, dan menyelesaikan konflik.
  5. Responsible Decision-Making (Pengambilan keputusan bertanggung jawab): kemampuan menilai pilihan dengan mempertimbangkan etika, keselamatan, dan kesejahteraan semua pihak.

Modul ini juga menekankan bahwa pembelajaran sosial emosional harus dilakukan melalui tiga pendekatan: pembelajaran eksplisit, integrasi dalam pembelajaran akademik, dan penciptaan budaya sekolah yang mendukung. Guru tidak hanya memberi instruksi, tetapi juga menghadirkan pembiasaan, keteladanan, dan lingkungan aman agar murid dapat berlatih keterampilan SEL.

Melalui kerangka CASEL, guru diharapkan mampu mengembangkan praktik pembelajaran yang holistik. CASEL menempatkan hubungan antara guru dan murid sebagai fondasi utama yang memungkinkan lingkungan kelas menjadi inklusif, hangat, dan saling mendukung. Pada akhirnya, modul ini memberi pemahaman bahwa SEL bukan hanya tambahan aktivitas, melainkan bagian penting dari proses pendidikan yang membentuk murid menjadi cerdas secara akademik sekaligus matang secara sosial dan emosional.


2. Rancangan Aksi Nyata

Judul Aksi Nyata:

Implementasi Kompetensi CASEL dalam Membangun Lingkungan Kelas yang Kolaboratif, Empatik, dan Bertanggung Jawab


A. Latar Belakang

Setelah mempelajari modul ini, saya menyadari bahwa banyak tantangan murid dalam pembelajaran berasal dari ketidakmampuan mereka mengelola emosi, memahami perspektif teman, dan berkolaborasi secara positif. Keterampilan sosial emosional bukan muncul dengan sendirinya, tetapi perlu diasah dengan pembiasaan yang terstruktur. Kerangka CASEL memberikan panduan konkret bagi saya untuk merancang kegiatan kelas yang lebih ramah emosi, kolaboratif, dan berpusat pada murid.


B. Tujuan Aksi Nyata

  1. Menguatkan lima kompetensi CASEL secara terintegrasi dalam pembelajaran.
  2. Membentuk budaya kelas yang menghargai kolaborasi dan empati.
  3. Membantu murid mengidentifikasi, memahami, dan mengelola emosi.
  4. Menumbuhkan keterampilan komunikasi dan penyelesaian konflik sehat.
  5. Membiasakan murid mengambil keputusan yang bijak dan bertanggung jawab.

C. Bentuk Kegiatan Aksi Nyata

1. Kegiatan Self-Awareness – “Peta Emosiku Hari Ini”

Di awal kelas, murid mengisi kartu atau papan emosi dengan menggambar atau menulis perasaan mereka serta penyebabnya. Guru ikut mengisi sebagai model. Ini membantu murid mengenali emosinya serta belajar jujur terhadap keadaan diri.

2. Pembiasaan Self-Management – Latihan Napas dan Jeda Emosi

Sebelum memulai pembelajaran inti, guru memandu murid melakukan latihan napas 1 menit. Ketika situasi kelas memanas, guru memberi aba-aba “jeda sejenak” untuk membantu murid menenangkan diri. Ini memperlihatkan bahwa emosi dapat dikelola secara sadar.

3. Social Awareness – “Berbagi Perspektif”

Guru memberikan kasus sederhana, kemudian murid diminta melihat masalah dari sudut pandang orang lain. Kegiatan ini menumbuhkan empati dan kemampuan memahami keragaman.

4. Relationship Skills – Proyek Kolaboratif Mini

Murid dibagi kelompok untuk menyelesaikan tugas kreatif. Guru mencontohkan komunikasi asertif dan memberikan contoh kalimat positif. Murid dilatih mendengarkan, menghargai peran anggota kelompok, serta menyelesaikan konflik kecil secara mandiri.

5. Responsible Decision-Making – Refleksi Harian “Pilihan Bijakku”

Pada akhir kelas, murid membuat satu catatan keputusan positif yang mereka ambil hari itu. Mereka juga menuliskan keputusan apa yang ingin mereka perbaiki besok.


D. Langkah Pelaksanaan

  1. Menyiapkan media refleksi emosi dan kartu kegiatan.
  2. Merancang skenario pembelajaran terintegrasi CASEL.
  3. Melakukan modeling keterampilan SEL dalam setiap interaksi.
  4. Menyediakan waktu refleksi singkat di awal dan akhir kelas.
  5. Mencatat perkembangan perilaku murid dari minggu ke minggu.

E. Indikator Keberhasilan

  • Murid mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan emosi dengan lebih jelas.
  • Kelas menjadi lebih terkendali dan minim konflik.
  • Kolaborasi kelompok berjalan lebih efektif.
  • Murid mulai menggunakan bahasa empatik dalam interaksi.
  • Guru dan murid sama-sama menunjukkan perkembangan dalam pengambilan keputusan.

3. Dokumentasi Kegiatan

(Silakan mengganti dengan foto nyata. Berikut narasinya.)

Dokumentasi kegiatan meliputi:

  • Foto murid mengisi papan “Peta Emosiku Hari Ini”.
  • Foto praktik latihan pernapasan dan jeda emosi bersama guru.
  • Foto kegiatan kelompok saat menyelesaikan proyek kolaboratif.
  • Foto refleksi “Pilihan Bijakku” yang ditempel di papan kelas.
  • Foto guru melakukan modeling komunikasi asertif dalam diskusi kelas.

Dokumentasi ini memperlihatkan proses penerapan lima kompetensi CASEL secara konkret dalam keseharian kelas.


4. Umpan Balik dari Aksi Nyata

Guru 1 (Ibu Yeni Alfi Laeliy, S.Pd)

Saya melihat kegiatan ini sangat membantu murid untuk lebih terbuka dan memahami perasaannya. Pendekatan CASEL yang diterapkan membuat kelas lebih tenang. Anak-anak lebih mudah diajak bekerja sama dan jarang muncul konflik. Saya pribadi merasa terinspirasi untuk menerapkannya di kelas saya.

Guru 2 (Bapak Arif Mahmudi,S.Pd)

Menurut saya, aksi nyata ini sangat relevan dengan kebutuhan murid saat ini. Kegiatan refleksi dan latihan jeda emosi membuat murid lebih terkontrol saat emosi memuncak. Proyek kolaboratif juga memperlihatkan peningkatan kemampuan komunikasi murid. Ini benar-benar contoh penerapan CASEL yang efektif.


5. Refleksi

Mempelajari modul tentang CASEL memberikan perubahan penting bagi cara pandang saya terhadap pembelajaran. Sebelumnya saya menganggap bahwa kecerdasan emosional hanya berkembang secara alami seiring usia murid, tetapi modul ini menjelaskan bahwa keterampilan tersebut harus diajarkan, dilatih, dan dimodelkan secara konsisten. Kerangka CASEL membantu saya memahami bahwa perkembangan murid mencakup seluruh aspek diri mereka—emosi, interaksi sosial, hubungan, dan cara mereka mengambil keputusan.

Selama menerapkan aksi nyata ini, saya menyadari bahwa hubungan guru–murid menjadi lebih hangat karena murid merasa didengar dan dihargai. Kegiatan “Peta Emosiku Hari Ini” misalnya, membuat murid lebih percaya diri menyampaikan apa yang mereka rasakan. Saya juga mendapatkan pemahaman baru tentang kondisi emosional mereka sebelum pembelajaran dimulai. Ini membantu saya menyesuaikan pendekatan agar pembelajaran lebih efektif.

Latihan pengelolaan diri melalui napas dalam dan jeda emosi juga memberikan dampak besar. Saya sendiri merasakan manfaatnya ketika menghadapi situasi menantang, misalnya saat murid mulai gaduh atau tidak fokus. Teknik itu membantu saya menenangkan diri sebelum memberi respons. Dampaknya, interaksi kami menjadi lebih konstruktif dan tidak menimbulkan ketegangan. Murid pun meniru praktik tersebut, sehingga ketika ada konflik kecil, mereka mulai mencoba bernapas atau meminta waktu sebentar sebelum berbicara.

Pada kegiatan kolaboratif, saya melihat bahwa keterampilan berelasi murid semakin berkembang. Mereka mulai mampu membagi tugas, mendengarkan pendapat teman, dan menyelesaikan masalah secara mandiri. Momen yang paling berkesan bagi saya adalah ketika salah satu murid membantu temannya yang tampak kebingungan. Ia berkata, “Nggak apa-apa, coba pelan-pelan, kita kerjakan bareng,” yang menunjukkan bahwa empati sudah mulai tertanam dalam diri mereka.

Refleksi akhir kelas melalui “Pilihan Bijakku” pun memberikan wawasan baru. Murid mulai menyadari konsekuensi dari tindakan mereka. Mereka memahami bahwa setiap keputusan, baik kecil maupun besar, memengaruhi diri sendiri dan orang lain. Proses reflektif ini membantu mereka lebih bertanggung jawab dalam bertindak.

Secara pribadi, modul ini memperkuat kesadaran saya bahwa guru memiliki peran besar dalam menumbuhkan karakter murid. Melalui keteladanan, pembiasaan, dan lingkungan yang suportif, guru dapat menanamkan nilai-nilai yang akan melekat pada murid hingga dewasa. CASEL bukan hanya teori, tetapi panduan praktis yang membuat kelas lebih manusiawi.

Aksi nyata ini membuat saya semakin yakin bahwa pembelajaran sosial emosional adalah fondasi utama bagi keberhasilan murid di masa depan. Saya berkomitmen untuk terus melanjutkan praktik ini agar pembelajaran menjadi lebih bermakna, bukan hanya bagi murid tetapi juga bagi diri saya sebagai pendidik.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Amazing! Siswa SDN Soddara 1 Pasongsongan Raih Juara III se-Madura

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

MWC NU Pasongsongan Hadirkan Kiai Said Aqil Siradj: Menyambut Hari Santri dengan Pencerahan untuk Umat

SDN Soddara 1 Pasongsongan Turunkan 4 Atlet di Skill and Sport Competition 03 se-Madura

Mitos Uang Bernomer 999

Dua Siswi SDN Padangdangan 2 Ikuti Ajang ISCO MIPA 2025 di SDN Pasongsongan 2

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Semua Guru dan Siswa SDN Padangdangan 2 Kenakan Busana Serba Putih Peringati Hari Santri Nasional

Prestasi Siswa SDN Panaongan 1 dalam Spelling Bee Competition Kabupaten Sumenep