Cerpen: Sayur Harapan

Cerpen: Sayur Harapan

By: Suriyanto Hasyim

Tona, seorang perempuan tangguh berusia enam puluhan.

Ttiap pagi menyusuri jalan tanah menuju pasar di desanya. 

Walau tubuhnya mulai renta, ia tetap setia membawa bakul berisi sayuran segar hasil kebun kecilnya. 

Di rumah, suaminya, Debur, hanya bisa terbaring sejak terserang stroke lima tahun lalu. 

Tona merawatnya seorang diri, menyuapi, membersihkan, dan menjaga dengan penuh kasih sayang, tanpa keluh.

Berjualan sayur bukan sekadar mata pencaharian bagi Tona, melainkan bentuk cintanya yang paling tulus. 

Hasil jualan itulah ia membeli obat untuk suaminya dan memenuhi kebutuhan hidup mereka. 

Meski beberapa tetangga menawarkan bantuan, Tona menolaknya dengan lembut. 

“Selama tangan ini masih bisa bekerja, biar saya usaha sendiri,” tekadnya. 

Tiap siang, Tona pulang membawa hasil seadanya, duduk di samping suaminya, dan bercerita tentang hari itu. 

Debur hanya bisa menatapnya, sesekali menggenggam tangannya, lembut.

Di rumah kecil sederhana, cinta tumbuh dalam kesunyian, dibungkus keteguhan dan pengorbanan seorang istri yang tak pernah menyerah pada hidup.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Inkanas Ranting Banyu Urip Sinduadi Sering Raih Juara Umum di Kejurda

Penutupan MPLS di SDN Soddara 2 Ditandai dengan Pelepasan Balon dan Makan Bersama

Kiai Ali Akbar Syamsul Arifin: Jejak Wali Pesisir dan Raja yang Menjawab Salam dari Rahim

Juan Dali Tampilkan "La Rose" dalam Pameran Bhavana Loka di SMSR Yogyakarta

Regulasi PPPK Bikin Pusing, Honorer Sumenep Tambah Bingung

Transparansi Anggaran HUT RI ke-80 Pasongsongan, Jangan Bungkam Kritik dengan Nama Nasionalisme!

Cegah Pengaruh Negatif Sejak Dini, SMA Islam Darunnajah Gelar Sosialisasi Anti Judi Online dan Napza

Pengumuman Pemenang Lomba Seni HUT RI ke-80 Kecamatan Pasongsongan Berlangsung Meriah

Pengumuman Pemenang Lomba Kaligrafi HUT RI ke-80 Kecamatan Pasongsongan

SMA Islam Darunnajah Gelar Workshop Penyusunan Modul Ajar Berbasis Deep Learning dan AI