Pawai Pengantin di Sumenep Diiringi Jaran Serek

Jaran serek Sumenep madura
Kedua mempelai menaiki kuda. [Surya]

apoymadura.com - Jaran Serek merupakan salah satu tradisi khas dari Sumenep, Madura, yang masih lestari hingga kini. Tradisi ini begitu unik karena melibatkan kuda sebagai elemen utama dalam pawai pengantin. 

Tradisi ini bukan sekadar pawai, tetapi juga sebagai sebuah simbol kekayaan budaya yang diwariskan secara turun-temurun.

"Dalam tradisi Jaran Serek, kuda tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi. Kuda yang terus berjoget sepanjang perjalanan dipercaya melambangkan kebahagiaan dalam pernikahan," terang Agus Sugianto, pemerhati budaya Madura. Jumat (6/9/2024). 

Joget kuda yang khas ini menciptakan suasana yang semarak, menarik perhatian masyarakat setempat yang menyaksikan prosesi.

Diwawancarai di rumahnya, Desa Panaongan, Kecamatan Pasongsongan, Kabupaten Sumenep, menurut Agus Sugianto, Jaran Serek sendiri berarti "kuda yang terus bergerak" atau "kuda berjoget".

Mengiringi pawai pengantin dengan kuda berjoget ini dimaksudkan untuk memberikan harapan akan perjalanan pernikahan yang penuh dengan kegembiraan, keberuntungan, serta kebahagiaan.

Prosesi Jaran Serek biasanya dimulai dari mempelai wanita, dan akan berakhir di rumah mempelai pria. 

Sepanjang perjalanan, kedua mempelai yang menaiki kuda diiringi tetabuhan khas Madura, seperti kendang, drum, tamborin, yang menambah suasana meriah. 

Iringan musik ini memberikan ritme bagi joget kuda, membuat langkah-langkahnya seolah-olah menari mengikuti alunan musik.

Tidak hanya kuda yang menjadi perhatian utama dalam prosesi ini. Rombongan pawai juga diikuti oleh orang-orang yang membawa seserahan berupa bahan pangan atau benda berharga. 

Benda-benda tersebut melambangkan harapan akan kesejahteraan dan kemakmuran dalam kehidupan rumah tangga kedua mempelai.

Selain itu, masyarakat sekitar seringkali ikut meramaikan pawai ini dengan menyaksikan dari pinggir jalan atau bahkan ikut berjalan bersama rombongan. 

"Tradisi Jaran Serek merupakan warisan budaya yang kaya makna dan keindahan. Pawai pengantin yang diiringi kuda berjoget, tetabuhan, dan seserahan ini tidak hanya menjadi momen penting sebagai cerminan kebersamaan dan kekompakan masyarakat Madura," ucap Agus Sugianto. [Surya]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Penemuan Mayat di Rumah Kosong Gegerkan Warga Panaongan, Sumenep

Terbaru‼️ R4 Mendapat Jalur Khusus PPPK 2025🔥

KKKS Pasongsongan Buka Donasi untuk Bapak Akbar, Guru Honorer PAI yang Derita Penyakit Jantung

Najma Fairus Bikin Haru di Acara Perpisahan SDN Padangdangan 2🔥

KKKS Pasongsongan Buka Donasi untuk Bapak Akbar, Guru PAI yang Alami Penyakit Jantung

Pagelaran Akhiru Sanah LP Ma'arif NU Pasongsongan Digelar di Pelabuhan🔥

Cegah Pengaruh Negatif Sejak Dini, SMA Islam Darunnajah Gelar Sosialisasi Anti Judi Online dan Napza

Pagelaran Macopat Kolaborasi Lesbumi NU Pasongsongan dan Pasean Pukau Penonton dengan Kisah Nurbuat

THK-II Ditinggalkan, PPPK Jadi Ladang Janji Politik yang Tak Pernah Tuntas🔥

Penutupan MPLS di SDN Soddara 2 Ditandai dengan Pelepasan Balon dan Makan Bersama