Masna Mengais Rezeki di Pasar Waru Pamekasan
![]() |
Suasana Pasar Waru Pamekasan siang hari. Tampak Masna sedang melayani pembeli sayuran. [Foto: Sur] |
apoymadura.com – Masna (61 tahun), warga Desa
Waru Timur Kecamatan Waru Kabupaten Pamekasan, mengharuskan dirinya banting
tulang seorang diri. Suami sudah
tidak bisa bekerja lagi akibat usia telah senja. Plus penyakit kolesterol, asam
urat, dan habis dioperasi kencing batu adalah penyakit yang diidapnya. Semua
penyakit itu mendera raganya tanpa ampun. Sang suami total beristirahat di
rumah. Tidak bekerja lagi.
“Kedua
anak saya ikut suaminya bekerja di Malaysia. Kami tidak mau jadi benalu.
Keduanya telah banyak membantu keuangan kami berdua. Kendati kami tak pernah
meminta,” Masna mengawali ceritanya sambil menunggu pembeli. Ahad (11/6/2023).
Masna
berjualan sayur di Pasar Waru. Bukan hasil dia bercocok tanam, tapi membeli
kepada para petani dan dijualnya kembali. Sepekan dua kali ia jualan sayur,
Kamis dan Ahad.
Ketika
ditanya berapa pendapatan tiap berjualan? Masna tersenyum malu.
“Cukup
untuk makan kami berdua. Saya bersyukur dan menikmati pekerjaan baru ini.
Semasih suami bisa bekerja, saya tidak berjualan. Awalnya saya malu berjualan
seperti ini. Apa boleh buat. Lagi pula ini pekerjaan halal,” ucapnya bersahaja.
Di
Pasar Waru banyak orang berjualan seperti Masna yang menempati sepanjang
pinggir jalan. Mengais rezeki diantara panas dan debu berterbangan. Jalanan
macet ketika hari pasaran.
Petugas retribusi mengatur arus lalu lintas cukup sabar. Tapi ada saja truk besar memaksa masuk kawasan macet tersebut. Acapkali mobil ambulan membawa pasien terjebak macet. Padahal sirine telah meraung-raung. Tidak ada yang mau mengawal. Begitulah sedikit ilustrasi Pasar Waru. [Sur]
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.