Langsung ke konten utama

Terapi Gondowangi Sembuhkan Gagal Ginjal

Supriyadi, owner Terapi Gondowangi Situbondo. (Foto: Yant Kaiy)

BONDOWOSO, apoymadura.com – Gagal ginjal mengharuskan penderitanya cuci darah. Tak terbayangkan dana yang bakal digelontorkan. Karena cuci darah itu harus terus dilakukan secara rutin. Tentu lumayan besar biaya yang harus dikeluarkan. Apalagi bagi golongan masyarakat yang ekonominya lemah.

Lantas bagaimana solusinya dengan mereka yang tidak mampu berobat ke rumah sakit? Haruskah membiarkan diri terkapar pada nasib? Menunggu detik-detik kematiannya. Tentu hal itu merupakan tindakan konyol dan sangat bertentangan dengan nilai-nilai keimanan.

Setiap persoalan pasti ada solusinya. Begitu pula dengan penyakit. Tuhan menurunkan penyakit beserta obatnya. Tuhan Maha Adil dan Bijaksana. Tinggal manusia itu sendiri, seberapa keras ia berikhtiar untuk sembuh.

Sebuah pengobatan alternatif dengan menggunakan ramuan sebagai media penyembuh yang sejak dulu menjadi pengobatan para leluhur kita. Barangkali inilah jalan terbaik bagi masyarakat kecil sebagai jalan menuju kesembuhan.

“Sangat disayangkan, banyak masyarakat kita yang termakan propaganda pengobatan modern. Padahal pengobatan tradisional warisan nenek moyang telah berpuluh-puluh tahun menjadi penyembuh meniscaya. Pengobatan tradisional terbilang murah namun tidak ada efek samping nilai lebihnya. Plus daya sembuh sampai ke akar-akarnya,” ucap Supriyadi, owner Terapi Gondowangi Bondowoso. Senin (7/11/2022).

Menurut lelaki kelahiran Bondowoso ini, bahwa pada Oktober 2022 kemarin di tempat terapinya tercatat ada 11 orang penderita gagal ginjal menjalankan pengobatan. Kesebelas pasien gagal ginjal tersebut mampu disembuhkan oleh metode pengobatannya.

“Penderita penyakit ginjal kronis memang mengharuskan cuci darah. Cuci darah ini dilakukan untuk menggantikan fungsi ginjal yang telah mengalami kerusakan. Dalam kondisi demikian perlu diambil sebuah tindakan agar penumpukan racun, limbah dan cairan dalam tubuh tidak semakin parah,” beber Supriyadi di tempat praktiknya, Desa Mengok RT.04/RW.01 Pujer Bondowoso.

Lebih jauh ini menjelaskan, bahwa Terapi Gondowangi merupakan jalan kesembuhan terbaik, yakni dengan mengembalikan fungsi ginjal sebagaimana mestinya. Terapi Gondowangi tidak sekadar mengobati pasien gagal ginjal, tapi menyembuhkannya sampai tuntas.

Tidak ada alternatif lain bagi mereka yang tidak punya dana lebih melakukan pencucian darah, selain dengan mengambil tindakan cepat berobat ke Terapi Gondowangi.

“Gagal ginjal menyerang siapa saja dan tidak mengenal usia. Pasien kami kemarin ada yang masih anak-anak. Lewat konsultasi dengan orang tua pasien, saya dapat menyimpulkan, ternyata pola makan dan minum mereka yang jadi faktor penyebabnya,” terang Supriyadi lebih jauh.

Ketika ditanya, apa yang menjadi penyebab gagal ginjal?

“Penyebabnya sebenarnya banyak. Salah satunya yang paling sering yakni hipertensi, diabetes, dehidrasi berat, serangan jantung, sering mengonsumsi obat anti inflamasi, saluran kemih yang terganggu akibat batu ginjal, minum minuman berkaleng yang mengandung bahan pengawet, terlalu sering menahan buang air kecil, kebiasaan kurang minum, diet tidak sehat, merokok yang berlebihan atau menggunakan narkoba,” terang Supriyadi rinci.

Terapi Gondowangi menggunakan metode minum Herbal Gondowangi dan Herbal Gondokusumo. Ditambah pijat refleksi pada titik-titik tertentu. [Kay]



 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p