Karya: Yant Kaiy
Tak Rela
seringkali
kutertipu oleh beragam buaian
tidurku
pun dibuat tak nyenyak karenanya
kadang
merasa bersalah mengiringi detak jantung
kubangkitkan
protes menjejali keyakinan banyak mata
kejeraannyalah
yang kuharapakan selama ini, lain tidak
lantaran
dendamku masih berkecamuk
tak
mau padam
amarah
meletup-letup
ingin
cepat hempaskan segala
menyiksa
sekujur atma tanpa ampun
tanpa
celah kesabaran menjelma
menenggelamkan
harga diri
kutengadahkan
wajah atas segala khilaf
terpapar
terik menghujam pori
kususun
segala sengketa, lepaslah aib
merajalela
saling bunuh asa sesama
bias
keangkaramurkaan kita
atau
potret kesewenang-wenangan
menghias
suasana liku hidup
kemudian,
perutnya yang buncĂt
jadikan
iklan di media massa
atau
mulutnya seperti harimau
dipakainya
jadi senjata rayu
ketakikhlasanku
begitu menggunung
kefrustasianku
membara
hak
asasiku seolah lenyap
tertelan
ombak politik nista
nafsunya
membaja dilanpiaskan
kita
tak lagi bisa bernafas
karena
kerongkongan kita disumbat duit
berdalih
bantuan kemanusiaan
langkah
kita dihadangnya
kebebasan
ajukan pendapat amat semu
tindas-menindas
kaum jelata terkucil
langka
segala keadilan
diperkosa,
disiksa, diperas
hingga
sisa ampas
kita
tak dapat membela diri
antara
pedang menghunus
setiap
detik menanti pembangkang
kitta
setiap saat menyesali nasib buruk tanpa makna
tidak
ada lagi ruang bersandar melabuhkan asa
senantiasa
penuh onak, air tercemar limbah
menggerogoti
nyawa terancam kematian
terus
terpencil menghindar dari marabahaya
hidupku
tak karuan
kutuntut
kau pengkhianat
di
taman surgaku.
Sumenep,
12/08/1988
Komentar
Posting Komentar