Antologi Puisi Fragmen Nasib (27)
Karya: Yant Kaiy
Angin Cinta
kulabuhkan
segala pandangan mengukir pantai
sesekali
angin menjelma dalam ilusi
cinta
tersisa diterpa mentarí hiaskan langit
berjuta
burung pemangsa ikan riuh
terbang
rendah menyentuh laut
ombak
menghamburkan buih lamunanku mengkristal
lazuardi
mengiringi asmara menghijau
kalbu
berbunga-bunga tanpa himpitan lara
seorang
dara menghibur diriku
seakan
tak ada keresahan tersembul
dukanya
terpolesi bedak memikat hati anak adam
ingin
menerkam bulat-bulat pandangannya
seketika
kubulatkan tekad
tertatih
langkah menuju rimbun impian
bertaburan
cinta hadir terkulai
berbicara
setinggi langit
tanpa
horison angan-angan
kesemuan
semata dari gerak tubuhnya
isyarat
sandiwara anak manusia abad ini
tak
mustahil mereka bersaing mengeruknya
hanya
sepotong kepuasan jadi tujuan
kebusukannya
sungguh menyakitkan hati
kutak
suka asmara dara itu
biarlah
kesendirianku tetaplah abadi
meski
topan mengancam sejuta rayu
barangkali
aku harus tiada peduli
kutak
butuh lagi kehangatan rindunya
terlalu
muak, benci berbaur
membuncah
diantara insyafku
rayuannya
mengurung kebebasanku
menentukan
pilihan terbaik
kutak
ingin kecewa berkepanjangan
sudah
terlalu lama ada di lembah duka
terperosok
jauh menembus mega
menyadari
bahwa aku anak sekolah
terlalu
polos bermain cinta
masih
butuh pupuk kedewasaan.
Sumenep,
11/08/1988
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.