Anekdot Vaksin Covid-19 dan Air Kelapa
Catatan: Yant Kaiy
Pagi hari sekitar
pukul 06.45 WIB di Pasar Pao Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep,
saya bersua dengan seorang teman guru honorer di salah satu SD Negeri di
Kecamatan Pasongsongan. Lelaki tidak lebih 30 tahun itu tampak turun dari
sepeda motornya menenteng dua bungkus plastik. Selasa (23/3/2021).
“Tumben, belanja
sendiri pagi-pagi, Mas? Memang belanja apaan, tuh?” tanya saya setelah ia
mendekat. Ia tersenyum lebar, penuh percaya diri dari sikpanya.
“Nanti ada vaksin
Covid-19 di Puskesmas,” pintasnya sambil menunjukkan bungkusan palstik. “Ini
air kelapa muda. Satu bungkus diminum sebelum disuntik. Satunya setelah selesai
divaksin.”
Menurutnya, dirinya
percaya kalau air kelapa bisa menetralisir cairan yang disuntikkan ke tubuhnya.
Walau sudah ada slogan bahwa vaksin Covid-19 aman dan halal, tapi ia masih
belum percaya sepenuhnya.
“Mending jangan divaksin
sekalian kalau begitu, Mas. Vaksin itu dibeli menggunakan uang negara, uang
kita, ” protes saya dengan nada bercanda, penuh persahabatan.
“Yang kita butuhkan
sertifikatnya,” tegasnya tanpa mempedulikan kata-kataku, menghindar perdebatan.
Kalau sudah divaksin kedua
kalinya akan memperoleh sertifikat yang bisa digunakan untuk berbagai kepentingan.
Dirinya tidak mau dibelakang hari nanti bakal memperoleh batu sandungan ketika
mengurus sesuatu.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.