Perspektif “Pelet Kandung” Menurut Para Tokoh
![]() |
Pelaksanaan Pelet Kandung di Desa Pasongsongan Sumenep (Foto: Yant Kaiy) |
Catatan: Yant Kaiy
Pelet Kandung adalah
sebuah tradisi turun-temurun dari jaman dahulu sampai sekarang. Keberadaannya
tetap lestari di Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep Madura. Pelet
Kandung merupakan acara siraman terhadap seorang wanita hamil. Biasanya
dilaksanakan pada kehamilan tujuh bulan.
Menurut beberapa tokoh
masyarakat di Desa Pasongsongan, tradisi ini tidak memiliki salah satu unsur
yang bertolak-belakang atau melanggar syariat Islam. Budaya kearifan lokal ini
sudah sangat familiar di tengah-tengah masyarakat setempat. Bahkan banyak tokoh
agama Islam melaksanakan ritual ini. Tujuannya agar saat melahirkan gampang dan
selamat. Bayi yang dilahirkan sesuai dengan harapan kedua orang tuanya.
Harapan ini tentu sudah
jamak berlaku dimanapun. Sesungguhnya ritual Pelet Kandung menjadi salah satu
media permohonan seorang hamba kepada Sang Pencipta. Karena sebelum pelaksanaan
siraman ibu hamil, biasanya pada malam hari diadakan Khotmil Qur’an. Pagi
harinya pembacaan Shalawat Nabi yang dilangsungkan siraman.
Pada acara siraman,
para tetangga dan kerabat dari kedua mempelai
secara bergantian menyiram ibu mengandung tersebut. Sebelum menyiram, mereka
meletakkan uang pada tempat yang disediakan. Semampunya.
Begitulah rangkaian mata
acara Pelet Kandung di Pasongsongan.[]
Yant Kaiy, penjaga gawang
apoymadura.com
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.