Tujuh Erosi Rumah Tangga (Bagian III)
Artikel Keluarga: Yant Kaiy
3.
Harapan hampa
Ada orang yang menikah
hanya dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu. Misalnya, “dengan menikah semua
kebutuhan saya akan terpenuhi” atau, “pasanganku haruslah seperti aku” dan
sebagainya. Siapapun menganggap hal demikian memang wajar. Dan harapan yang
tidak terpenuhi akan menyebabkan kekecewaan/frustrasi.
Dengan demikian orang
lalu menjadi uring-uringan dan cepat tersinggung. Ketidakpuasan berlarut-larut,
terutama bila pasangan tersebut tidak bisa saling mengisi. Mereka lalu memendam
rasa permusuhan dan kebencian. Benak masing-masing tidak pernah melupakan
adanya keinginan untuk mengetahui yang menjadi keperluan pasangannya.
"Saya tidak tahu
apa yang harus saya kerjakan jika kau pulang dari kantor. Kelihatannya, kau sepulang
dari kantor, langsung menyambar Koran dan membacanya. Apakah kau mengharap aku segera
membawa anak-anak kita tidur dan meninggalkan kamu seorang diri?" keluh
seorang istri kepada suaminya.
Sang suami menjawab,
"Aku pikir, kau lebih tertarik pada anak- anak, sehingga aku selalu menenggelamkan
diri pada surat kabar atau menyiram bunga. Dalam hati kecilku, ada suatu perasaan.
Aku sebenarnya ingin bercakap-cakap dan bergurau dengan kamu.” (Bersambung)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.