Tujuh Nasehat Bedah Plastik
Artikel Kesehatan: Yant Kaiy
Sejalan dengan perkembangan dalam bidang kesehatan
akhir-akhir ini, banyak kaum wanita yang mengubah bentuk wajahnya. Ada alasan
kesehatan, kecantikan, ironisnya ada yang menjadikan upaya mengukuhkan kepercayaan
diri. Dalam hal ini, Prof Michael Pertschuk dari psikologi Klinik dan Konsultan
Senior di Pusat Bedah Wajah mengatakan, bedah kosmetik itu merupakan perawatan
secara kejiwaan. Sebab, yang diubah tak lebih membangkitkan kepercayaan diri,
atau merasa ingin selalu tampil beda dengan yang lain.
Pertschuk yang juga buka praktek di rumah sakit Universitas
Pennsylvania menambahkan, problem ’kejiwaan’ semacam ini timbul akibat kemauan
pasien guna menyempurnakan wajah. Namun, caranya saja yang tidak masuk akal.
Mereka, kata Sang Profesor, cenderung mengikuti perasaannya tanpa memikirkan
akibat serius yang dapat terjadi setelah operasi.
Guna menginsyafkan pasien tentang berbagai hal yang
menyangkut bedah plastik, John Q. Owsley, ahli di Klinik Bedah Universitas
California, selalu membuka ruang komunikasi lewat telepon dengan pasien. Dalam
kesempatan ini, ia intens menggali keinginan pasien dalam pembedahan. Kemudian
barulah ia jelaskan pengaruh-pengaruh tidak baik akibat pembedahan seperti yang
diinginkan pasiennya. ”Dengan demikian, mereka akan bebas dari perasaan
gelisah,” kata Owsley.
Berdasarkan banyak pengalaman sebelumnya, Pertschuk
memberikan tujuh nasihat, antara lain:
1. Jangan sekali-kali berharap bahwa sang ahli bedah dapat
mengatasi problem Anda. Ada perbedaan besar antara mencoba barang baru dengan
upaya operasi kecantikan. Penting Anda ketahui juga, dokter bedah bukan
mengobati depresi dan kegelisahan sosial. Melainkan hanya mengubah perasaan
benci atas diri sendiri (karena merasa kurang sempurna) menjadi besar dan
tinggi.
2. Bagi yang serius, harus waspada dalam
mempertimbangkannya. Sebab, sejak torehan pertama, itu berarti wajah Anda tidak
dapat kembali seperti semula. Kiranya juga penting dimaklumi, bukan berarti tim
dokter yang melaksanakannya tidak mengalami kesukaran ketika melakukannya.
3. Apabila masih ragu-ragu, jangan sekali-kali menjalaninya,
dan jika keinginan tersebut bersumber pada nafsu ’rayuan’. Sebab, bedah
memancungkan hidung misalnya, kadang dapat membuat kesurutan dagu menjadi lebih
Jelas.
4. Jangan sekali-kali melakukannya demi menyenangkan hati
orang lain.
5. Karena semua ahli bedah tidak cukup kompeten melakukannya,
maka pilihlah secara cermat dan sangat teliti. Agar Anda mempunyai keyakinan.
Berkonsultasilah terlebih dulu tentang kemungkinan komplikasi, akibat yang
dramatis, atau kemungkinan mengalami suatu kegagalan yang tak diinginkan.
Apabila sang ahli bedah tersebut hanya mengatakan, ”Kayaknya semua orang merasa
puas dengan hasil kerja saya,” maka sebaiknya Anda mencari ahli bedah yang
lainnya lagi. Namun harus juga Anda sadari, tidak ada sesuatu yang dapat menjamin
kepuasan berkadar 100 persen.
6. Ajukan keinginan Anda secara jelas dan terus terang, agar
ahli bedah mengerjakannya secara cermat. Itulah sebabnya Anda pun perlu
memaklumi: Prosedur, akibat dan alternatif lain jika terjadi sesuatu yang tidak
diinginkan.
7. Perubahan wajah berarti perlu penyesuaian emosi. Menurut beberapa
pendapat dari para ahli bedah plastik, usia di atas 40-an makin sulit
menyesuaikan terhadap kemungkinan yang paling buruk. Hal ini diperkuat dengan
keyakinan Owsley, bedah kecantikan tersebut lebih baik dilakukan pada usia
muda, 35 hingga 45 tahun. Karéna elastisitas kulit masih baik.[]
Publish: Koran Jaya
Karta (20/9/1991)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.