Langsung ke konten utama

Satelit Imageri dan Pencemaran Air

Foto: Medium.com

Artikel Teknologi: Yant Kaiy
Salah satu problem yang menimpa masyarakat modern adalah pencemaran lingkungan, termasuk pencemaran air. Air yang tercemar sudah barang tentu tidak dapat digunakan dalam berbagai keperluan. Lebih celaka, jika air yang telah tercemar itu mungkin membahayakan bagi kehidupan organisme.

Diantara cara yang dapat digunakan mengetahui pencemaran air adalah sistem penginderaan jarak jauh (remote sensing atau teledection) melalui satelit yang diorbitkan pada ketinggian beberapa ratus kilometer di atas permukaan bumi. Satelit ini dilengkapi piranti disebut ’sensor’, yang berfungsi guna mendeteksi gelombang elektromagnetik yang dipancarkan permukaan bumi. Dengan menganalisa gelombang tersebut akan diketahui apa saja yang ada di permukaan bumi serta di bawahnya. Ada pun satelit imageri tersebut adalah satelit Landsat (MSS dan TM) dan SPOT (HPV dan Phancromatic).

Indonesia mengenal teknologi ini melalui Stasiun Bumi Satelit Lingkungan dan Cuaca yang berada di LAPAN, Jakarta Timur. Indonesia sendiri telah mampu menerima data dari satelit Landsat (milik AS), khususnya melalui sensor MSS. Hingga saat ini, telah beredar dua satelit Landsat, yakni Landsat 4 dan 5. Masing-masing satelit tersebut dapat merekam data setiap 16 hari dari bumi, sekali pada pukul 09.30 waktu setempat dengan jarak inter-track 2.752 km. Kedua satelit ini sama-sama berorbit polar Sun-synchronous dengan sudut elavasi 98,3 derajat dan dengan periode orbit 98.5 menit’


Satelit Landsat
Satelit Landsat 4 den 5, masing-masing memiliki dua sensor, yakni TM (Thematic Mapper) dan MSS (Multy Spectral Scanner), yang dilengkapi dengan band (kanal). Sensor TM mempunyai tujuh band dan MSS memiliki empat band.

Bagi sensor TM mempunyai susunan sebagai berikut; band 1 (O,45-O,52 um), peka terhadap warna violet-biru dengan spektrum visible; band 2 (0,52-0,60 um), peka terhadap warna hijau dengan spektrum visible; band 3 (0,63-0,69 um), peka terhadap warna merah dengan spektrum visible; band 4 (0,76-0,90 um), peka terhadap warna merah dengan spektrum near infrared; band 5 (1,551,75 um), peka terhadap warna merah dengan spektrum middle infrared; .band 6' (10.40 12,25 um), ,peka terhadap warna merah dengan spektrum far atau middle infrared; dan band 7 (2,00 2,35 um), peka terhadap warna merah dengan spektrum middle infrared.

Sedangkan sensor MSS memiliki susunan sebagai berikut; band 4 (0,5-0,6 um), peka terhadap warna hijau dengan spektrum visible; band 5 (0,6-0,7 um), peka terhadap warna merah dengan spektrum visible; band 6 (0,7-O,8 um), peka terhadap warna merah dengan spektrum infrared; band 7 (0, 81,1 um), peka terhadap warna merah dengan spektrum infrared.
Fungsi utama masing-masing band tersebut; band 1 guna memetakan perairan pesisir; band 2 mengindentifikasi vegetasi dengan memakai reflektansi hijau; band 3 membedakan jenis tanaman dengan pemetaan klorofil; band 4 menggambarkan massa air; band 5 pengukuran awan; band 6 thermal mapping; dan band 7 hydrothermal mapping.


Satelit SPOT
Satelit SPO (System Probatoire Observation de la Tere) milik Prancis. Satelit ini membawa sensor HVR (High Resolution Visible) yang terdiri 3 band dan Phancromatic. Masing-masing terdiri atas; band 1 (0,50-0,59 um), peka terhadap warna hijau dengan spektrum visible; band 2 (0,610,68 um), peka terhadap warna merah dengan spektrum visible; band 3 (0,790,89 um), peka terhadap warna merah spektrum mendekati infra-merah (near infrared) atau infra merah (infrared).  

Kelebihan satelit ini dibanding Landsat, satelit SPOT memiliki resolusi temporal yang lebih lama (antara 26-28 hari sekali orbit). Keutamaan satelit ini adalah ia memiliki resolusi spatial yang cukup tinggi (10mx10m) bagi sensor Phanchromatic.

Dan kini, satelit ini telah dilengkapi sensor generasi baru, CCD (Charge Couple Device), yang merupakan ribuan barisan detektor dan mengarah ke permukaan bumi. Karena baris detektor dirancang tegak lurus terhadap arah terbang satelit, maka citra permukaan bumi juga berbentuk seperti Landsat.[]

Diolah dari berbagai sumber


Publish: Koran Jaya Karta (19/9/1991)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p