Mengenal Penyakit Patek
![]() |
Foto: Promkes.net |
Artikel Kesehatan: Yant Kaiy
Penyakit patek atau lebih dikenal frambusia pernah mewabah
di Indonesia. Sekarang masih tedengar berjangkit, terutama di lingkungan
pedesaan. Banyak dijumpai di daerah beriklim subtropis dan tropis. Pada umumnya
lebih banyak dijumpai pada anak-anak yang berusia di bawah 15 tahun. Dan
sebagian besar yang terserang penyakit ini adalah anak-anak yang berumur kurang
dari 10 tahun.
Penyakit ini sangat erat kaitannya dengan kebersihan
lingkungan dari individu, dengan standar hidup rendah, gizi yang buruk,
penyakit rakyat lain, dan mereka yang berkulit hitam lebih banyak yang mengidapnya
dibanding dengan yang berkulit putih. Penyakit
ini mudah menular di antara anggota keluarga yang hidup penuh-sesak. Mengenai
kulit, terutama kulit yang rusak akibat cedera atau luka dan sering tak beralas
kaki.
Sering dijumpai pada mereka yang sebelumnya pernah terkena
kudis, gigitan kutu, radang kulit, pada bagian kulit mana saja. Pria lebih
sering dari wanita, karena pria iebih
sering mendapat cedera.
Penularan selain melalui kontak langsung, juga dapat melalui
pakaian penderita, juga kadang-kadang melalui hubungan seksual, walaupun
jarang, karena penyakit ini paling banyak dijumpai sebelum berumur pubertas.
Sebenarnya kuman penyakit patek ini berkerabat dengan kuman
penyakit sifilis, termasuk golongan treponema (pertenue). Kuman ini memasuki
tubuh dan membentuk bintil merah, setelah beberapa lama kemudian berubah
menjadi borok patek.
Borok patek menyerupai buah frambusia dengan batas tegas.
Dan borok ini besarnya sekitar 2 sampai 5 cm, berdiri sendiri-sendiri dan bisa
terinfeksi dan membentuk penyakit kulit bernanah. Borok patek terasa nyeri dan
setelah sembuh menimbulkan bekas parut yang tidak akan hilang (berupa tompel).
Penyakit-penyakit yang bermula di kulit dapat menjalar ke
dalam tulang yang berdekatan, sehingga terasa ngilu di tulang, dan kelenjar
getah bening yang berdekatan dengan kelainan kulitnya membengkak dan radang.
Pada masa ini jika dilakukan suatu pemeriksaan darah, maka hasilnya positif.
Setelah memasuki stadium yang kedua, penyakit menyebar ke
semua tempat yaitu setelah tiga bulan. Dan biasanya tidak menimbuIkan kenyerian.
Borok yang menyerupai frambusia kebanyakan berukuran 1 sampai 3 cm dan
tumbuhlah kerak yang berwarna kuning di atasnya. Maka jika diangkat kerak
tersebut, tampaklah permukaan merah darah yang mudah sekali menjadi luka.
Kuman patek ini mudah sekali masuk ke kulit yang lebih hangat
dan yang lembab (basah). Terutama pada bagian ketiak,
selangkangan, telapak kaki, kemaluan maupun tangan. Kulit kepala dan selaput
lendir jarang sekali terkena. Namun pada daerah-daerah kulit yang berbatasan
dengan selaput lendir, malah tempat inilah yang cepat terkena, yaitu seperti
bibir, pintu vagina, dubur, dan pintu liang hidung.
Pada umumnya penyakit patek berakhir yaitu pada stadium kedua,
dan jarang sekali berlanjut ke stadium tiga yang sudah menyerang tulang,
sehingga telapak tangan dan kaki mengeras. Hal ini disebabkan karena penebalan
suatu lapisan tanduk. Stadium ketiga dapat terjadi, yaitu sepelah si penderita
terserang penyakit patek selama lima tahun maupun lebih. Terbentuknya luka
besar pada kulit dan tulang dimulai dengan adanya benjolan di bawah kulit yang
memecah sehingga terbentuklah tukak yang meradang. Hal semacam ini bisa terjadi
akibat kurangnya pengobatan yang intensif dan serius, maka penyakit terus
berlanjut dan berkembang.
Bagian-bagian tulang yang sering terkena biasanya tulang
panjang yang meradang, dan selanjutnya mengalami kematian jaringan-jaringan.
Akhirnya menimbulkan suatu kerusakan yang sangat parah dan jaringan-jaringan di
sekitar persendian akan terkena. Sehingga menimbulkan suatu kekakuan pada
persendian itu, dan timbullah kelainan bentuk.
Menurut para ahli yang menangani masalah penyakit patek,
bahwa penyakit ini tidak akan menimbulkan suatu kematian. Tetapi, akibat infeksi
yang terus menerus oleh kuman-kuman tumpangan atau komplikasi lainnya, dapat
juga berakhir dengan kematian.
Akibat bagian-bagian tubuh yang tumpil karena rusak maka si
penderita akan mengurangi untuk bekerja normal (biasa)-nya, karena persendian
dan tulang-tulang panjang yang meradang semakin parah apabila bekerja.
Sesungguhnya penyakit patek dapat dicegah, yaitu dengan
menghindari atau menjauhi penderita penyakit ini, dan mereka yang berisiko
tertular di rumah meningkatkan kebersihan, karena kebersihan lingkungan dan
perseorangan merupakan faktor yang paling dominan untuk menghindari penyakit
ini. Serta memberikan suntikan atau obat golongan penisilin. Obat golongan penisilin ini Juga dapat
mengobati penderita penyakit patek. Namun panderita penyakit patek yang sudah
mencapai stadium ketiga tidak akan dapat disembuhkan seperti sediakala karena persendian
dan tulang yang meradang sudah cacat.[]
Diolah dari berbagai sumber
Publish: Koran Berita Yudha (10/9/1991)
Komentar
Posting Komentar
Berkomentarlah dengan sopan agar kita bisa memberikan pengalaman yang baik untuk pengunjung. Terima kasih.