Langsung ke konten utama

Goa Soekarno Pasongsongan (Habis)

Ceng Rasidi (kanan) bersama penulis

Catatan: Yant Kaiy
Para ahli arkeologi (ilmu yang mempelajari kebudayaan/manusia masa lalu melalui kajian sistematis atas data bendawi yang ditinggalkan)  mengelompokkan fungsi gua berdasarkan pemanfaatannya sebagai berikut:

1. Pada jaman pra sejarah (primitif), gua dijadikan sebagai tempat berlindung satu-satunya oleh manusia dari serangan binatang buas. Juga sebagai tempat berlindung dari suaca panas dan hujan.

2. Sebagai tempat penambangan  mineral (kalsit/gamping, guano). Juga sebagai tempat perburuan  (wallet, sriti, kelelawar).

3. Sebagai tempat obyek wisata alam (rekreasi) bebas atau hobi yang pada ujungnya manusia akan lebih dekat dengan Yang Maha Pencipta.

4. Sebagai obyek sosial budaya (legenda, mistik). Orang-orang jaman dahulu salah satunya memanfaatkan gua sebagai tempat menyatukan diri dengan Sang Khalik.

5. Sebagai lokasi  air tanah potensial sepanjang tahun. Gua pada dataran rendah bisa menampung/menyerap air hujan lebih banyak ketimbang gua yang ada pada dataran tinggi.

6. Sebagai penyangga mikro ekosistem yang sangat peka dan vital bagi kehidupan makro ekosistem di luar gua.

Sekarang Goa Soekarno sudah disulap menjadi tempat alternatif bagi kunjungan wisatawan dalam berlibur. Sebagai tempat obyek wisata, Goa Soekarno memberikan sensasi tersendiri bagi siapa saja yang memasukinya.  Pengunjung akan diajak untuk menikmati peninggalan masa lampau yang sungguh menakjubkan karena keindahan dinding dan langit-langit gua.

Ayat-ayat Al-Qur’an
Allah SWT  telah memberikan keindahan alam ini untuk menjadi edukasi bagi manusia. Mengaji dan menjaga alam hasil ciptaan-Nya dalam Islam sangat dianjurkan karena semua itu untuk kepentingan manusia itu sendiri. Perenungan tentang alam semesta beserta isinya akan menggiring manusia kepada kehebatan Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala-galanya.

Diantara ayat-ayat  Al-Qur’an yang menyuruh atau memerintahkan untuk melestarikan lingkungan hidup adalah firman Allah SWT :

Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah (Muhammad), Bepergianlah di bumi lalu lihatlah bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (Al-Qur’an Surat Ar-Rum ayat 41-42)

“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan. Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu membawa awan mendung, Kami halau ke suatu daerah yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam  buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati, mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran.  Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan ijin Tuhan, dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya tumbuh merana. Demikianlah Kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”  (Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat 56-58)

Perintah Allah dalam ayat-ayat Al-Qur’an di atas sangatlah jelas, bahwa manusia sewajibnya dan sebisa mungkin untuk melestarikan alam dan lingkungannya dari kerusakan oleh tangan-tangan jahil manusia.

Juga Allah memerintahkan kepada manusia untuk mempelajari kisah umat-umat terdahulu (sejarah) yang dilaknat dengan bencana karena mereka tidak menghiraukan perintah Allah untuk senantiasa bersyukur  terhadap  pemberian Allah, bukan malah seenak perutnya berbuat kerusakan di muka bumi.

Seperti kita menjaga dan memelihara Goa Soekarno untuk kita nikmati keindahannya. Kita kaji ilmu dari Goa Soekarno sebagai peninggalan sejarah yang amat menawan.

Temuan Terbaru
Belakangan ini ada opini terbaru dari para ahli spiritual yang menerangkan, bahwa seseorang yang tinggal di dalam gua dalam beberapa menit saja, maka orang tersebut kesehatannya akan mengalami peningkatan yang cukup baik. Seperti tinggal di dalam Goa Soekarno. Hal itu disebabkan oleh pancaran unsur fosfat ke tubuh manusia yang ada di seluruh dinding Goa Soekarno. Dan menurut beberapa kalangan, hal tersebut sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia.

Juga dari langit-langit Gua Sukarno menetes air sejuk yang dipercaya oleh banyak orang sebagai air yang bisa membuat seseorang awet muda. Sugiman (orang yang terlibat dalam pembangunan Goa Soekarno) memberikan tips: Caranya tetesan air itu diusapkan ke wajah, maka akan terpancar aura awet mudanya.

Masih menurut Sugiman, di dalam Goa Soekarno  terdapat sumur. Air dalam sumur itu berkhasiat untuk kesehatan karena airnya masih alami dan mengandung mineral sangat tinggi. Alasannya, karena air tidak tercemar serta dinding sumur dari atas sampai ke bawah adalah batu fosfat.

Memang sampai saat ini belum ada riset medis yang komprehensif tentang pengaruh kesehatan bagi seseorang yang berada di dalam gua.[]

Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Bibliografi
-Kaiy, Yant, (2019), Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin, Menelisik Sejarah Pasongsongan yang Terputus, Sumenep: Rumah Literasi.
-Susanto, Arif, (2015), Pasongsongan Tanah Mardikan, Perspektif Sejarah dan Pengembangan Potensi Wisata di Kecamatan Pasongsongan, Sumenep: Kantor Kecamatan Pasongsongan.

Data Wawancara
1. K.H. Ismail Tembang Pamungkas, (da’i, sejarawan, pengasuh thoriqoh Desa Paberasan-Sumenep).
2. Drs. K.H. Mas Ula Ahmad (pengasuh pondok pesantren Assyafi’iyah Desa Panaongan-Sumenep).
3. Sri Sundari (pengamat sejarah Islam tinggal di Desa Panaongan-Sumenep).
4. Ustadz Abdul Karim Mastura (keturunan Syekh Ali Akbar tinggal di Desa Pasongsongan-Sumenep).
5. Madun, S.Pd. (Kepala SDN Padangdangan II Kecamatan Pasongsongan-Sumenep).
6. Kiai Syamsuri (tokoh adat Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep).
7. Agus Sugianto, S.Pd. (pengamat sejarah, guru di SDN Pasongsongan I Kecamatan Pasongsongan-Sumenep).
8. Hairul Anwar (pengusaha muda asal Panaongan-Pasongsongan, owner Madura Energy).


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nasib Guru Honorer PAI di Sumenep tidak Terurus

Catatan: Yant Kaiy Tidak adanya rekrutmen PPPK (Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja) bagi guru PAI (Pendidikan Agama Islam) di lingkungan Dinas Pendidikan Sumenep, menambah panjang penderitaan mereka. Karena harga dari profesi mulia mereka sebagai pendidik dibayar tidak lebih dari Rp 300.000,- per bulan. Rupanya pihak pemangku kebijakan masih belum terketuk hatinya untuk mengangkis mereka dari lembah ketidak-adilan. Sekian lama guru PAI terjebak di lingkaran mimpi berkepanjangan. Impian para guru PAI ini untuk menjadi PPPK menyublim seiring tidak adanya jaminan kesejahteraan. Namun mereka tetap berkarya nyata walau kesejahteraan keluarganya jadi taruhan. Mereka tetap tersenyum mencurahkan keilmuannya terhadap murid-muridnya. Animo itu terus bersemi karena ada janji Allah, bahwa siapa pun orang yang mendermakan ilmu agamanya, maka jaminannya kelak adalah surga. Barangkali inilah yang membuat mereka tidak bergolak dalam menyampaikan aspirasinya. Mereka tidak turu

Panji Gumilang Pesohor Akhir Kekuasaan Jokowi

Catatan: Yant Kaiy Emosi rakyat Indonesia berpekan-pekan tercurah ke Pimpinan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Zaytun, Panji Gumilang. Episode demi episode tentangnya menggelinding bebas di altar mayapada. Akhirnya, lewat tangan-tangan penguasa ketenangan dan kenyamanan Panji Gumilang mulai terusik. Telusur mereka berdasar pernyataan dirinya tentang beberapa hal yang dianggap sesat oleh sebagian besar umat Islam di tanah air. Cerita tentangnya menenggelamkan beraneka berita krusial dalam negeri. Isu ketidakadilan, kasus besar menyangkut hajat hidup orang banyak menyublim di dasar laut Al Zaytun. Banyak orang bertanya-tanya, seberapa perkasa Panji Gumilang di mata hukum Indonesia. Ia bertakhta atas nama kebenaran walau kadang berseberangan jalan dengan organisasi Islam yang ada. Mungkin baginya, berbeda itu indah. Sekarang tugas penguasa menyembuhkan suasana negeri ini menjadi baldatun thayyibatun wa rabbun ghofur. Tidak ada nilai tawar.[] - Yant Kaiy, Pimred apoymadura.com

SDN Panaongan 3 Layak Menyandang Predikat Sekolah Terbaik di Pasongsongan

Agus Sugianto (kanan) bersama Kepala Dinas Pendidikan Sumenep Agus Dwi Saputra. [Foto: Sur] apoymadura.com  - SDN Panaongan 3 terletak di Dusun Campaka Desa Panaongan Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Lokasinya masuk pelosok dengan jalan rusak ringan. Warga masyarakatnya sebagai besar bekerja di ladang sebagai petani. Musim penghujan mereka bercocok tanam jagung. Musim kemarau masyarakat lebih banyak menanam tembakau.  Ada pula sebagian dari mereka merantau ke kota lain. Bahkan ada yang bekerja di Malaysia, mengadu peruntungan agar kesejahteraan hidup lebih baik. Etos kerja warga masyarakat cukup tinggi. Mereka sadar, putra-putri mereka paling tidak harus punya pondasi keilmuan yang cukup. Agar dalam mengarungi hidup lebih indah, sesuai impiannya. Kendati perekonomian mereka rata-rata lemah, namun masalah pendidikan anak-anaknya menjadi sebuah prioritas. Karena mereka sadar, hidup bahagia itu lebih lestari dengan ilmu. Mereka menginginkan pendidikan putra-putrinya ke tingkat p