Tentang Korban Covid-19


Opini: Ahmad Jasimul Ahyak dan Yant Kaiy
Pandemi virus corona masih belum berhenti mengancam jiwa manusia. Kekhawatiran tersebut senantiasa menghantui setiap detak jantung. Sudah banyak korban meninggal dunia akibat virus laknat ini berjatuhan. Sementara dampak lainnya yakni tentang kesejahteraan hidup.Banyak orang yang kehilangan mata pencaharian lantaran tempat kerjanya ditutup.

Persentase Kematian Karena Covid Dibanding Kematian Bukan Covid
Proses kematian tentunya diawali dengan adanya kelahiran. Dimana proses ini terus menerus terjadi di setiap Negara, karena dua jenis ini “Kelahiran”, yang meningkatkan variabel keadaan dengan “Kematian”. Jadi secara logika kita tidak boleh merasa takut dengan adanya kematian, karena mati ini adalah milik makhluk (manusia).

Indonesia adalah Negeri yang sangat subur. Yang kami maksud bukan subur karena tanahnya tapi yang dimaksud adalah subur adanya penduduknya. Di hitung-hitung lumayan juga ternyata jumlah penduduk Indonesia menempati urutan ke 4 se dunia. Pemerintah semestinya bersyukur dengan adanya jumlah penduduk yang sangat banyak karena semua itu adalah takdir dari yang Maha Kuasa.

Angka Kematian Non Covid Dibanding Kematian Covid
Jumlah penduduk Indonesia 266,9 juta jiwa dengan komposisi 134 juta jiwa laki-laki dan 132,8 juta jiwa perempuan. Jadi jumlah kematian (moralitas) pada tahun 2019 sebesar 1,8 juta jiwa setahun sekisar 0,65% dari 266,9 juta penduduk, jika dibagi perhari ada 5000 penduduk meninggal saban harinya. Perlu dipertegas kembali kematian ini bukanlah disebabkan adanya virus corona.

Sedangkan data kematian yang terkena virus corona sampai saat ini hanya 831 jiwa yang melayang. Sehingga kalau dipersentasekan lebih banyak kematian yang bukan terkena virus corona. Jadi kalau kita kaji kenapa data kematian terkena virus corona selalu dibikin heboh disetiap berita yang selalu ditayangkan di televisi dan media sosial lainnya, dan sehingga berita ini membikin orang merasa takut, merasa tidak tenang karena selalu dihantui bayangan pandemi covid 19. Lebih parahnya lagi masyarakat sudah enggan untuk beraktivitas sehingga mengakibatkan dampak yang sangat luar biasa terhadap perekonomian masyarakat.

Dampak Perekonomian di Bulan Puasa
Dengan semakin mewabahnya virus corona di bulan Puasa meski tidak dapat dipastikan jika mereka semua adalah pasien covid 19. Dengan pembatasan pergerakan dan aktivitas masyarakat untuk tidak keluar rumah otomatis secara tidak langsung mengisolasi pekerjaan serta nafkah masyarakat. Lebih ironisnya lagi yang mempunyai pekerjaan pas pasan, hanya mencari pekerjaan cukup bisa di makan satu hari apalagi di bulan Puasa yang membutuhkan segala macam untuk persiapan di hari lebaran nanti. Di pikir-pikir siapa yang akan menanggung beban penderitaan rakyat selama virus corona belum tersingkirkan.

Semoga masyarakat kita bisa mengambil hikmah dari pandemi Covid-19. Kesabaran atas musibah ini bagian paling vital agar kita tidak terus berkubang dalam derita. Sikap panik bukanlah solusi mengatasi situasi yang galau seperti sekarang.[]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Madura Breaking News💥 BKN Resmi Tunda Pelaksanaan Seleksi PPPK Tahap II😭 Peserta Wajib Tahu😭🆘

Praktik Korupsi BSPS di Sumenep Terungkap, Kades 🅱️🅾️ngkar Sistem Jual Beli yang Merugikan

KKG Gugus 02 SD Pasongsongan Gelar Rapat Rutin Bulanan

Besok‼️ Penyerahan SK CPNS dan PPPK di Sumenep, Momentum Awal Pengabdian bagi Ratusan Calon ASN

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Kepercayaan Publik terhadap SDN Panaongan 3 Kian Meningkat, Wujud Nyata Pembelian Kendaraan Roda Tiga🔥

Luar Biasa🔥 Polres Sampang Tertibkan Kendaraan Bermotor, Razia hingga Kecamatan⁉️

Inspirasi Kepala Sekolah: Agus Sugianto Bangun Kedekatan dengan Murid SDN Panaongan 3😁