Mengenal Etnis Desa Pasongsongan

Makam Syekh Ali Akbar di Dusun Pakotan Pasongsongan-Sumenep.
Opini: Yant Kaiy
Desa Pasongsongan masuk dalam wilayah Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Desa yang terkenal dengan “petis pancetan” (sebuah penganan terbuat dari air rebusan ikan) ini ternyata memiliki sejarah mengagumkan. Tonggak sejarah itu dimulai dari syiar Islam yang dilakukan terang-terangan oleh Syekh Ali Akbar Syamsul Arifin di pesisir utara Pulau Madura.

Siapa sebenarnya Syekh Ali Akbar? Beliau putra tercinta Syekh Kholid atau masyarakat mengenalnya dengan Kiai Talang Takong. Syekh Ali Akbar saudara sepupu dengan Nyai Nairima, ibunda Raja Bindara Saod. Jadi tokoh arifbillah ini merupakan paman dari Raja Sumenep yang ke-29, Raja Bindara Saod.

Disinyalir Syekh Ali Akbar berdarah Arab. Walau tak ada fakta kuat tentang semua itu, akan tetapi dari sebutan “syekh” bisa merujuk pada etnis Arab. Umumnya keturunan beliau berambut ikal dan berkulit kuning.
 
Daun pintu Astah Syekh Ali Akbar.
Syekh Ali Akbar meninggal dunia pada 14 Jumadil Akhir 1000 Hijriah/Sabtu, 28 Maret 1592 Masehi. Peran beliau dalam Islam sangat menakjubkan. Berkat perjuangannya, masyarakat Desa Pasongsongan dan sekitarnya yang sebelumnya memeluk kepercayaan animisme dan dinamisme, berubah menjadi masyarakat muslim.

Kuburan Syekh Ali Akbar ada di Dusun Pakotan Desa/Kecamatan Pasongsongan Kabupaten Sumenep. Beliau mendapat penghargaan dari Raja Bindara Saod atas jasa-jasanya telah merubah peradaban masyarakat di pesisir utara Pulau Madura menjadi bertakwa terhadap Allah SWT. Penghargaan itu berupa pemberian tanah sangat luas kepada beliau. Tanah tersebut sekarang bernama Dusun Pakotan masuk Desa Pasongsongan.
 
Pelabuhan Pasongsongan saat ini.
Cina Masuk Pasongsongan
Adalah King dan keluarganya yang berasal dari Tiongkok Tibet pertamakali masuk lewat Pelabuhan Pasongsongan. Abad XV Pelabuhan Pasongsongan merupakan pelabuhan terbesar di Madura dan menjadi tempat sentral perdagangan dari segala penjuru dunia.

King diperkirakan masuk Desa Pasongsongan pada abad XVIII sesuai dengan beberapa wawancara penulis kepada keturunannya. King dan keluarganya pemeluk Islam taat. King sukses menjalankan perniagaan di Pasongsongan. Beliau dan keluarganya menjadi orang terkaya di Desa Pasongsongan.

Keturunan King sekarang ada di Kampung Peranakan, tepatnya di kanan-kiri sepanjang Jalan Raya Kiai Abubakar Sidik Desa Pasongsongan. Rumah-rumah besar dan megah dengan arsitektur berbeda dari rumah-rumah penduduk lokal masih bisa disaksikan sampai sekarang.

Jadi kesimpulannya Desa Pasongsongan didiami tiga etnis, yaitu Etnis Madura (penduduk lokal), Arab dan Cina. Sejak kemerdekaan RI mulailah berdatangan etnis lain ke Pasongsongan.[]


Yant Kaiy, penjaga gawang apoymadura.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Madura Breaking News💥 BKN Resmi Tunda Pelaksanaan Seleksi PPPK Tahap II😭 Peserta Wajib Tahu😭🆘

Praktik Korupsi BSPS di Sumenep Terungkap, Kades 🅱️🅾️ngkar Sistem Jual Beli yang Merugikan

KKG Gugus 02 SD Pasongsongan Gelar Rapat Rutin Bulanan

Besok‼️ Penyerahan SK CPNS dan PPPK di Sumenep, Momentum Awal Pengabdian bagi Ratusan Calon ASN

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Kepercayaan Publik terhadap SDN Panaongan 3 Kian Meningkat, Wujud Nyata Pembelian Kendaraan Roda Tiga🔥

Luar Biasa🔥 Polres Sampang Tertibkan Kendaraan Bermotor, Razia hingga Kecamatan⁉️

Inspirasi Kepala Sekolah: Agus Sugianto Bangun Kedekatan dengan Murid SDN Panaongan 3😁