Nasi Jagung dan Sayur Kelor: Warisan Rasa yang Tetap Dicintai Warga Kota Keris

Nasi Jagung dan Sayur Kelo

Di tengah kian menjamurnya kuliner modern dan cepat saji, menu tradisional seringkali dianggap mulai tersisih. 

Tapi justru di Kota Keris Sumenep menunjukkan hal sebaliknya. 

Nasi jagung dengan sayur kelor, sebuah sajian sederhana yang akrab di dapur-dapur Madura sejak dulu, ternyata masih jadi pilihan favorit bagi sebagian besar masyarakat. 

Tidak sekadar nostalgia, melainkan karena cita rasa, harga yang terjangkau, serta manfaat kesehatan yang makin diapresiasi.

Warisan Leluhur yang Tak Lekang oleh Waktu

Nasi jagung telah lama jadi identitas pangan masyarakat Sumenep. 

Tekstur sedikit kasar namun gurih dipadukan dengan sayur kelor, menjadikan menu ini bukan hanya mengenyangkan, tapi juga menghadirkan kesederhanaan yang memikat. 

Banyak warga mengaku, meski sudah mengenal beragam jenis nasi modern, tetap saja nasi jagung dan sayur kelor menghadirkan “rasa rumah” yang tak tergantikan.

Uniknya, sebagian warung tradisional di Sumenep ada menu nasi jagung.

Fenomena ini menunjukkan bahwa makanan lokal bukan sekadar pelengkap kuliner, tapi benar-benar jadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Nasi Jagung dan Sayur Kelo

Didukung Para Ahli Kesehatan

Selain jadi favorit masyarakat, menu ini juga mendapat dukungan kuat dari para ahli kesehatan dan ahli gizi. 

Mereka menyarankan pola makan berbasis pangan lokal seperti nasi jagung dan sayur kelor karena memiliki kadar gizi tinggi.

Khusus bagi penderita kencing manis (diabetes), makanan ini dinilai lebih aman dan membantu mengontrol kadar gula darah. 

Jagung memiliki serat yang tinggi sehingga membantu memperlambat penyerapan gula. Sementara itu, kelor dikenal sebagai “superfood” yang kaya vitamin C, vitamin A, kalsium, serta antioksidan kuat yang baik untuk metabolisme tubuh.

Ketika disajikan bersama lauk ikan laut, kandungan gizinya jadi kian lengkap. 

Omega-3 dari ikan membantu kesehatan jantung dan memperbaiki fungsi sel, menjadikan kombinasi ini bukan hanya lezat, tetapi juga sangat menyehatkan.

Potensi Pangan Lokal yang Perlu Terus Didukung

Melihat antusiasme masyarakat dan besarnya manfaat kesehatan, sudah selayaknya pemerintah daerah, pelaku kuliner, dan masyarakat sendiri terus mendukung keberlanjutan pangan lokal ini. 

Mulai dari edukasi gizi di sekolah, promosi kuliner tradisional, hingga mendukung petani jagung dan penanam kelor agar terus berkembang.

Dalam era yang serba cepat ini, menjaga makanan tradisional bukan berarti menolak modernitas. 

Justru melalui pangan lokal, kita belajar bahwa kearifan nenek moyang seringkali menyimpan solusi sederhana untuk kesehatan dan ketahanan pangan masa kini.

Penutup

Nasi jagung dengan sayur kelor bukan hanya sekadar menu jadul yang bertahan di tengah perubahan zaman. 

Ia adalah bagian dari identitas Sumenep, paduan cita rasa, kesederhanaan, dan manfaat kesehatan yang nyata. 

Ketika masyarakat masih setia menikmatinya dan para ahli kesehatan mendukungnya, maka jelas: makanan lokal punya masa depan cerah, selama kita mau merawat dan menghargainya. [sh]

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Soal-soal Bahasa Madura Kelas IV SD

Soa-soal Bahasa Madura Kelas III

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura PAS Kelas IV SD

Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Madura Kelas 3 SD di Sumenep

Surajiya dan Juan Dali: sebuah Enigma dan Anak Kecil yang Mewarnai Langit

LPI Nurul Ilmi Gelar Peringatan Hari Guru Nasional 2025 dengan Baca Yasin, Tahlil, dan Doa Bersama

Mitos Uang Bernomer 999

Jurnal Pembelajaran Mendalam dan Asesmen 2.0 (Umum) dengan Topik Pendekatan Understanding by Design dalam Perencanaan Pembelajaran

Contoh Jurnal PPG Modul 1 Pembelajaran Sosial Emosional, dengan Topik Pentingnya Collaborative, Social, and Emotional Learning (CASEL)

Jurnal Pembelajaran PPG Modul 2 Filosofi Pendidikan dan Pendidikan Nilai